Episode 2

378 20 0
                                    

"Bagaimana rasanya mati?" Taufan bermenolog,manik shappire indahnya nampak menerawang sesuatu dibalik langit yang cerah ini, Thorn menoleh, pelipisnya berkerut.

"Apa maksud kakak?.." Thorn meneguk salivanya. Memohon agar pikiran yang ada diotaknya tidak sampai terjadi. Taufan mengembangkan senyumnya.

"Mati..itu,dimana disaat kita akan tertidur lelap,tanpa terbangun lagi,meninggalkan dunia dan menuju alam lain,hehe..kuharap itu menyenangkan.." ujar Taufan menjawab pertanyaan sendiri,miris.

Air mata Thorn tumpah,kenapa jalan hidup sang kakak harus dengan dibenci oleh para saudaranya? Thorn ingin mereka kembali menerima sang manik shappire.

"Kak ufan jangan bilang gitu,Thorn jadi sedih.." ucapnya yang terisak isak. "Ah,aku memang kakak yang buruk,bisa bisanya aku membuat adikku menangis.." Taufan berujar lagi.

Plak!

"THORN GK SUKA KAK TAUFAN BICARA SEPERTI ITU!!!"

Pipinya perih,matanya terasa panas sekarang, sang adik didepannya sudah muak dengan kelakuannya. Hingga kini tamparan penuh kekecewaan datang dipipi kanannya.

"Hiks..kak..hiks.."

"Maaf..." satu kata yang hanya bisa diucapkan Taufan kali ini,Thorn teriris melihat sang kakak begini.

Brugh..

Kini pelukan hangat datang padanya, pemberi kesemangangatan,pencerah dan cahaya hidupnya. Ini yang ia harapkan dari semua saudaranya.

Rasanya,waktu berjalan dengan sangat cepat, baru saja dia dihinggapi kehangatan, sekarang,kedinginan menjadi teman sejatinya,menjadi teman disela sela merahnya darah.

"TAUFAN!!!"

Halilintar tercekat,kerongkongannya serak bak tak teraliri air beribu tahun. Matanya memanas,hatinya terkoyak bagai terterpa beliung.

Tetesan air mata,tertumpahkan untuk menangis sosok yang telah tiada,andaikan,Halilintar lebih berhati hati ketika menyebrang jalan. Ini semua tidak akan terjadi..

Sama sekali tidak akan terjadi.

Thorn sudah menutup mulutnya kuat kuat,mencoba untuk tak meraung,menangis dalam diam,walaupun itu sangat menyesakkan. Solar hanya menunduk,tak mampu melihat wajah damai kakaknya.

"Ke-kenapa kalian baru sadar sekarang, hah!!!" hardik thorn,dirinya tak tahan lagi sekarang, amarahnya membeludak.

"Dia kesepian sejak dahulu,dan hanya kalian yang tak peduli padanya!! hiks" diantara riuhnya keramaian,pendengaran Thorn berdengung,pandangannya berputar,nafasnya nampak tak beraturan.

Tubuhnya limbung dan entah siapa yang menahan tubuhnya,perlahan lahan,kegelapan mulai menyergap indera penglihatannya,samar samar, bisikan hangat menyapa diluar angan anganya.

Kakak bebas...

Tanpa disadari olehnya
Dia melarikan diri dari jangkauan kalimat maaf nya, tanpa Halilintar sadari,ia telah menerima banyak beban dan kesepian selama ini.

Haruskah Halilintar berteriak pada langit,untuk bisa membuat taufan memaafkannya.

Yang bisa dilakukan hanyalah berdo'a,dan memohon untuk tidak lagi terulangnya kisah ini.

_____________^°^_____________end. 

Sumpah, bahasanya obrak abrik..
Maklumin aja dah,gw tuh paling gabisa kl suruh buat kata kata baku.

Vomen y anzay.




























Naon..orang udah selesai.

Tembus 200 vote gw update deh..
Yok,ramein..masa baca doang sih


Oneshoot ~Halitau-√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang