2

894 78 2
                                    

Menyiapkan segala kebutuhan Yechan sebelum berangkat kerja menjadi pekerjaan utama Jaehan di pagi hari. Rutin ia lakukan meski kini ia tengah hamil. Tidak terlalu melelahkan sih, tapi karena ia mengalami morning sick, hal itu cukup membebaninya akhir-akhir ini.

Bayangkan saja harus stay di pagi buta. Menyiapkan air hangat, sarapan, bahkan hingga bekal makan siang suaminya dikala mual yang seringkali tak tertahankan. Yechan terkadang masih tidur, jadi tidak tau kalau istrinya tersiksa kalau pagi.

Jaehan hanya berharap kondisi morning sick nya ini tidak berlangsung lama.

Pagi ini Yechan bangun lebih cepat dari biasanya karena ada meeting yang mengharuskannya datang pagi. Tidak sepagi Jaehan tapi jam 8 sudah sampai di kantor adalah waktu yang cukup pagi untuknya, biasanya ia datang jam 10 pagi setelah mengantar istrinya ke kantor. Dan sepertinya hari ini kegiatan rutin itu tidak bisa ia lakukan.

Usai rapi dengan kostumnya hari ini. Yechan menghampiri Jaehan lalu memeluknya dari belakang. Jaehan masih sibuk menata makanan.

"7:20 masih sempat kan sarapan dulu dirumah" ujar Jaehan.

Yechan mengangguk lalu mendudukan dirinya. Ia menatap menu sarapan yang tak pernah gagal, masakan Jaehan memang terbaik.

"Kamu ko pucet sayang, sakit ya?" Yechan yang mulai jeli memperhatikan istrinya itupun jelas menunjukan raut khawatir.

Jaehan menggeleng, lemas. Usai menyendoki menu sarapan dipiring suaminya, iapun ikut duduk.

"Enggak sakit, emang gini aja kalo pagi. Aku sering mual"

"Morning sick ya?"

Jaehan mengangguk. "Udah dilanjut aja sayang, nanti telat. Aku gapapa ga usah cemas"

"Beneran?"

"Iyaa Yechanie sayang"

Yechan tidak 100% percaya, tapi akhirnya ia mencoba untuk tenang.

"Kamu kalo masih lemas ga usah masuk kerja ya, nanti setelah meeting aku pulang"

"Iyaa sayang"

"Good" Yechan memberi elusan lembut pada surai halus istrinya. Lalu mulai menghabiskan sarapannya.

***

Merasa sudah lebih baik setelah Yechan berangkat, Jaehan akhirnya memutuskan untuk tetap masuk kerja. Sebenarnya pekerjaan nya juga tidak berat jadi jika merasa tak enak badan ia bisa langsung istirahat atau bahkan izin pulang.

Namun sayang, hari ini rasa mualnya ternyata lebih dari biasanya. Hingga pukul 10 pagi, ia masih bolak balik toilet. Sepertinya memang harus istirahat saja di rumah.

Usai mendapat izin dari atasannya ia hanya mengabari Yechan lewat pesan. Tidak ada tenaga juga untuk bicara. Ia sudah mengirim pesan agar Yechan tidak datang menjemput, dan akhirnya Yechan mengutus salah satu driver nya untuk menjemput Jaehan.

Tidak perlu waktu lama driver nya datang, Jaehan yang jelas sekali tidak bertenaga itupun langsung dibantu masuk kedalam mobilnya.

"Apa perlu saya antar ke rumah sakit Tuan?"

Jaehan tak membuka matanya, namun membalasnya dengan gelengan dan berucap pelan.

"Tidak perlu. Pulang saja, aku ingin tidur"

"Baik Tuan"

.
.

Jaehan merasakan elusan lembut di keningnya. Kesadarannya pun mulai kembali.

"Sudah pulang Yechanie" ucapnya, pelan.

"Hmm. Aku menganggu tidur mu ya?"

Jaehan menggeleng, ia menyamankan tubuhnya dipelukan Yechan. "Gapapa. Jam berapa sekarang? Sudah makan siang?"

"Jam 2 siang, aku udah makan. Ini aku siapkan bubur untukmu, Bangun dulu ya"

Jaehan pun hanya bisa menurut. Ia jadi seperti orang sakit, padahal sepertinya ini hal normal untuk bumil. Entah, sepertinya tubuhnya belum bisa beradaptasi.

"Ga mau periksa ke rumah sakit aja Sayang?" Tawar Yechan.

"Ga usah. Nanti aja pas sekalian check up, 2 hari lagi juga sudah waktunya aku check up"

"Hmmm baiklah"




Tbc.

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang