Bukan lagi remaja lajang, kini Yechan harus bisa menjadi kepala keluarga. mengurus pasangannya yang tengah hamil dan mungkin kelak harus menjadi figur Ayah yang baik.
"ga pernah nyangka sih akan secepat ini, tapi ya jalanin aja" - YC
"tadinya mau p...
Di kantor lelah di rumah bosan. Hari hari Jaehan lewati dengan menyibukkan diri di rumah. Entah itu bermain ponselnya sampai pegal atau bahkan mencoba resep-resep baru yang ia lihat di media sosial. Yechan juga sibuk dengan pekerjaannya, jadi ya Jaehan lebih sering menghabiskan waktu sendiri.
Jika awal-awal ia selalu merengek ingin pulang ke rumah orang tua nya, kini setelah kandungannya mulai membesar ia malah malas kemana-mana. Meski bosan tapi rebahan tetap menjadi favoritnya.
Sekarang jadi lebih sering dia yang dikunjungi ibu atau bahkan teman-teman kantornya. Junghoon menjadi salah satu temannya yang sering datang, yang tentu saja ditemani kekasihnya. Sebenarnya Jaehan itu kenal lebih dulu dengan Hangyeom, Hangyeom itu juniornya semasa kuliah. Namun setelah memasuki kantor yang sama dan ternyata Hangyeom memiliki kekasih yang juga satu kantor dengannya membuat Jaehan jadi dekat dengan Junghoon. Anak itu juga tipe yang menyenangkan, jadi Jaehan merasa nyaman dengannya.
Hari ini tidak ada kegiatan yang sudah Jaehan rencanakan. Setelah mengantar suaminya berangkat kerja, ia kembali tiduran di kasur nyamannya. Rasa malasnya entah kenapa semakin meningkat. Mungkin juga karena kandungannya sudah semakin membesar membuatnya malas beraktivitas.
Melihat ponselnya yang berdering, Jaehan pun mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari Ibu mertuanya.
"Hallo, selamat siang Ma..ada apa?"
"Hallo sayang. Hari ini kamu di rumah?"
"Iyaa, aku tidak ada rencana kemana-mana"
"Baiklah, sekarang siap-siap ya sayang. Mama ingin mengajak mu jalan-jalan"
"E-eh..umm kenapa tiba-tiba sekali Ma?"
"Kemarin Mama mau bilang tapi lupa. Sudah tidak apa-apa. Sebentar lagi Mama jemput ya"
"Baiklah"
Sambungan terputus, Jaehan mengacak surai rapi nya. Ibu mertuanya selalu saja mengambil keputusan sendiri, dan selalu saja mendadak. Jaehan benar-benar sedang malas beraktivitas hari ini, tapi menolak pun tak enak hati.
. .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ma sebentar ya Yechan menelfon" melihat notifikasi suaminya Jaehan izin mengangkatnya ditempat lain.
"Lagi dimana? Pergi sama siapa? Kenapa ga izin dulu sih kalo mau keluar"
Mendengar Omelan suaminya Jaehan pun mendengus jengkel. Kenapa jadi dia yang di marahi sih.
"Aku pergi sama Mama. Aku pikir Mama udah bilang sama kamu. Ini lagi di mall, Mama mau makan Sushi"
"Mana Mama nya sini aku mau bicara"
"Mama di dalam restoran, aku lagi keluar dulu. Mual di dalam bau amis sayang"
"Kenapa kamu ga nolak aja sih? Kamu kan tau lagi sensitif banget. Masuk dulu aku mau ngomong sama Mama. Gimana sih bisa-bisanya bawa kamu pergi tanpa izin aku dulu"
"Udah lah sayang gapapa. Ini bentar lagi juga mau pulang ko. Kamu ga pulang telat kan?"
Terdengar Yechan menghela nafas tak senang. Sepertinya ia kesal dengan ibu nya.
"Aku pulang jam 8 sayang. Kamu pulang sekarang. Biar aku telfon Mama nanti"
"Jangan marah-marah Yechanie"
"Udah aku tutup dulu ya, ini aku izin keluar dari ruang meeting. Pokoknya pulang sekarang"
"Iyaa"
Helaan nafas Jaehan cukup menjawab kalau hari ini adalah hari yang tidak menyenangkan untuknya. Sebentar lagi pasti Yechan marah-marah pada ibu nya. Tapi memang ibu mertuanya hari ini cukup menyebalkan. Katanya ingin mengajak jalan-jalan, nyatanya wanita paruh baya itu hanya sedang ingin makan sushi dan mau Jaehan menemaninya karena ia pikir mungkin saja Jaehan akan mati kebosanan karena di rumah terus.
Jaehan kembali mendatangi mertuanya, sepertinya baru selesai bicara dengan Yechan via telfon.
"Sayang kenapa ga bilang kalo ke tempat ini bikin mual. Kita cari restoran makanan lain saja ya. Yechan barusan menelfon, maafkan Mama ya sayang"
"Enggak kok Ma gapapa. Umm, sepertinya aku pulang saja. Yechan memintaku untuk pulang sekarang Ma"
"Oh begitu baiklah, ayoo kita pulang sekarang ya. Sekali lagi maaf ya sayang"
Ibu mertuanya itu baik sekali sebenarnya, tapi terkadang beliau sangat tidak peka, mungkin juga karena Jaehan hanya sekedar mantunya sehingga ia belum benar-benar bisa mengerti Jaehan, begitupun sebaliknya.