27

359 42 2
                                    

Terjadi lagi, Jaehan kembali ke rumah orang tua nya. Namun kali ini tidak bersama suaminya, pintu megah nan tinggi itu seakan tertutup rapat untuk suaminya.

Jaehan pun hanya menghabiskan waktu di kasur, tidak ada aktivitas lain selain makan dan menatap jendela kamarnya. Terdiam merenungi segala hal yang terjadi.

Memikirkan apa yang akan suaminya lakukan untuk meluluhkan hati ayahnya yang mungkin sudah tidak bisa diperbaiki. Jaehan pun sama khawatir nya dengan Yechan, ia takut Appa tak bisa dibujuk. Tidak, ia tidak ingin hal terburuk yang ia pikirkan terjadi.

"Sayang"

Jaehan mengalihkan pandangannya, melihat ibu nya datang, Jaehan mendudukan diri sambil tersenyum. Tubuhnya masih terasa lemas.

"Eomma buatkan sup rumput laut. Mau disuapi?"

Jaehan tersenyum menggeleng.

"Biar aku sendiri Eomma, terimakasih"

Jaehan menerima semangkuk sup hangat yang terlihat sangat lezat. Perlahan ia menyantapnya dalam diam, sampai air mata terjatuh bersamaan dari kedua kelopak matanya.

Apakah suaminya sudah makan?

Apakah Yechan makan dengan benar?

Siapa yang menyiapkan makanan untuk suaminya?

Isakan mulai terdengar. Sang ibu sampai mengelus punggungnya yang naik turun mengeluarkan rasa sesak dihatinya.

"Maafkan Eomma dan Appa sayang"

Jaehan tak membalas, ia hanya semakin terisak namun tetap memasukan sup lembut itu ke dalam mulut pahitnya. Tak ingin putranya kelaparan juga berharap memberikan kekuatan pada suaminya, setidaknya saat mereka bertemu nanti, Yechan harus melihatnya dengan keadaan sehat.

***

Pinjem foto Hyuk ya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinjem foto Hyuk ya hehe


Yechan mengusap kasar air matanya. Mengucapkan kalimat kasar pada dirinya sendiri yang tak pantas menangis.

Ia sudah berjanji pada istrinya untuk berjuang, besok ia akan menemui Tuan Kim. Namun jujur saja masih tak ada strategi yang bisa ia pikirkan. Tak ada satupun pembelaan yang bisa ia lakukan. Tidak ada juga Jaehan sebagai backingannya untuk membantu membujuk sang mertua.

Di sela pikirannya yang berkecamuk bunyi notifikasi ponselnya membuyarkan semua yang ia pikirkan, terlebih melihat nama yang tertera.

Moon Jehyun
Yechan mianhae.

Lama Yechan melihat notifikasi yang semakin membuatnya galau, apa yang harus ia lakukan. Namun ia sudah membuka pesan singkat itu, membuat yang disebrang mengetahui jika ia sudah melihat pesan tersebut.

Dering panggilan muncul.

Jehyun menelfonnya.

Yechan -ahh
Yechan maafkan aku

Kau sudah sembuh?

Jangan pikirkan aku, bagaimana keadaan Jaehan Hyung? Kamu? Apa kamu baik-baik saja?

Diambang perceraian. Apa kau dan Xen puas?

Tidak Yechan, hiks hiks maafkan aku Yechan hiks

Jangan menghubungi ku lagi.

Yechan-

Yechan menghentikan panggilan sepihak. Ia memejamkan matanya, mengurut keningnya yang tiba-tiba terasa pening.

.
.

Suara kaki gugup terdengar memasuki ruangan megah Presiden Kim.

Tuan Kim tengah duduk menanti seseorang yang memang secara khusus mendatanginya itu. Sampai orang itu berdiri tepat di depan meja kebesarannya. Smirk meremehkan tuan Kim tunjukan pada orang itu, menantunya. Shin Yechan.

Tuan Kim mendorong selembar surat pada Yechan yang masih terdiam. Yechan tentu saja tegang, namun ia tetap menguatkan diri dan terlihat tak ingin kalah dengan tekanan yang diberikan tuan Kim. Tekanan yang tercipta dari aura beliau yang begitu kuat.

Yechan tak benar-benar mengerti surat apa yang mertuanya sodorkan padanya. Iapun tak berniat mengambil. Surat itu masih tergeletak di meja, ia tak mau menyentuhnya.

"Surat perceraian mu dengan putra ku"

"A-appa"

"Tak mau kau ambil? Aku sudah membuatkannya khusus untuk mu karena sepertinya kau terlalu malas untuk mengurusnya"

Yechan tak bisa berkata-kata, matanya mendelik dengan kelopak yang sudah memerah menahan air mata.

Yechan tak bisa berkata-kata, matanya mendelik dengan kelopak yang sudah memerah menahan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tbc.

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang