Note's Author : para elemental pergi untuk berwisata kecuali Halilintar Taufan dan Gempa.
Happy Reading All..
Krietttt...
"Aku pulang.." sapa taufan,keheningan menyapa sosok shappire itu,kaki jenjangnya melangkah memasuki rumahnya.
Taufan mengganti pakaiannya dengan baju santai,mendudukkan dirinya dimeja belajarnya mengeluarkan sebuah Buku Diary milik snag angin periang
Hari ini aku lagi lagi mendapat kan bentakan dari adikku sendiri,hatiku begitu sakit,
Tapi aku tetep bahagia bisa hidup bersama kakak ku dan adikku..
Krukkkkk~~~
Taufan tersenyum memandangi perutnya yang semakin kurus saja,wajar.. Dia sudah tidka makan selama satu setengah hari. Taufan menyambar jaketnya lalu pergi menuju akfamart terdekat. Tanpa ia sadari,sepasang mati sedang mengintai dirinya.Skip
Dirumah taufan
"Gem,ini buku diary taufan?" tanya Halilintar mendapati sebuah buku berwarna biru berhias kupu kupu biru. Gempa terpengarah "itu benar..bisakah kau membawanya kesini?" pinta gempa,mereka melihat bersama.
Halilintar melihat banyak tulisan tentang bulkyan taufan disekolahnya.
Kini tidak ada lagi yang melindungiku..
Setelah papa dan mama meninggalkanku..
Kakak dan adiku pun tidak ada yang perduli lagi padaku..
Apa aku harus tiada didunia ini?Halilintar merasakan matanya memanas,emosinya memuncak,tanganya menghempaskan buku itu sampai terjatuh,gempa teekejut dibuatnya.
"Bagaimana aku bisa lalai seperti ini!adikku dibully!!kenapa aku tidak ada disampingnya pada saat itu!!" Halilintar berteriak meremas rambutnya. Merasa gagal sebagi seorang kakak.
Halilintar mendatangi rumah pembully taufan,menghajarnya habis habisan,Halilintar sangat merasa tak berguna sebagai seorang kakak.
"Sialan,bagaimana bisa kau membully adikku sialan!!" bentak halilintar "kak hali,ada apa denganmu..jangan sampai kau membunuhnya!" ucap gempa
Disaat yg bersamaan taufan melewati gerbang rumah sang pembully yang terdengar ribut. Taufan yang melihat Halilintar segera berlari menghiraukan makannya yang sedari tadi tumpah dijalan.
"Kak hali!ada apa denganmu!?gempa..jelaskan padaku!?" tanya taufan
Gempa pun menjelaskan semuanya."Maafkan gempa kak..hiks..gempa sudah salah sebagai seorang adik..hiks.. Maaf.." isak gempa sembari menaruh tangan lembut taufan dipipinya.
Taufan tersenyum,melirik Halilintar yang masih asik memandangi drama keduanya,mata Halilintar berkaca kaca. Taufan pun mencoba menenangkan kakaknya.
"Kak..ayo pulang..taufan sudah memaafkan dia.." ujar taufan lagi. "Diam!dan tidak usah ikut campur!"bentak hali.
Taufan tersenyum getir,matanya menutup menahan air mata yang hendak membeludak,Taufan tidak kuat..ia berlari menjauhi sang kakak dan adiknya itu.
Gempa menatap Halilintar sendu "kak hali.. Susul kak Taufan, kakak tidak tahu tentang apa yang terjadi..kematian itu hal yang akan dialami oleh setiap manusia kak.." ucap lirih gempa,hatinya benar benar sakit bila dipaksa menerima bahwa sang penyinar mereka telah pergi.
"Gempa juga gk mau kehilangan mereka..tapi pikirin juga kak taufan,dia juga tersiksa!" ucap gempa,air matanya turun membasahi pipinya,gempa sudah tidak kuat, batinya memberontak, hatinya bagai tersayat ribuan pisau tajam.
"Gempa harap, kakak gk akan menyesal nantinya..karna setiap perlakuan kakak kepada kak taufan..selalu akan ada penyesalan.." ucap gempa,lalu pergi meninggalkan Halilintar,membawa sang korban amukan Halilintar kerumah sakit.
Halilintar berlari menyusul taufan.
"Taufan!!" Halilintar berteriak ketika melihat taufan berlari menjauh darinya,taufan semakin memecut langkah larinya,rasanya dirinya hancur,apakah dia memang tidak pantas bahagia...
Halilintar menghentikan lariannya,tangannya menggapai sang adik yang kini ikut berhenti,Taufan memutar badannya. Menoleh ke Halilintar yang tengah berada di tengah jalan.
Sebuah mobil seperti kehilangan kendalinya,melaju dengan kecepatan maksimal. Mata Taufan membulat,dirinya kembali memecut langkah kearah Halilintar dan sesegera mungkin mendorong tubuh sang kakak.
Halilintar melihat taufan menggumamkan 'maaf' dan seketika itu tubuh mungil adiknya tertabrak keras oleh mobil yg melaju.
Hali yg melihat itu langsung terdiam .
Melihat itu halilintar segera menghampiri taufan yg sudah terbaring lemah,dan menaruh kepala adiknya di pangkuannya. "Kau tertidur?jangan tidur disini..ayo tidur dirumah..kakak akan melakukan apapun untukmu..asalkan kau bangun sekarang.. Hiks.." ujar halilintar lembut.Tetap tidak ada perubahan dengan sang angin,Halilintar menahan dirinya agar tidak meledak disini.
"Taufan..kenapa..hiks..kenapa..hiks..kenapa..aku tidak mau kehilangan dirimu!ayo bangun! Bangun!!hiks..bangun bodoh!!" teriak halilintar
Orang orang yg melihat itu hanya bisa diam.
"Hiks.....TAUFAN!!!" teriak halilintar. Air matanya tak terhitung berapa yang telah menetes membasahi wajah penuh darah taufan.Memeluk,dan mendekap tubuh itu,mwncoba menyalurkan kehangatan yang selama ini tidak dia berikan kepada sang adik. Mata shappire itu kini tertutup kelopak matanya,wajahnya begitu damai.
Gempa yg telah sampai langsung menangis melihat itu. Namun mereka bisa apa, kematian tidak ada yg tahu,sampai pada akhirnya mereka merelakan taufan untuk diambil oleh bunda dan ayah nya yg sudah duluan ke alam lain.
begitulah perjuangan taufan menghadapi hidupnya yg pahit,dan saat dibawa kerumah sakit sang manik shappire telah menghembuskan nafas terakhirnya berakhir sudah cerita ini.
__________^°^__________ end
Hay hay hayyy
Gimana seru nggakNangis loh yyy
//tabur bawang dimana mana lalu kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot ~Halitau-√
FanficTentangnya... Taufan sang cahaya kehidupan Halilintar.. WARNING⛔ -Jangan copy copy.. -Berikan komen yang sesuai -jangan kritik berlebihan.. -dll.