🌲 3 🌲

17 2 1
                                    

Srukk Srukkk

                        ---------------------

Aku melihat Anta yang sedang menanam tanaman stroberi di kebun belakang, ohh~ jadi susu stroberi yang ku minum tadi pasti hasil dari buah stroberi yang Anta tanam di kebun ini, hmm jarang ya melihat seorang anak laki-laki yang suka berkebun sepert...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku melihat Anta yang sedang menanam tanaman stroberi di kebun belakang, ohh~ jadi susu stroberi yang ku minum tadi pasti hasil dari buah stroberi yang Anta tanam di kebun ini, hmm jarang ya melihat seorang anak laki-laki yang suka berkebun seperti Anta. Tanpaku sadari, Anta dari tadi memperhatikanku yang melamun menatapnya."Heii, ngapain kamu dari tadi di situ??" tanya Anta heran melihatku yang menatapnya dari tadi, "Ohh iyaa, kamu tadi di panggil Mamamu lohh, terus aku diminta panggilin kamu." kataku padanya, "Oh baiklah" katanya kemudian berdiri dan membersihkan tangannya yang kotor terkena tanah saat menanam stroberi tadi. "Ayo masuk" katanya padaku, "Ya, pasti lah" sahutku menjawab perkataannya.

                                 ~~~

"Anta ayo bantu Mama panggilkan Papamu yang kebo itu" kata Bibi ke Anta, "Okee siapp Ibunda ratu" sahut Anta dengan posisi tangan siap. Setelah berucap Anta pun pergi ke kamar atas untuk membangunkan Papanya. "Acoraly, ayo sini bantu Mama menyiapkan makanannya." kata Mama, "Okayy Maa" jawabku "Acoraly, coba kamu bangunkan Papa di kamar" kata Mama setelah semua makanan tertata di meja makan, "Baik Maa" sahutku, kemudian bejalanan ke arah kamar. Aku melihat Papa yang baru saja keluar dari kamar mandi, "Eh, ada Acoraly" kata Papa saat melihatku baru masuk ke dalam kamar, "Pa, ayo ke dapur Mama dan Bibi sudah memasak sarapan pagi ini" kataku sembari berjalan kembali ke dapur, sebelum keluar Papa mengatakan sesuatu yang membuatku kaget sekaligus sedih, "Acoraly, Papa tidak bisa merasakan tangan kiri Papa, sepertinya tangan kiri Papa lumpuh akibat terkena serangan dari monster kemarin." kata Papa dengan muka yang tidak bisa dideskripsikan. Aku ingin menangis mendengarnya, itu adalah hal yang tidak bisa kubayangkan terjadi di depan mataku. "Paaa", aku mulai menangis dan Papa langsung menenangkanku, "Tidak apa-apa Nak, ini tangan kiri Papa lumpuhnya sementara kok tidak permanen" kata Papa, "Syukurlah hikss, kenapa hikss Papa tidak bilang hikss dari awal sihh hikss jika lukanya tidak hikss permanen hikss" ucapku sambil segugukan, "Ya maaf, Papa lupa bilang" kata Papa dengan muka cengengesannya, "Yaudah, ayo kita ke dapur Paa" kataku mengajak Papa ke dapur.

[07.24]

24]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LARI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang