16

418 48 5
                                    

"Yechan?"

"Kenapa?"

Jaehan mengulet kearah suaminya, wajahnya meringis manja.

"Ishh kok jawabnya cuma kenapa sih?"

"Ya terus harus gimana sayang?"

"Kaki aku sakit. Yang peka gitu lho pijitin kaki aku"

Astaga Tuhan, Yechan pikir kenapa. Sepertinya sifat bumil menyebalkan Jaehan muncul lagi.

Akhirnya Yechan hanya bisa bangkit dari tidurannya, lalu meraih kaki istrinya, memijit kaki mulus yang mulai semakin berisi itu.

Saat sampai di hotel tempat mereka berlibur, Jaehan mengeluh kakinya pegal. Mungkin karena perjalanan jauh. Meski saat mendatangi kota itu mereka menggunakan pesawat, namun menuju destinasi yang mereka inginkan saat ini perlu menggunakan mobil sekitar satu jam. Cukup melelahkan baginya.

"Mukanya kaya ga ikhlas gitu"

Yechan menunjukkan cengiran palsu. Sambil terus memijit pelan kaki Jaehan. 

"Enggak sayang, ini lho aku ikhlas demi istri kesayangan aku"

"Jadi gimana dong nih liburannya? Kamu nya aja pegel-pegel gini hihi"

"Ga tau ah" balas Jaehan ketus. Dia jadi badmood sendiri.

"Terus mau pulang aja?"

"Ya enggaklah sayang banget tiket pesawat. Besok aja kita kelilingnya, hari ini istirahat dulu"

"Iyaa deh iyaa terserah kamu aja"

Yechan cuma bisa geleng-geleng kepala aja, istrinya nyebelin tapi gemesin juga jadi gapapa.

***

Tak ada jalan-jalan, Yechan dan Jaehan hanya menghabiskan waktu di kasur sambil ditemani pemandangan alam lepas yang sejuk. Mereka menginap di resort dengan tema terbuka, hanya di batasi kaca sebagai pelindung dari dinginnya udara disana jika malam hari.

Tampak nyaman juga untuk merilekskan tubuh dan pikiran, setidaknya mereka tidak terlalu rugi meski tidak pergi berkeliling.

Padahal rencana awal mereka ingin berjalan santai melihat pemandangan alam nan asri. Sangat jauh dari pemandangan kota yang begitu hectic dengan aktivitas yang menyibukkan. Tapi kondisi Jaehan berkata lain, ia malah semakin malas karena kasur resort itu terasa sangat nyaman, sampai ia tak mau bangun.

Akhirnya Yechan pun hanya bisa menuruti kemauan istrinya yang sedang mode manja itu. Tak apa ia suka kok.

Lagipula Yechan juga sudah terlalu lelah dengan pekerjaan, masalah tempo lalu, dan kekhawatiran tentang Xen yang masih sering muncul dibenaknya. Karena itu ia langsung menyetujui saat istrinya meminta liburan, kesempatan ini cukup menjadi penyembuhnya saat ini.

Menikmati pemandangan alam yang indah ditemani istri cantiknya sudah sangat sempurna untuknya.

"Sayang kalo nanti baby sudah lahir kita harus liburan seperti ini lagi ya. Pasti semakin menyenangkan"

Yechan mengangguk setuju sambil tersenyum.

"Everything you want, sayang"

"Terimakasih sayang"

"Sama sama sayang ku"

Mau melayang rasanya. Yechan tak pernah gagal membuat Jaehan salah tingkah.

.
.

Sementara di mansion Tuan Shin, pria paruh baya itu sedang menegur istrinya.

"Tidak kah kau malu dengan sikap mu ini? Kau tau siapa keluarga Jaehan, jika mereka merasa tak senang kau seharusnya paham apa yang bisa mereka lakukan" ujar tuan Shin. Istrinya masih diam, entah diam karena menyesal atau justru merasa tidak ada yang perlu ia tanggapi.

"Sekarang apa lagi? Kenapa kau masih saja mau berurusan dengan Xen, kau tau bagaimana liciknya anak itu"

"Jangan menuduh yang tidak-tidak. Aku tidak ada berhubungan dengan Xen, aku hanya tidak ingin jauh dari Jehyun. Itu saja"

Masih tak habis pikir, kenapa istrinya sangat menyukai mantan kekasih Yechan itu.

"Terserah kau mau bertemu dengan Jehyun atau bagaimana, yang jelas aku melarang semua koneksi yang berhubungan dengan Xen. Dia licik seperti ayahnya, jangan membuat masalah"

"Iyaa aku paham"

***

"Umm Yechanie?"

"Humm?"

"Bagaimana kabar Mama dan Papa? Sejak saat itu, aku belum ada komunikasi dengan beliau"

Yechan menghentikan aktivitas merapikan barang-barangnya.

"Mereka baik. Tak perlu terlalu dipikirkan"

"Sepulang dari sini, bisakah kita menemui mereka?" Pinta Jaehan, wajahnya menunjukan ketulusan dan rasa sesal. Bagaimanapun ibu Yechan adalah mertuanya, ia tak mau hubungan mereka jadi tidak baik.

Yechan hanya mengangguk sebagai jawaban.





Tbc.

Desclaimer: aku tidak bermaksud merusak citra Xen atau orang tua Yechan ya, karakter disini hanya kebutuhan cerita. Thankeu😉

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang