11

476 51 2
                                    

"Yechanie~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yechanie~"

Jaehan mengelus punggung suaminya, perlahan sentuhan itu terasa semakin intens senada dengan suasana hening yang tercipta diantara keduanya. Setelah acara selesai, lebih tepatnya Yechan memilih pergi dari acara tersebut setelah pertemuan dengan sepupunya tadi. Beberapa hari ini suasana hatinya benar-benar tidak baik.

Jaehan sampai tak tau harus bagaimana agar mood suaminya dapat kembali membaik selain dengan cara ini.

Sejak dirinya yang hamil begitu cepat, mereka tidak memiliki kesempatan untuk menuntaskan hasrat masing-masing karena khawatir mengganggu janinnya. Namun melihat Yechan yang seperti ini, mungkin hal ini bisa sedikit membantu.

Kini Jaehan mengelus wajah lembut suaminya. Ia tersenyum menenangkan. Lalu mendekatkan wajahnya hingga bibir keduanya menyatu.

Yechan memejamkan matanya menerima semua sentuhan halus yang istrinya lakukan padanya. Rasanya begitu menenangkan hingga tanpa sadar ia semakin memperdalam tautan bibir keduanya.

Yechan membawa tubuh istrinya menuju kasur kingsize, menyamankan posisi agar tidak menyakiti Jaehan dan juga baby.

"Sayang apakah ini akan baik-baik saja?" Meski Yechan sudah merasa tidak tahan namun rasa khawatir tetap hadir dibenaknya.

Jaehan membuka matanya lalu tersenyum lembut.

"Tidak apa-apa Yechanie, pelan-pelan saja. I'm ok"

.
.

Seperti biasa Jaehan bangun lebih dulu dari suaminya. Namun kali ini ia tidak langsung bangkit dan menyiapkan segala kebutuhan suaminya di pagi hari. Kegiatan semalam membuat tubuhnya terasa lemas. Sedikit menghela nafas dan berharap tubuhnya baik-baik saja.

Dilihatnya Yechan masih tidur dengan nyenyak. Jaehan memiringkan tubuhnya menghadap suaminya, menatap lekat wajah tampan itu. Jemarinya perlahan menyentuh kening Yechan, mengelusnya berharap suaminya dapat merasakan kenyamanan sentuhan yang ia berikan.

Sebelum akhirnya bangkit Jaehan mengecup singkat pipi Yechan yang masih nyaman memejamkan matanya.

Jaehan pun menghalau rasa lemas dan malasnya, bagaimana pun ia harus tetap menyiapkan kebutuhan suaminya karena ini bukan hari libur.

***

"Pagi Yechanie"

"Pagi sayang"

"Sarapannya hanya roti panggang tidak apa-apa kan?"

Yechan membalas dengan senyuman. "Tentu saja. Roti panggang juga enak"

Jaehan pun ikut tersenyum lega, bersyukur Yechan selalu pengertian soal makanan, ia tak pernah mengeluh bahkan meski terkadang masakan Jaehan tidak selalu enak.

"Sayang bagaimana, apakah ada yang sakit?" Tanya Yechan.

"Sakit sih tidak tapi badan ku agak lemas. Sepertinya hari ini harus istirahat total" Jaehan masih menunjukan gigi kelinci menggemaskannya, berharap Yechan bisa lebih tenang.

"Tidak perlu ke rumah sakit?"

"Tidak perlu"

"Apa aku temani saja ya, tidak masalah aku tidak masuk kerja hari ini"

Dalam hati sebenarnya Jaehan menyaut setuju, tapi lain di hati lain di mulut. Ia langsung berkata tidak. Yechan memang pimpinan perusahaan tapi Jaehan tak mau suaminya memberi contoh yang tidak baik pada karyawannya jika ia sering tidak masuk.

"Aku di kantor juga hanya memberi tanda tangan, selebihnya hanya duduk-duduk saja di ruangan ku. Tidak masalah jika aku tidak masuk sayang"

"Mana ada hanya duduk-duduk, aku tau isi kepala mu bahkan lebih sibuk dari kegiatan karyawan mu yang terlihat. Lagipula yang kamu sebut hanya memberi tanda tangan itu adalah kegiatan paling penting di kantor, tanpa tanda tangan mu semua akan terhambat"

Mendengar ucapan Jaehan membuat Yechan mengerucutkan bibirnya. Kecewa namun apa yang di bilang Jaehan itu sangat tepat, ia jadi tidak bisa mengelak. Padahal ia ingin sekali seharian bersama istrinya.

"Baiklah" ujarnya patuh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Tbc.

Daddy Yechan juga bisa mode gemes
🤭😋

✔Felicity Conditions - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang