Jangan lupa untuk follow dan vote yah, Happy reading.
"Assalammualaikum", suara salam yang lantang dengan ketukan pintu. "tok tok tok".
"Waalikum salam", jawab Sopiah dari dalam rumah. "siapa si pagi-pagi gini tumbenan banget ada yang dateng", gumam Sopiah sembari bergegas berjalan ke pintu utama.
"Sopi sehat?", tanya pak haji setelah dibukakan pintunya.
"Eh pak haji Alhamdulillah sehat, tumben banget pagi-pagi ada apa pak?", jawab Sopiah sembari mencium tangan pak haji.
"ini dipinggir sini bakalan ada pembangunan tower persis banget di pinggir rumah kamu, satu kampung udah dikasih dana komisi dari pembangunan, kamu doang nih yang belum". Jawab pak haji sembari menyerahkan amplop warna putih.
"Ohiyah atuh pak haji Alhamdulillah makasih yah, saya terima ini kalo gitu", jawab Sopiah sembari menerima amplop.
"engga banyak sih tapi yah lumayan buat jajan si Ibra mah, pada kemana anak-anak?". Jawab pak haji dengan tertawa kecil.
"Zulfa udah berangkat sekolah, Ibrahim mah belum bangun dia tumben banget gini hari belum bangun".
"yaudah gitu aja ya, pak haji masih ada urusan ini, salam buat anak-anak ya". Pamit pak haji dengan tersenyum sembari berjalan meninggalkan.
"ga ngopi dulu ini? Yaudah makasih ya hati-hati pak", jawab Sopiah dengan senyum.
Pak haji pulang, Sopiah berjalan ke ruang tengah lalu membuka amplop yang diterimanya tadi.
Terlihat dua lembar merah berupa dua ratus ribu, "kayanya aku bakalan pake buat biaya sunatan Ibra deh, Soalnya dia ngerengek mulu pengen disunat ", gumamnya.
Sinar rembulan yang kian meredup tergantikan oleh mentari yang hendak terbit , terlihat Irfan menghampiri Sopiah yang sedang menyapu teras depan rumah di hari yang masih sangat pagi.
Dengan menggunakan baju koko putih dan peci songkoknya irfan menyapa.
"Assalammualaikum", sapa Irfan disertai mencium punggung tangan Sopiah.
"Waalaikum salam, baru balik dari mesjid ya?", jawab Sopiah dengan senyum.
"Iyah teh", jawabnya singkat sembari membenahi diri ingin duduk diteras yang sudah Sopiah sapu.
"tumben pagi-pagi gini, udah balik dari Bandung ya?". Jawab Sopiah sembari duduk mengikuti.
"iyah teh kan nanti mah harus buka toko, takut ga sempet kesini lagi". Jawab Irfan.
"teh kemaren kan Irfan ke bandung terus ketemu sama a Yogi, Irfan singgah di suatu warung yang deket sama alamat yang kemaren teteh kasih.
Ternyata ada satu bapa-bapa yang kenal sama a Yogi dia cerita kalo a Yogi orang baik, jadi bapa-bapa itu nganterin Irfan buat ke rumahnya.
Karena si bapa itu sibuk jadi di anterinnya Cuma sampe gerbang kosan, "tuh di yang ketiga", tunjuk bapa-bapa itu sebelum pamit.
Irfan kesana setelah mengucap salam keluar a Yogi, terlihat jelas kontrakan satu petak ada cwe dan bayi di dalemnya. A Yogi dan Irfan sama-sama kaget". Irfan cerita sembari menunduk dan diam beberapa saat lalu menghela nafas.
"a Yogi buru-buru narik tangan Irfan keluar dari gerbang, Irfan ga banyak tanya karena udah terbukti semuanya kan. Cuma sekedar nanyain kabar aja, tapi Irfan Cuma nyampein ke a Yogi bahwa Ibarahim mau disunat, itu aja teh Irfan langsung pamit", lanjut Irfan.
Terlihat Sopiah yang menahan tangis dengan bibir bergetar dia berkata,"oh gitu yah fan, yaudah nanti tolong kasih tau a Yogi hari pastinya Ibrahim di sunat ya, Alhamdulillah teteh dapet rezeki ini. Pengennya sih dua harian lagi dah ya, besok biar Wahyu (adik Irfan) cari sewaan mobil. Ke haji Totom yang di cisaat itu ya." Jawab Sopiah dengan mata berkaca.
"Iyah teh InsyaAllah nanti Irfan hubungi a Yogi, yaudah teh yang sabar yah Irfan mau pulang dulu harus siap-siap buat buka toko ini." Jawab Irfan sembari mengelus bahu bagian kiri lalu menyalaminya.
Sopiah yang melihat punggung Irfan yang semakin menjauh bergegas untuk masuk, duduk di kamar dengan tatapan kosong dan air mata yang membasahi pipi.
"ketakutanku ternyata lebih dari itu, Yogi bukan hanya selingkuh namun sudah mempunyai anak dangan selingkuhannya". Gumamnya.
"mah mah mamah", Sopiah dikagetkan dengan suara Ibrahim yang baru bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pecah
Non-FictionTrue story (Berdasarkan kisah nyata) Tempat dan kejadian nyata hanya nama saja yang di samarkan. Tentang seorang hamba yang berusaha taqwa dari segala cobaan yang ada