Pulang sekolah Natha berniat pergi bersama dengan teman-temannya, namaun baru saja dirinya melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah, Aska sudah mencegahnya lebih dulu "Tuan muda anda mau pergi ke mana? Mobil kita ada di sebelah sana" ujar Aska menujuk mobil mereka masih ada di dalam parkiran sekolah.
"Gua mau main, lo pulang aja dulu nanti gua bisa pulang sendiri" jawab Natha menepis tangan Aska yang memegang lengannya.
"Tidak bisa tuan muda, mulai hari ini ada harus les, tuan dan nyonya sudah mengatur jadwal les untuk anda tuan muda" balas Aska kembali meraih tangan Natha.
"Les? Les apa?" Tanya Natha, kenapa orang tuanya tidak memberi tau dirnya lebih dulu sebelum mengabil keputusan.
"Ada les musik, les matematika dan les bahasa" jawab Aska, muali minggu ini setelah pulang sekolah Natha harus mengikuti serangkaian les tambahan yang sudah di siapkan oleh kedua orang tuanya.
"Gua gak mau" tolak Natha.
"Anda bisa protes dengan tuan besar nanti tapi untuk sekarang anda harus pergi ke tempat les tuan muda, mari" ajak Aska menarik tangan Natha dengan pelan berjalan menuju mobil mereka, Aska membukakan pintu mobil untuk Natha.
Natha masuk ke dalam mobil dengan terpaksa "gua gak mau ikut les, lagian nilai matematika gua masih masuk sepuluh besar" ujar Natha.
"Hari ini les musik tuan muda" balas Aska lalu melajukan mobilnya menuju tempat les, sedangkan Natha terus saja menolak karena dia tidak menyukainya tapi Aska tetap membawanya ke tempat les karena orang tuanya memaksanya les piano dan biola.
"Kita sudah sampai tuan muda" ujar Aska tidak perduli dengan penolakan Natha, bukanya dirinya tidak kasihan dengan Natha hanya saja ini untuk kebaikannya, jika Natha tidak mau ikut les yang sudah di siapkan oleh orang tuanya maka Jayendra sendiri yang akan menghukum Natha.
"Tapi gua gak suka, percuma gua akan bisa biarpun di paksa kaya gimanapun gua tetap gak suka" ujar Natha ia tidak ingin turun dari mobil.
"Setidaknya anda harus mencobanya kali ini, jika tidak bisa nanti anda bisa bicara dengan tuan Jayendra agar orang tua anda mengganti dengan les yang lain" balas Aska turun dari mobil lalu pergi ke pintu samping untuk membukakan pintu mobil untuk Natha "silahkan tuan muda anda tinggal masuk ke dalam di dalam sudah ada guru yang menunggu anda" lanjunya.
Dengan terpaksa Natha turun dari mobil lalu melangkahkan kakinya menuju ruang les, ia masuk ke dalam ruangan itu benar saja sudah ada guru yang menunggunya, guru itu tersenyum ramah pada dirinya "halo Natha, kemarin, kenalin nama ibu, ibu Indri, ibu yang akan mengajari mu piano dan di sebelah sana ada bu Hesti beliau yang akan mengajari mu biola" ucap bu Indri dengan senyuman ramahnya pada Natha.
"Dua les sekaligus?" Tanya Natha saat ini dirinya sudah duduk di depan piano.
"Iya orang tua mu yang meminta, kami hanya melaksanakan tugas kami, kamu akan belajar piano selama dua jam dan biola juga dua jam, jadi kau ingin belajar yang mana lebih dulu?" ujar bu Indri tadi dirinya sudah mengatakan pada Jayendra untuk membagi jadwal lesnya tapi Jayendra menolaknya dan memintanya untuk sekaligus.
"Yang mana saja, sama saja bagi diriku" Jawab Natha lalu bu Indri mulai mengajarinya piano sedangkan bu Tiya pergi ke ruangan sebelah untuk mengajari murid yang lainnya dulu.
Empat jam berlalu, akhirnya les selesai juga setelah berpamitan pada kedua gurunya Natha keluar dari ruang les di sana sudah ada Aska yang menunggunya, tanpa sepatah katapun Natha langsung masuk ke dalam mobil, hari ini dia sangat lelah dia ingin segera pulang dan istirahat.
.......................
Seperti biasa setelah makan malam mereka akan berkumpul di ruang keluarga, hanya saja mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing "bagimana sekolah mu hari ini?" Tanya Jayendra menatap Natha yang duduk di sebelah Ardi.
"Kaya biasanya" jawab Natha.
"Bagaimana dengan les nya?" Tanya Jayendra lagi.
"Aku gak suka, bisa di ganti les yang lain aja" ujar Natha, ia memberanikan dirinya untuk bicara dengan papa nya.
"Suka tidak suka kau harus tetap les, papa sudah membayarnya untuk satu tahun ke depan, dan mulai besok tidak ada lagi yang namanya bermain-main setelah pulang sekolah kau harus belajar" tegas Jayendra ia mendapatkan laporan dari orang suruhannya jika anaknya lebih sering bermain dari pada belajar, ia juga mendapatkan laporan jika anaknya sering membuat ulah di luar sekolah.
"Tapi aku gak suka" lirihnya menundukkan kepalanya.
"Apa yang kau sukai? Bermain-main di luar sampai larut malam?" Kali ini giliran Qila yang angkat bicara, ia tau waktu Natha pergi dan pulang larut malam karena balapan malam itu.
"Mau jadi berandalan di luar sana, tidak puas kau bermain-main selama ini? Jangan kau pikir kita tidak tau apa saja yang kau lakukan selama tinggal jauh dari sini" lanjutnya lagi.
"Kalau tau kenapa tidak datang jemput gua, gua kesusahan di sana mau makan aja harus kerja dulu, tapi gak masalah seenggaknya gua tau mereka masih perduli sama gua, udah lama gua gak denger mama ngomel gini" ucap Natha dalam hati, dia tersenyum tipis mendengar omelan mama dan papa nya.
"Mama gak mau dengar bantahan kamu lagi, lihat abang kamu dia nurut gak kaya kamu" ujar Qila bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruang keluarga.
"Besok papa sama mama pergi ke luar negeri selama satu bulan dan kau Natha jangan macam-macam apa lagi sampai membolos sekolah lagi, jika papa dengar kau sampai membolos sekolah lagi, membuat ulah papa akan menambah pelajaran di luar sekolah dan untuk motor mu itu jangan pernah kau mengunakannya lagi" imbuh Jayendra lalu pergi meninggalkan ruang keluarga.
Natha tersenyum tipis memandang punggung Jayendra yang semakin menjauh dari pandangannya "Natha" pangil Ardi menepuk pundak adiknya.
Natha menoleh ke samping menyingkirkan tangan Ardi dari pundaknya "gua ke kamar dulu, selamat malam" ucapnya lalu beranjak pergi dari sana.
"Kenapa selalu menghindar Nat? gimana abang bisa dekat sama kamu sedangkan kamu aja selalu menghindar dari abang" gumam Ardi, dirinya sudah berusaha mendekati adiknya tapi adiknya selalu menghindari dirinya, ia juga berusaha melindungi adiknya dengan menyembunyikan kenakalannya agar adiknya tidak di marahi oleh papa nya tapi papa nya itu memiliki mata-mata lebih dari satu tentu saja kenakalan adiknya akan terdengar sampai telinga papa nya.
Di kamarnya Natha sedang bermain dengan kucing kesayangan yang ada di dalam kandang, kekesalannya hilang ketika melihat kucingnya itu "gua pengen gendong lo tapi badan gue gatal semua karena bulu lo, jadi untuk sementara lo main-main di kandang dulu ya Han" ucapnya pada Hana kucingnya.
"Tadi mama sama papa marahin gua. lo tau gak? Udah lama gua gak denger mama marah dan tadi gua di marahin kesal sih pas di paksa les musik tapi gua seneng karena mereka marah sama gua artinya mereka masih sayang kan sama gua Han" lanjutnya lagi dan kucing itu seolah mengerti dengan ucapan tuanya kucing itu mengeong dan duduk memandang Natha.
"Gua pengen di peluk mama sama papa, semoga aja suatu hari nanti mereka peluk gua ya Han, lo juga harus ikut doa-in gua jangan cuma bilang meong-meong doang sekali-kali jawab iya Nat gitu" ocehannya lalu Natha merebahkan dirinya di atas kasur "Hana besok pagi banguni gua ya" lanjutnya sambil memejamkan matanya.
Meong
Natha tersenyum memberikan jempolnya pada Hana kucingnya "gua anggap jawabnya iya" ucapnya lalu mematikan lampu kamarnya di ganti dengan lampu tidur seperti biasa dia memilih tidur di lantai dengan beralas selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natha Aleron Murai (TERBIT)
Novela Juvenil(DI TERBITKAN PART SUDAH TIDAK LENGKAP) Natha Aleron Murai sejak berusia 5 tahun di asingkan oleh kedua orang tuanya karena kesalahpahaman, hidup bebas tanpa pengawasan kedua orang tuanya membuatnya menjadi anak nakal suka membolos sekolah ikut tawu...