Part 15

146 16 3
                                    

Author POV

Disebuah kamar yang sederhana, ketiga namja sedang merebahkan diri mereka di atas kasur, untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang sebelumnya telah menjalani berbagai aktifitas.

"Hoam~ untung saja hari ini aku tidak ada parttime. Aku benar - benar ingin istirahat. Rasanya, tubuhku benar - benar lelah." Jeongyeon menguap dan memejamkan matanya. Tidak, tidak tidur. Hanya untuk merileks kan tubuhnya saja.

Chaeyoung menyandarkan tubuhnya diujung kasur, Dahyun terduduk diatas kasur sambil memeluk bantal
Mereka semua memakai pakaian sehari - hari ketika dirumah, hanya kaos pendek dan celana pendek.

"Benar Hyung. Aku juga sangat lelah. Tapi aku masih benar - benar kesal saat di bus tadi." Chaeyoung merubah posisinya duduk dan menghadap Dahyun dan juga Jeongyeon

"Hahaha kau seharusnya bisa mengendalikan emosimu Chaeng." Dahyun tertawa kecil mengingat kejadian sebelumnya di bus

"Dubu benar Chaeng, kesabaranmu benar - benar setipis tissue." Jeongyeon menambahkan, dengan posisinya yang masih tiduran diatas kasur.

"Ck ayolah! Paman tadi benar - benar menyebalkan! Dia sangat egois! Dia tidak mau mengalah, dan membiarkan seorang nenek berdiri" Chaeyoung yang masih sedikit emosi menceritakannya

"Tapi benar sih, paman itu juga membuat keributan. Untung saja Dubu menahanmu tadi Chaeng, jika tidak, mungkin paman itu akan pulang dengan wajahnya yang tak berbentuk lagi hahahaha." Jeongyeon sedikit tertawa

"Ehh kau sama saja Hyung! Kau juga terpancing hahaha." Dahyun terkikik mendengar ucapan Jeongyeon dan membuatnya menampilkan cengirannya.

"Kalian tahu, jika sedang merasa lelah  diri kita terkadang menjadi sensitif dan bahkan mudah tersulut emosi. Hal itu lumrah. Dan aku tahu kalian sedang sangat kelelahan, tapi lain kali kendalikanlah emosi kalian. Karena terkadang, mengedepankan emosi hanya akan memperburuk keadaan." Dahyun dengan tenang dan santai berbicara tanpa menggurui.

"Si Dubu benar. Kita harus bisa mengendalikan diri kita. Bagaimana denganmu Chaeng." Jeongyeon bertanya kepada Chaeyoung dimana ia tau jika hal ini akan terasa sulit bagi Chaeyoung karena mempunyai kesabaran setipis tissue

"Hah~ arraseo - arraeo! Lain kali aku akan mengendalikan emosiku!." Chaeyoung menghela napasnya dan mengusap wajahnya itu. Hahaha Chaeng.

"Tapi... AKU MASIH KESAL ARRGHH." Chaeyoung sedikit berteriak yang kemudian sebuah bantal menghantam dirinya

Bughh

"Hahaha sudahlah Chaeng!" Jeongyeon malah tertawa seperti tidak bersalah karena melemparkan bantal kepada Chaeyoung.

"Aw! Yak! Hyung! Kenapa kau melemparku dengan bantal." Chaeyoung mendengus

Sedangkan Jeongyeon hanya tertawa dan mengangkat bahunya

Dahyun ikut tertawa dan hanya menggelengkan kepalanya melihat Jeongyeon dan juga Chaeyoung.

Dahyun merasa sangat senang karena hidupnya tidak sendiri. Ia bersyukur karena ada Jeongyeon dan Chaeyoung yang selalu ada bersamanya, terlepas dari apapun keadaan yang tidak mengenakkan,  Dahyun sangat berterimakasih kepada Tuhan karena  memiliki mereka yang sudah seperti saudara kandungnya.

Ketika sedang mengobrol dan sesekali bercanda, tiba - tiba suara perut salah satu dari mereka berbunyi.

Mereka saling pandang, kemudian Jeongyeon menampilkan cengirannya sambil menggaruk belakang kepalanya

"Hehehe aku lapar."

"Eh aku baru sadar jika kita belum memakan apapun malam ini. Hmm ya dan aku juga menjadi lapar." Chaeyoung mengelus perutnya.

To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang