Bi Jum

21 14 41
                                    

Suasana kantin yang sangat ramai membuat seorang ibu parubaya kewalahan melayani para siswa.

"Bi Jum, biar kita bertiga bantuin ya," dengan cekatan Alta menuangkan kuah pada beberapa mangkuk mie ayam lalu mengantarkannya ke meja.

Aquila Altair yang kerap di panggil Alta atau Al memang sering membantu Bi Jum saat jam istirahat. Penjaga kantin parubaya itu juga selalu memberi Alta dan kedua sahabatnya seporsi mie ayam saat selesai membantunya.

Alta, Adit dan Ersya sudah berteman sejak duduk di bangku sekolah dasar. Lebih sering bergaul dengan kedua teman cowoknya membentuk karakter Alta yang tomboy.

"Bi Jum, kok mie ayamnya asin?!" bentak seorang siswi dengan rambut yang di urai dengan hiasan kepala yang cukup mencolok itu membuat seisi kantin menoleh padanya.

Terlihat dari pupil matanya yang mengecil, wanita parubaya itu tersentak kaget. "Ma-maaf nak, biar bibi ganti ya mie-nya."

Ini salah satu alasan kenapa Alta sering membantu Bi Jum di kantin. Beberapa siswa kadang mengerjai Bi Jum hanya agar ia tak perlu membayar mie ayam yang sudah dipesannya.

"Gak usah bi," jawabnya lalu melenggang pergi tanpa membayar sepeser pun.

"WOI!" teriak Alta berjalan menghampiri gadis tersebut dengan membawa semangkuk mie ayam yang tidak ia bayar.

Sementara yang dipanggil menoleh dan menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya 'ada apa'.

Byuuurr...
Rambut yang tadinya berwarna hitam lurus kini berubah menjadi kuning bergeriting. Jika iklan di televisi menampilkan gadis yang terlihat sexy saat rambutnya basah, kali ini iklan yang Alta buat di depan matanya jauh lebih sexy dan menawan hingga membuat seisi kantin yang melihatnya seharusnya terpesona atau justru terbahak-bahak.

"Eh maaf kak, sengaja. Kasian mie ayamnya belum dihalalin eh malah ditinggal pergi." ucap Alta cengengesan lalu meninggalkan gadis tersebut.

Seisi kantin riuh melihat apa yang Alta lakukan. Tidak sedikit yang mencibirnya namun Alta tak peduli.

"Nak Al, tidak boleh begitu," ucap bi Jum membelai rambutnya.

"Bi, Alta cuma melakukan apa yang harus dilakukan. Alta nggak mau ada yang semena-mena dengan bibi."

"Tadi itu nggak seberapa sih bi, sebenarnya Alta mau sekalian nusuk lidahnya terus disuir buat menu baru besok," gumam Alta sambil membolak balikkan garpu yang ia pegang lalu menusukkannya pada suiran ayam di hadapannya.

Suasana kantin yang riuh seketika sepi bersamaan dengan suara bel yang menandakan jam pelajaran berikutnya segera dimulai.

...

Semua siswa kelas XI IPS 1 berlari mengelilingi lapangan basket. Sementara di lapangan bola, kelas XII IPA 3 yang juga belajar penjaskes sedang bersiap memulai pertandingan sepak bola.

"Air Dit, cepat!" Titah seorang gadis yang mengipaskan kedua tangannya di wajah. Mereka bertiga memilih duduk di bawah pohon setelah berlari dibanding bergabung dengan teman sekelasnya yang sedang menonton pertandingan sepak bola.

"Nih," Alta segera meneguk botol minumnya dengan rakus.

"Pelan-pelan Al," tegur Ersya melihat sahabatnya minum seperti unta padang pasir.

"ALTA, AWAS!"

Kejadian itu berlangsung sangat cepat dalam hitungan kurang dari satu detik. Alta menyemburkan airnya bersamaan dengan bola yang mendarat dengan sempurna di pipinya. Botol minumnya pun jatuh dan tumpah. Ia yang masih kehausan menoleh dan menatap horor pelaku yang berdiri tidak jauh darinya. Beruntung Adit yang duduk di dekatnya tidak terkena semburan air mbah dukun.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang