Sesampainya Andin di rumah, ia langsung memasuki kamar nya untuk istirahat. Andin membuka ponsel nya dan melihat hasil foto nya dengan Alea tadi. Ia tersenyum sejanak melihat beberapa foto tersebut.
"Jujur aku senang dan beruntung banget bisa bertemu dan kenal sama kamu Alea. Apakah mungkin kita masih bisa tertawa dan tersenyum dengan alasan yg sama?" Ucap Andin dalam hati, sambil menatap foto-foto tersebut dan tak terasa jam menunjukkan pukul 9 malam. Andin menutup jendela kamar nya dan segera tidur.
•
•
•
Mungkin sebuah perayaan mempunyai arti yang berbeda di kepalanya. Buatnya, perayaan harinya adalah tentang dirinya sendiri. Ia merasa bersyukur kalau banyak yang ikut merayakan. Ia merasa itu sebagai bentuk mereka sayang kepadanya. Tapi sekali lagi. Perayaan buatnya adalah tentang dirinya, bukan orang lain.
Terdapat sebuah pertanyaan yang sempat terlintas di pikirannya. Sudah sejauh mana ia melangkah dan apakah akan terus berlari seperti ini? Sampai mana batas lelahnya, atau sampai mana ia mampu. Apakah ia akan terus mati-matian, sampai ia benar-benar mati.
Hari ini adalah hari di mana yang di nantikan oleh Alea. Ya benar sekali, Alea hari ini Ulang Tahun. Tepat sekali pukul 12 malam. Andin mengirimkan sebuah pesan kepadanya melalui ponsel. Andin rela tidak tidur hingga jam 12 malam, demi bisa mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepadanya.
Alea yang merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mendengarkan ponsel nya berbunyi, yang menandakan adanya pesan masuk. Ia segera beranjak dari kasurnya dan mengambil ponsel nya yang ia letakkan di atas meja belajar nya.
"Aleaa.. Happy Birthday yaa Cantikk. Ciee yang nambah umur, sehat selalu yaa, Alea. Jangan nakal-nakal, berbaktilah kepada orang tua. Jangan keseringan menangis di tengah malam, kasihanilah batinmu. Aku di sini akan selalu ada untukmu jika kamu butuh apa-apa. Hari ini adalah hari spesial bagimu. Aku tahu, dari sekian banyak orang yang mengucapkan selamat ulang tahun untukmu, aku ingin menjadi salah satu di antaranya. Pada malam yang indah ini, izinkan aku mengucapkan selamat ulang tahun untukmu. Maaf tidak ku ucapkan secara langsung di depanmu, tidak juga ku berikan kalimat-kalimat indah, hanya tiga kata saja "Selamat Ulang Tahun" iya, itu saja. Hanya ku tuliskan dengan kalimat sederhana, dengan perasaan yang luar biasa. Tapi di balik kalimat itu, ada harapan dan doa terbaik untukmu. Selamat ulang tahun cantiknya aku, semoga hari ini kamu menjadi orang paling bahagia di dunia"
Alea yang membaca pesan tersebut, seketika menangis karena kalimat-kalimat yang di tuliskan Andin untuknya.
Setelah Alea membalas pesan dari Andin tersebut, ia segera meletakkan kembali ponsel nya seperti semula di atas tumpukan buku-buku nya dan kembali tidur.
"Selamat malam, Andin" Ucap Alea yang tersenyum sambil menatap langit-langit kamar nya, dan ia pun segera memejamkan matanya.
.
.
.
~Author
Senja itu menakutkan. Senja itu awalnya dari perubahan. Membuat semesta di selimuti kegelapan, membuat batasan untuk beraktivitas. Awalnya langit baik-baik saja, hingga senja datang merenggut semuanya. Memanggil rembulan yang jarang di senangi. Karena sang rembulan yang sering di sangkut-pautkan dengan hal mistis.
Senja selalu membuatnya khawatir, berpikir apakah fajar masih ingin bertemu dengannya di esok hari? Senja tak berhenti di situ saja. Senja mengambil semuanya yang ada di hari ini. Dan membuatnya menjadi hal yang sering disebut manusia dengan kenangan. Ada yang berkata demikian 'Senja selalu seperti ini. Perlahan datang, lalu tiba-tiba hilang. Tergantikan keremangan malam, menyisahkan kehampaan.'
Mengapa senja terdengar lebih romantis daripada fajar? Apa karena senja mampu membawa kita mengenang perpisahan hingga tak menghargai dan bersyukur atas pertemuan? Jangan merindukan seseorang seperti senja yang datang membawa kegelapan, yang pergi dengan cepat meninggalkan kekelaman.
"Di hari Ulang Tahunku inilah aku kehilanganmu.. Perayaan Ulang Tahun yang tak pernah ku inginkan. Karena di hari ini kamu pergi. Meninggalkanku dan meninggalkan kenangan yang pernah kita lakukan bersama. Aku tak mau menyebutmu sebagai seorang penjahat. Semenjak pertengkaran malam itu yang menyebabkan kita tak lagi saling menggenggam, aku benar-benar kehilangan semua tentangmu."
"Satu pesanku untukmu.. Kalau suatu saat nanti kamu rindu padaku, maukah kamu memberitahuku? Agar aku bisa langsung berlari menemuimu.."
Malam yang dingin dengan udara yang masuk ke dalam kamarnya, melalui jendela yang memang sengaja dibuka. Ia melamun sejenak diatas kasur, memikirkan semua hal yang terjadi pada dirinya. Ia masih tak percaya akan perginya seseorang.
"Baru beberapa hari yang lalu kita masih bisa tertawa bareng"
Alea tak bisa melawan takdir begitu saja. Rela tak rela, dan ikhlas tak ikhlas, ia harus menerima kenyataan bahwa memang Andin memutuskan untuk tak berteman lagi dengannya.
"Terimakasih pernah menjadi rumah ternyaman untukku. Terimakasih atas semua hal yang telah kita lewati. Terimakasih atas pengalaman dan pelajarannya, dan terimakasih untuk memori manisnya. Mulai hari ini, aku gak akan ganggu kamu lagi. Thank you for the most comfortable home after my mother.."
Segera ia merebahkan dirinya ke kasur, menutup jendela yang tadi terbuka, lalu menarik selimut dan terbuai dalam mimpi.
Jika waktu bisa di putar kembali, ia tak ingin bertengkar dengan Andin, tetapi semuanya sudah terlanjur. Semenjak perpisahan itu, Alea tak lagi mendengar kabar Andin secara langsung, hanya kabar angin dan kabar samar-samar yang sampai pada telinganya.Alea dengar, bahwa Andin sudah bersama orang baru, dan sudah berhasil menemukan rumah baru untuk tempat berpulang mu.
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTAKU
Teen Fiction~Semestaku~ Aku selalu ingin bicara denganmu Mungkin tentang rindu yang ada di telapak tanganku ini Rindu yang hanya bisa aku genggam Dan aku berharap, semoga kamu juga merasakan hal yang sama denganku Ada banyak hal yang aku favoritkan di dunia ini...