DIRIMU?!

24 0 0
                                    

2 minggu akhirnya Alea bisa sembuh dari sakit nya dan bisa berjalan kembali seperti semula. Hari ini tepat nya hari sabtu, Alea merencanakan sesuatu dengan Andin, untuk mereka bisa pergi berdua, mereka membawa beberapa makanan dari rumah untuk bekal mereka seharian ini. Alea dan Andin mengunjungi salah satu taman kota yang ada di daerah mereka. 

"Alea, aku jemput sekarang yaa, kamu udah siap kan?" Ucap Andin sesampainya di rumah Alea.

"Iya aku udah siap" Jawab Alea.

Mereka pun berangkat menggunakn motor, mereka menempuh jarak dari rumah ke taman kota sekitar 1 jam setengah. 

"Gimana Alea seneng nggak kalo kita bisa jalan-jalan berdua seperti ini?" Tanya Andin sambil menyetir motor nya.

"Aku seneng banget, makasi yaa Ndin, udah bikin aku senang hari ini, aku tidak tau lagi harus membalas kebaikanmu seperti apa" Jawab Alea yang membuat Andin tersenyum.

"Gapapa Alea, kamu senang, aku juga ikut senang, kita akan tetap menjadi sahabat seperti ini kan? Walaupun suatu saat nanti kita akan beda sekolah setelah lulus" Ujar Andin, Alea yang mendengar itu pun tidak menjawab nya, melainkan ia tersenyum dan memeluk tubuh Andin dari belakang.

"Iya Ndin, semoga kita akan terus seperti ini" Jawab Alea dalam hati sambil tersenyum memeluk tubuh Andin.

Sesampai nya mereka di taman kota, mereka segera mencari tempat untuk mereka duduki. Setelah menemukan tempat tersebut, Andin mengeluarkan gulungan karpet kecil dari tas nya. Alea membantu untuk membuka gulungan karpet tersebut. Setelah itu, mereka mengeluarkan barang-barang dari tas, seperti kamera, jajanan dan bekal mereka.

"Pemandangan yang sangat indah kan Andin?" Tanya Alea kepada Andin yang sedang meletakkan posisi kamera di depan mereka.

"Indah seperti aku menatap wajahmu" Lanjut Alea dalam hati sambil tersenyum.

"Iyaa bagus banget, nggak salah kita pilih tempat ini" Jawab Andin tersenyum.

Alea mengeluarkan bulpoin dan buku diary kecil nya dari dalam tas. Ia menuliskan sesuatu tentang Andin dengan pena nya tersebut. 

Haiii bestieku.. Tanpa ku sebut nama mu, izinkan aku mendefinisikan tentang kamu yaa.. Terimakasih udah mau jadi sahabatku, terimakasih udah mau sabar dengan sikapku yang suka bikin kamu kesal hehehe.. Maaf yaa, terimakasih udah mau menasehati aku ketika aku melakukan kesalahan, terimakasih juga udah mau mendengarkan keluh kesahku, padahal kamu juga punya masalah, terimakasih udah mau jadi saudari sekaligus sahabat versi terbaik buat aku, dan jadikan aku sahabatmu satu-satunya yaa, untuk suka maupun duka.

Maaf jika terkadang sifatku terlalu kekanak-kanakan, tapi kamu selalu sabar menghadapiku. Terlalu banyak kata-kata jika ingin mendefinisikan kamu, yang mana kamu adalah orang-orang yang tidak pernah aku sangka akan menjadi sahabatku. Tapi satu hal yang aku takutkan nantinya, yaitu kita akan berpisah, bukan berarti kita tidak bisa seperti sekarang lagi, hanya saja ada kesibukan masing-masing. 

Dan aku minta jangan lupakan aku ya, sekarang aku sadar, mencari teman yang benar-benar di jadikan teman itu susah. Teman hanya sekedar say halo mungkin banyak, tapi teman yang membuat aku nyaman dan aman sama kamu itu bukan hal yang mudah. Ini bukan teman yang hanya di ajak tertawa, tetapi teman yang saat susah pun benar-benar ada, yang paham perasaan, walaupun tanpa di jelaskan secara panjang lebar.

Tetap menjadi sahabatku yaa, saling menjadi penyemangat dan support satu sama lain dalam keadaan apapun. Tetap menjadi sahabat yang aku kenal, maaf kalo aku belum bisa jadi apa yang kamu mau. Dan jika nanti kita nggak bisa sama-sama lagi, aku hanya ingin kamu tau, bahwa aku pernah sebahagia itu punya sahabat setulus kamu, terimakasih yaa udah menjadi alasan buat aku tetap kuat di saat aku tau kalo ternyata dunia sebercanda itu. Kalo besok kita udah sama-sama menjadi orang tua, aku akan selalu ingat kalo kamu pernah menjadi bagian proses pendewasaanku. Terimakasih ya udah mau jadi sahabat terbaikku.

I LOVE YOU MORE..

Alea pun menutup kembali buku diary nya tersebut. Dan menatap Andin yang sedang bermain di depan nya dengan senyuman manis nya. Andin yang menyadari Alea tersenyum kepada nya pun menjadi heran.

"Alea.. Kok senyum-senyum gitu? Ada yang salah yaa di aku?" Tanya Andin.

"Nggak kok, nggak ada salah" Jawab Alea.

"Alea.. Ayo foto, ini kamera udah siap" Ajak Andin yang menarik Alea supaya berdiri dari duduk nya.

"Iya iyaa sabar" Ucap Alea dan di susul tawa dari Andin. Sebahagia itu yaa mereka.

Hari menjelang sore, Alea mengajak Andin untuk segera pulang sebelum maghrib tiba. Mereka membereskan barang-barang dan segera pulang. Di jalan, Andin mengajak untuk berhenti di salah satu warung makanan yang terletak di pinggir jalan. 

"Kita berhenti dulu disini yaa, makan sebentar, pasti kamu lapar kan?" Ujar Andin.

Mereka pun mencari tempat yang kosong untuk di duduki. Salah satu penjaga warung tersebut menghampiri Alea dan Andin.

"Mau makan apa, neng?" Tanya Ibu tersebut.

"Nasi goreng nya ya buk, dua" Jawab Andin.

"Siap, di tunggu ya neng" Ucap Ibu tersebut, lalu pergi meninggalkan tempat Alea dan Andin.

Beberapa menit kemudian, ibu warung tersebut datang membawa nampan yang di atas nya terdapat makanan yang di pesan mereka.

Setelah 30 menit mereka berada di warung tersebut. Alea mengajak Andin untuk pulang, karena matahari sudah mulai tenggelam. Padahal dari awal perkiraan Andin, mereka akan sampai rumah sebelum adzan maghrib tiba.

Di perjalanan, mereka melewati beberapa rumah yang sepertinya rumah tersebut tidak berpenghuni. Alea yang duduk di belakang Andin merasakan hawa yang berbeda dari sebelum nya. 

"Alea.. Kamu merasakan juga kan apa yang aku rasakan sekarang? Hawa nya berbeda dari awal kita memasuki wilayah ini" Ucap Andin sambil melihat sekitar jalan yang mereka lewati.

"Iya aku juga merasakan itu. Aku seperti tau jalanan ini, kata orang-orang kita harus hati-hati kalo di pinggir jalan nanti ada orang yang tepuk tangan, tapi tepuk tangan dengan cara terbalik, itu bukan manusia, di sini rawan kecelakaan, fokus ke jalan Ndin, jangan hiraukan sekitar" Jawab Alea yang langsung memeluk Andin karena ketakutan.

"Alea jangan takut, kita di sini berdua" Ujar Andin menenangkan Alea yang terlihat ketakutan.

Selama melewati jalanan tersebut, tak terlihat satu orang pun yang mereka lihat. Ada beberapa mobil yang menyalip, itupun bisa di hitung dengan jari. 

Setelah satu jam mereka berada di jalanan tersebut, akhirnya bisa keluar. Alea berfikir bahwa penghuni di jalanan tersebut sengaja memutarkan arah keluar, supaya Andin dan Alea tidak bisa keluar dari jalanan tersebut.

Setibanya di rumah Alea, Andin segera pamit untuk pulang karena hari sudah mulai gelap, dan jalanan mulai sepi orang.

"Alea, aku pulang yaa, terimakasih untuk hari ini udah bikin aku seneng, selamat malam Alea. Assalamualaikum" Ucap Andin salam, dan di jawab Alea. Lalu Andin meninggalkan tempat Alea berdiri di depan rumah.

Happy Reading..

SEMESTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang