Part 10.

1.4K 129 10
                                    











Happy Reading. 😉




















Menunggu ya manis.. 😉
Maaf ya harus up yg lain jg.. 🙏
Sidang jg baru kelar.. 😅
Cekidot.. ⏩🗿
















Author pov

Awalnya sisca tidak paham apa yang chika bilang tentang ica yang dia cari. Namun setelah mencerna dia akhirnya paham jika yang di maksud chika adalah ica kecil itu merupakan chika. Dia pun segera menatap mata chika, melihat mata choklat yang indah milik chika. Dan tentu saja dia tak asing dengan mata choklat itu yang pernah dia lihat di masa kecilnya.

"kakak ica." Ujar sisca bergetar.

"ya saras ini kak ica, kak ica kangen kamu." Ujar chika lirih serta bergetar.

Sisca pun segera memeluk chika dengan erat, menandakan bahwa dirinya sangat rindu dengan chika. Chika pun sama halnya dengan sisca memeluk erat karena rindunya. Sebenarnya chika juga menyukai sisca di saat waktu kecil dulu, hanya saja ke adaan yang memisahkan mereka.

Chika dulu tipe orang ceria bahkan kepada semua orang dia tersenyum ramah. Namun semenjak kehilangan sisca atau biasa dia panggil saras itu, dia jadi pendiam dan dingin. Tapi tidak merubah sikap pedulinya kepada orang yang di bully karena mengingatkannya tentang sisca.

"kamu kemana aja saras, kak ica nyari kamu sampai sekarang. Tapi susah sekali kakak nyari kabar kamu." Ujar chika dengan isak tangis.

"maafin saras kak ica, semua akses saras di tutup sama cici. Saras hanya boleh di rumah bahkan sekolah di rumah, sekarang boleh pun karena saras maksa." Ujar sisca dengan tangis dalam dekapan chika.

"sebegitu hebatnya cici mu sampai kak ica sulit buat nemuin kamu. Maaf kalau kak ica gak berusaha lebih keras lagi." Ujar chika mengusap air mata sisca.

"bukan salah kak ica kok, cici aja yang terlalu posesif sama saras. Dulu kalau saras ngomong sama cici mungkin saras masih sama kak ica." Ujar sisca dengan tangisan yang mereda.

"sekarang jangan pergi lagi ya, kak ica gak bisa kalau gak sama saras. Cukup beberapa tahun ini kak ica ke siksa tanpa kamu." Ujar chika menatap mata sisca.

"saras janji apa pun yang terjadi, saras akan tetap milih sama kak ica." Ujar sisca menatap dalam mata chika.

"ah bocil bisa aja bikin baper." Goda chika.

"aaaaaah kak icaaa lagi serius juga ngerusak suasana aja." Ujar sisca merengek.

"kamu masih bocil ya jangan ngegombal gitu ah, oh iya tadi suka sama sahabat kamu itu ya. Berarti suka sama aku dong hayo ngaku." Ujar chika menggoda sisca sembari mencolek hidung sisca.

"aaaaaaaarh kak icaaaa aku maluuuu, jangan kayak gitu ih." Ujar sisca dengan pipi yang sudah memerah.

"bocil gak boleh cinta-cintaan ya nanti di marahin cici loh kalau cinta-cintaan." Ujar chika.

"aku udah gede kakak icaaaa ih, emang salah suka sama kak ica. Apa lagi sekarang kak ica makin cantik eh." Ujar sisca keceplosan seraya menutup mulutnya.

"cie suka aku nih cie bocil jatuh cinta nih, kamu juga cantik saras kak ica suka. Apa lagi kamu ada gigi gingsul makin manis." Ujar chika menggoda sisca.

"aah aku deg-degan aku meleyot kak ica. Aku jadi maluuuu. " Ujar sisca menyembunyikan wajah merahnya di ceruk leher chika.

"dih udah main ndusel aja nih bocil, mukanya merah lagi hihi." Ujar chika terkekeh.

"jangan godain aku kak icaaaa." Ujar sisca merengek.

"aku gak godain kamu loh saras." Ujar chika sembari mengangkat wajah sisca yang tersipu.

"aku ngomong jujur kok, kamu sekarang cantik banget punya gingsul makin manis. Aku suka sama kamu yang sekarang ini makin beranjak dewasa makin manis gemesin." Lanjut chika membuat pipi sisca semakin memerah merona.

"jadi kak ica juga suka sama saras." Ujar sisca menatap chika.

"iya bahkan dari dulu kak ica tertarik sama saras, karena saras itu lucu imut gemesin cerewet terus energic banget. Tapi sekarang udah sedikit dewasa ya makin cantik manis lagi dengan gingsulnya walau masih ngedot ya kan." Ujar chika sedikit meledek sisca.

"ih kak ica nih, gak enak tau minum susu gak pakai dot. Kalau pakai dot kan enak bisa sambil tiduran minum susunya." Ujar sisca protes.

"tetep aja kayak bocil ya, tapi ada sedikit perubahan deh di diri kamu yang sekarang dari pada yang dulu." Ujar chika bicara serius.

"emang apa perbedaan dulu dengan saras yang sekarang kak." Ujar sisca menatap chika dengan tangan yang melingkar di lengan chika.

"kamu kayak cuek banget sama orang baru, terus ngomong apa adanya datar gak seceria dulu. Dan lagi aku liat dari mata kamu, kamu kayak kesepian sedih merasa sendirian ada masalah apa selama gak sama aku." Ujar chika menatap mata sisca.

Ya benar yang di bilang oleh chika bahwa sisca menyimpan semua lukanya sendiri. Bukan luka dari orang lain, namun luka itu hanya luka kesedihan kesepian karena tak punya kebebasan.

Sisca selalu di kekang oleh kakak dan cicinya, ia tak boleh kemana pun jika tidak bersama kakak atau cicinya. Tapi untuk anak seusia sisca sudah sewajarnya sangat ingin bebas mengenal dunia luar. Meski begitu dia juga tau jika dunia luar itu terkadang menyakitkan.

Sisca selalu merasakan kesendirian kesepian walau dirinya selalu di jaga oleh baby sister suruhan kakak dan cicinya. Karena kakak dan cicinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, meski sisca meminta untuk berlibur dan di kasih. Tetap saja mereka punya dunianya masing-masing itu lah yang membuat sisca jadi kesepian meski di rumah ada yang menemani.

"huft kak ica benar aku memang sedikit merubah sikap ku yang tidak ingin berkenalan dengan orang baru. Aku juga begini karena kehilangan kakak, keceriaan ku hanya di kak ica jadi seperti ini kehilangan kakak berpengaruh terhadap dunia ku." Ujar sisca yang di dengarkan oleh chika.

"setelah cici tidak memperbolehkan ku untuk sekolah lagi, aku kesepian kak. Karena gak ada kak ica yang selalu bikin aku senang, kak ica yang selalu mau dengerin cerita keluh kesah ku. Tapi cici malah pisahin aku sama kak ica, cici menjadi posesif bahkan kakak ku juga." Lanjut sisca.

"terus kenapa kamu jadi merasa kesepian." Ujar chika bertanya.

"aku di asuh oleh baby sister kepercayaan cici dan kakak. Aku di kurung di rumah gak boleh keluar rumah, sekolah dari rumah bahkan selesai sekolah pun hanya di rumah. Cici dan kakak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sampai lupa ada aku yang masih butuh kasih sayang mereka." Ujar sisca.

"hingga akhirnya aku memutuskan buat sekolah lagi agar tidak kesepian kak. Meski begitu kita pun berdebat terlebih dahulu, bahkan cici sampai membentak ku. Hingga akhirnya kakak menengahi agar aku sekolah di sekolah keluarga natio." Lanjut sisca.

"dan sekarang akhirnya aku ketemu lagi sama kak ica, jadi saras mohon kak ica jangan ngilang lagi ya. Saras kesepian kalau gak ada kak ica, cuman kak ica yang ngertiin saras dari pada cici dan kakak saras." Lanjut sisca lagi mencurahkan beban di hatinya.

Chika yang mendengar cerita siscanya itu menjadi sakit juga. Hatinya seperti di sayat-sayat orang yang di sayanginya itu sedih dan kesepian. Dia tak menyangka jika kakaknya sisca sebegitu posesifnya dengan sisca sampai di kurung di rumah. Chika tak habis fikir dengan kakaknya sudah di kurung tapi tak pernah ada waktu, ada waktu pun kalau sisca meminta.

























Bersambung..

Vote or Coment.. 😒



























Tinggalkan jejaknya dong manis. 😉
Biar aku semangat nulis. 😉

Possesive SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang