Part 18.

492 64 4
                                    





















Happy Reading. 😉















































Cari apeee..




































Scroll jee tak ada up.
































Jangan marah lah ada up ini hehe..




















Author pov

Sisca secara paksa dan kasar di seret oleh si sulung natio, siapa lagi kalau bukan shani. Pergelangan tangan sisca pun terlihat memerah karena terlalu erat di genggam oleh shani. Sisca yang merasa bahwa itu sangat sakit pun ia merintih dan memberontak.

"sshhh sakit lepasiiin." Ujar sisca merintih.

"ci lepas ci kasihan dede." Ujar feni.

"kamu diem fen, ini akan jadi pelajaran buat dia." Ujar shani dengan mata yang tajam.

"bisa lepasin ga sih." Ujar sisca datar meski menahan sakit.

"udah berani ya kamu sekarang sama cici, ga sopan kamu ngomong tanpa natap cici apa lagi ga manggil dengan sebutan cici." Ujar shani membentak sisca.

Ya shani tanpa sengaja membentak sisca di depan feni adiknya yang ke dua itu. Feni yang mendengar shani membentak si bungsu pun membulatkan matanya kaget. Pasalnya shani tidak biasanya ke lepasan seperti ini, sepertinya si sulung sedang banyak pikiran.

"ci apaan sih, dede ga salah apa-apa kenapa cici bentak gitu sih." Ujar feni kaget.

"so-sorry mpen cici ke lepasan tadi." Ujar shani lirih serta melepaskan cengkraman tangannya dari sisca.

"cici kalau ada masalah jangan di lampiasin dong ke dede, dede ga ada salah apa-apa sama cici." Ujar feni menyalahkan shani.

"maaf mpen cici tadi emosi, dede ga biasanya se akrab itu dengan orang lain. Bahkan sampai senyum manisnya pun di tampilkan ke orang lain, cici khawatir mpen." Ujar shani membela diri.

"apa salahnya ci kalau dede mau berteman dengan yang lain, dede udah gede dia udah SMA ci wajar kalau dia cari teman." Ujar feni menyalahkan shani yang over protectif.

"cici tau fen, tapi dia baru aja masuk SMA baru keluar dari zona aman kita. Cici cuman takut dia kenapa-kenapa di luar sana yang bisa aja bahaya dari temannya." Ujar shani cekcok dengan feni.

"iya ci mpen paham, tapi kita bisa kasih tau dede pelan-pelan ga harus bentak dede kayak tadi. Itu semua bukan yang terbaik ci tapi itu malah jadi bom buat dia yang akhirnya tertekan terus meledak." Ujar feni.

"ma-maaf mpen cici terlalu kalut dan takut, cici janji ga akan gitu lagi." Ujar shani menunduk salah dengan pola pikirnya.

"ya sudah minta maaf dengan dede bukan sama mpen, karena cici tadi bentak dedek." Ujar feni.

Possesive SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang