Tak kunjung pulang

29 4 0
                                    

Jangan lupa untuk Follow dan vote yah
Happy reading ♥️

itulah sepenggal kisah yang diceritakan seorang ibu kepada anak umur 5 tahun yang menanyai keberadaan ayahnya yang tak kunjung pulang cukup lama.

"jakarta deket yah mah? Ayo kesana, ke tempat kerja bapa ajak bapa pulang". Dengan polos Ibrahim memotong cerita ibunya.

Sopiah adalah istri Yogi, Wanita asal Sukabumi memiliki kulit sawo matang dengan gingsul di gigi sebelah kanannya. Berwatak ramah, baik & penurut. Dia bagaikan Wanita sempurna hanya saja mudah menyerah & tak percaya diri.

Sopiah & yogi memiliki 3 orang anak, Zahrotun Nisa adalah anak pertama mereka.
Memiliki sifat yang sangat mirip ibunya, zahro dikenal sebagai anak yang baik & penurut. Berumur 14tahun duduk di bangku SMP kelas 8 bersekolah di pondok pesantren Daruttafsir Bogor.

Zalfa Hasna, anak kedua berkulit kuning langsat dan berwatak keras yang mewarisi sifat ayahnya, berumur 8 tahun duduk di kelas 2 SD bersekolah di MIN Sampora Sukabumi.

Ibrahim Haromain, anak ke 3 yang dikenal sebagai anak pintar, di umurnya 5 tahun dia sudah sangat lancar membaca.

Ibrahim adalah anak yang sangat diinginkan Yogi pada saat itu, karena Yogi sangat menginginkan anak lelaki dan lahirnya Ibrahim sedang meningkat pesatnya ekonomi keluarga ini, tanpa harta gono-gini Yogi memiliki rumah dengan hasil keringatnya sendiri bahkan sampai memperkerjakan ART pada saat itu.

Rumah yang Yogi bangun bertempat di Sukabumi persis di belakang sekolah MIN SAMPORA, maka tidak heran jika Ibrahim sering merengek ingin sekolah.

Yogi yang terkenal cerdas tanpa sekolah dia menjadi designer muda di salah satu perusahaan di Jakarta yang membuatnya tampak sukses dari pada keluarganya yang lain.

Sopiah kebingungan matanya berkaca Ketika ditanya Ibrahim, 9 bulan Yogi tak pulang bahkan tak ada kabar darinya entah kemana.

"main masak masakan yu, sama kak Zalfa", jawab Sopiah sambil bangun dari duduknya dan menggapai tangan Ibrahim.

"ayo mah", jawab Ibrahim dengan semangat.

Zalfa dan Ibrahim sibuk bermain, saking sibuknya mereka tak sadar sedang disuapi nasi kemarin yang di campur minyak jelantah dengan Sopiah yang sedang menahan tangis dan lapar karena nasi yang tersisanya hanya cukup untuk Zulfa dan Ibrahim saja.

Sudah lama Sopiah tak dikirimi uang oleh Yogi, sampai mengharuskannya menjual kopi pinggir jalan dengan membawa Ibrahim dan Zalfa untuk menyambung hidup.

Sopiah tak pernah mengeluh bahkan keluarganya saja tak ada yang tahu, masalahnya benar-benar ditelan sendiri, berbohong untuk menutupi aib suaminyapun sering dia lakukan terhadap ibu dan adik-adiknya.

Romadlon tiba dan Ibrahimlah yang paling semangat menyambutnya.

"mah aku mau puasa full yah", dengan baju merah bergambar power rangers sambil melipat tangan diatas dadanya.

"awas yah kalo bolong", jawab Sopiah sembari mengelus rambut halusnya.

"kalo bohong teteh ambil mainannya ya", jawab Zalfa yang tiba-tiba muncul dari dapur.

"mah kalo teh Zahro pulang kan dari kobongnya (kobong adalah sebutan asrama pondok pesantren di daerah sunda)?", tanya Zalfa dengan menatap Sopiah.

"iyah insyaAllah pulang", jawab Sopiah dengan senyum

"kalo bapa pulang mah?", tanya Ibrahim.

Sopiah terdiam sejenak, dengan senyum dan mata berkaca dia menjawab "iyah insyaAllah pulang nak".

Romadlon tiba Yogi tak kunjung pulang, namun Ibrahim sangat semangat menyambut romadlon ini.
Sampai sedari ashar dia sudah Bersiap memakai baju koko warna putih dengan peci dan celana senada ingin segera melaksanakan shalat tarawih ujarnya.

Sedari dulu Sopiah sangat telaten mengajari anak-anaknya perihal solat, maka tidak heran jika Ibrahim begitu antusias menyambut romadlon tiba.

"Mah ayok, shof paling depan ya!", ujar Ibrahim dengan semangat.

"iyah, disini aja yah", jawab Sopiah sembari membenahi sejadah.

Berada di barisan paling depan bagian Wanita di pojok kanan yaitu Sopiah, Ibrahim Dan Zalfa.

PecahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang