#SEPUPU

227 23 20
                                    

Hari sudah menjelang siang, namun si bungsu Ariandi masi setia menutup matanya. Setelah kejadian tadi pagi, Ali terus berada di kamar Alwi untuk menemani kembarannya itu.

" Kak " Ali yang sedang asik memainkan ponselnya langsung menolehkan kepalanya ketika Inne memanggil nya

" Kenapa Bun?" Tanyanya, Inne berjalan menghampiri Ali yang sedang tiduran di karpet kamar Alwi.

" Adek belum bangun dari tadi?" Inne megusap tangan Alwi yang berada dekat dengan nya.

Jadi posisi Ali dan Inne berada di karpet samping ranjang Alwi.

" Tadi Adek sempet bangun, cuma ya gitu Bun katanya pusing jadi Ali suruh Adek tidur lagi" mendengar penuturan anak nya, Inne menghela nafasnya lalu berucap

" Adek di bawa kerumah sakit aja kali ya kak, bunda khawatir sama Adek "

" Ali juga khawatir Bun, tapi apa Alwi mau di bawa kerumah sakit? " Tanya Ali, karena memang ia tau gimana kembarannya itu, Alwi paling susah jika harus berurusan dengan rumah sakit, tapi ia paling sering sakit.

" Tap..." Belum sempat Inne mengucapkan kan kata, sudah ada suara yang menginterupsi obrolan Ali dan Ine

" Tann" panggil Edgar, Edgar adalah sepupu dari pihak Inne, jadi ayahnya Edgar kakak beradik dengan inne, atau lebih jelasnya ayah Edgar anak pertama, inne anak kedua, dan Erik anak ketiga.

" Ed dari kapan kamu disini?" Tanya inne

" Barusan Tan, baru nyampe" jawab Edgar

" Kamu sendiri kesini Ed?" Tanya inne lagi

" Nga Tan, Edgar kesini Sama Jayden, dia lagi di bawah ngobrol sama Rasen dan karlesha" inne hanya ber oh ria mendengar jawaban Edgar

" Keadaan Alwi sekarang gimana Tan? Edgar denger dari om Erik katanya Alwi kejang tadi pagi" lanjut nya, Edgar mendudukan dirinya di ranjang sebelah Alwi tidur, ia mengelus kening Alwi pelan

" Masi belum membaik Ed, tadi juga Alwi mutah-mutah" jawab inne

" Kenapa nga di bawa ke rumah sakit aja Tan?"

" Abang lupa? Alwi kan paling anti sama rumah sakit bang, yang ada ntar ngambek bocahnya" bukan inne yang menjawab, melainkan si tengil Ali

" Iya si Li, tapi mau gimana lagi, Abang nga tega liat nya" jawab Edgar

" Iya juga si bang" lalu hening tak ada percakapan yang keluar lagi hingga terdengar lenguhan kecil dari Alwi

" Nghhh Bun" lirih Alwi

" Iya sayang bunda di sini nak" seru Ine sembari mengelus pipi Alwi

" Pusinggg" tatapan sayu yang di berikan oleh Alwi mampu membuat 3 orang yang ada disana semakin khawatir kepadanya.

" Kita kerumah sakit ya dek" tawar inne

" Nga mau Bunda, Alwi nga mau ke rumah sakit" sudah ku katakan Alwi memang paling anti dengan rumah sakit

"Tap..."

" Bunda nga mau hiksss Alwi nga mau kerumah sakit bunda hikss nga mau" rengek Alwi

Inne langsung memeluk Alwi guna memenangkan anak bungsunya tersebut.

" Iya iya nga kerumah sakit dek" Ine mengelus punggung si bungsu.

Mendengar perkataan Ine, Edgar dan Ali membuang nafasnya dengan kasar. Mereka bingung memikirkan cara bagaimana supaya Alwi mau di bawa ke rumah sakit, jangan suruh mereka membawa Alwi dengan paksa, karena mereka tak akan tega.

" Shuttt udah jangan nangis lagi ok, kita nga jadi kerumah sakit kok" ucap Ine, karena Alwi Masi terus menangis.

Alwi menganggukkan kepalanya lalu berkata " Jan..hikksss janji ya hikss Bun" sambil mengacungkan jari kelingking nya ke arah Inne.

Inne, Ali dan Edgar yang melihat itu menggigit bagian dalam mulutnya karena kepalang gemas kepada Alwi.

"Iya bunda janji sayang" inne manautkan jari kelingking nya dengan Alwi sembari mencium kening putranya tersebut.

"Masi pusing kepalanya dek?" Lanjutnya

" Huumm, Masi pusing tapi nga papa awi strong kok" jawab Alwi

Edgar dan Ali yang mendengar itu memutar bola matanya malas, sedang kan Inne hanya tersenyum mendengar penuturan dari anaknya.

" Hilih cil cil gegayaan strong strong segala, barusan juga nangis" tengil Ali

"Bundaaaa" rengek Alwi kepada inne karena tak terima dengan ucapan Ali, padahal kan emang fakta ya kalo dia barusan nangis hhh.

" Ali, udah ah jangan usil" tegur inne

" hehe maap Bun bercanda" ucap Ali

Jangan tanyakan Edgar kemana, karena jawabannya ia masi di sana dan asik melihat keusilan Ali terhadap saudara kembarnya.

######

Rasen, karlesha dan Jayden Masi asik mengobrol di ruang tv, sembari di temani cemilan yang di bawa Jayden.

" Jay nga kekamar Alwi? " Tanya Rasen ke Jayden, karena memang jika Edgar dan Jayden ke rumah mereka, orang yang pertama di cari pasti Alwi, nah ini tumben-tumbenan nyangsang di ruang tv bareng karlesha dan Rasen.

" Nanti aja gantian sama bang Edgar, lagian di kamar Alwi udah ada Ali, Tante sama Bang Edgar, takutnya nanti tidur Alwi keganggu kalo aku ikut kesana" jawab Edgar, sedangkan Rasen dan Karlesha hanya mengangguk kan kepalanya pertanda mengerti.

Jangan bingung kenapa Jayden bisa tau jika Alwi sedang tidur, itu semua karena Rasen dan Karlesha sudah menceritakan kejadian tadi pagi kepada Jayden.

" Eh Sha si Aji tuh ngechat aku terus, katanya kamu suruh buka block an nya" ucap Jayden tiba-tiba

Karlesha yang mendengar nama si mantan pacarnya pun langsung berubah drastis mood nya, ya gimana ya si Aji itu rese menurut Karlesha, udah jadi mantan tapi Masi suka ikut campur urusan karlesha, kan Karlesha jadi nga nyaman, apalagi menurut Karlesha, Aji itu terlalu mengekang dia makanya ia lebih memilih mengakhiri hubungan yang tidak sehat itu.

" Nga mau dan nga akan pernah aku buka block an nya" jawab karlesha ketus

" Hadeh terus ini gimana dah, malah jadi aku yang berasa di teror, saben hari dia ngechat loh sha, nyuruh aku bilangin ke kamu biar buka block an nya" Jayden

" Tinggal di blok kenapa si, mau aja di suruh-suruh kaya babu" sumpah mood karlesha hancur gara-gara satu nama itu

" Pftttt lagi simulasi jadi babu si Jayden Sha wkwkwk" timpal Rasen

" Anak tampan kudu tabah di bilang babu, untung sepupu" ujar Jayden tersenyum paksa

TBC
Jangan lupa komen ya, karena komenan kalian itu semangat bagiku hehehe
Maaf kalo Masi kurang bagus dan kurang nyambung dalam pemilihan kata
Sorry for typo juga ya
_NAZ

⚛ Ali & Alwi ⚛ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang