16. Seperti tak terlihat

332 39 102
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak Laras menginap di rumah Juna. Sudah seminggu juga Jafar menghindari Laras. Bukan tanpa alasan, pada akhirnya cowo itu tetap tau bahwa pacarnya bermalam dirumah sahabat nya sendiri. Saat itu rasanya Jafar benar-benar hancur, kecewa bukan main. Beratus kali Juna berusaha menjelaskan pada Jafar apa yang sebenarnya terjadi, tapi beratus kali pula Jafar menepis Juna.

Ia sungguh kecewa. Ia tak tau harus bersikap seperti apa. Pagi itu, saat semalaman sudah ia mencari Laras ke penjuru kota tanpa tidur, ia malah menemukan gadisnya itu menyambutnya saat ingin beristirahat sebentar dirumah Juna. Jantung Jafar saat itu rasanya akan meledak saking marah nya. Di satu sisi ia bersyukur berhasil menemukan Laras, tapi lelaki mana yang terima menemukan pacaranya sendiri, di jam enam pagi, keluar dari rumah sahabat nya sendiri, di tambah pagi itu Laras menggunakan kaus Juna yang sudah sangat Jafar hafal.

Ia kecewa. Tak pernah ia membayangkan bahwa ia akan menemukan gadisnya sepagi itu dirumah sahabatnya sendiri membukakan pintu untuknya, sedangkan ia sudah semalaman tidak tidur mengelilingi kota hanya untuk mencari gadisnya. Menurut Jafar, apapun alasan di balik kejadian minggu lalu, itu tetap bukanlah hal yang bisa ia terima.

Jafar tau, ia tetap sadar bahwa hubungannya dengan Laras hanyalah sebuah kontrak yang akan berakhir sebulan lagi, tapi bukankah ini salah? Ia sungguh mengelilingi kota semalaman hanya untuk menemukan gadisnya dirumah sahabat nya sendiri? Ratusan kali ia mengirim pesan, ribuan kali ia menelfon, semuanya nihil, ia seperti kehilangan Laras dalam semalam, Laras seperti di telan bumi, dan bumi itu adalah sahabatnya sendiri, orang yang sudah ia anggap saudaranya sendiri.

Jafar yakin pasti Juna tau bahwa ia sudah semalaman mencari Laras, karena  malam itu Jafar meminta tolong ke seluruh temannya untuk menolong nya mencari Laras, harusnya malam itu ia sadar bahwa alasan yang Juna berikan tidak bisa ikut membantunya sangatlah mengganjal. Malam itu Juna beralasan bahwa ia harus kontrol ke dokter matanya, padahal Jafar tau persis bahwa Juna sudah tidak memiliki masalah apapun dengan matanya setelah 2 tahun operasi lasik nya.

"JAFAARRR AYO LARI, UPACARANYA UDAH MAU MULAI!!!"

Dari belakang, Yoga berhasil memecah lamunan Jafar dengan sengaja menyenggol bahunya, temannya itu lari sekencang mungkin seperti di kejar hantu untuk masuk ke barisan kelasnya. Tapi Jafar tak peduli, biarlah ia telat, toh hanya di suruh berdiri di belakang, terpisah dari barisan kelasnya. Sedangkan Yoga sudah berhasil masuk ke barisan kelasnya tepat saat OSIS yang bertugas memulai upacara, alhasil Jafar akhirnya masuk ke dalam barisan yang terpisah.

Baru saja akan kembali melamun, sebuah tepukan di bahunya membuat Jafar kembali tersadar. Itu Hanafi, entah bagaimana ceritanya murid teladan ini ikut telat masuk ke dalam barisan kelasnya.

"Gue abis dari kamar mandi," ucapnya tiba-tiba seperti paham dengan raut bingung wajah Jafar.

"Gue ga nanya," jawab Jafar seadanya.

Hanafi berdehem, lalu mendekati Jafar, berbisik pelan, "Udah seminggu, lo tetap gamau cerita apa-apa ke kita?" tanya nya.

Jafar diam. Tak ingin merusak mood pagi nya dengan membahas ini. Lebih baik Hanafi diam seperti biasanya, yang hanya bicara pada mereka ketika badai menghadang, Jafar tak suka dengan Hanafi yang banyak tanya.

Melihat respon Jafar yang tetap diam membuat Hanafi yakin bahwa ini bukanlah hal biasa yang sebelumnya juga pernah terjadi. Sepertinya kali ini masalahnya cukup serius, dan Jafar tak ingin di ganggu. Bukti kecil nya saja terlihat dari Jafar yang seminggu ini memilih untuk tidak ikut berkumpul dengan mereka, temannya itu selalu melewati jam makan siangnya di kantin, dan memilih untuk menghabiskan waktu dengan ponsel nya di kelas.

Hanafi tak merasa curiga sedikitpun, ia pikir ini hanyalah masalah Jafar dan Laras, karena terakhir kali sebelum Jafar menjadi sediam ini temannya itu tengah kehilangan Laras yang menghilang entah kemana, tapi setelah keesokan harinya di sekolah ia menemukan Laras sedang berbicara dengan Jafar, ia pikir tidak ada hal yang perlu di cemaskan, tapi sepertinya ia salah, ini tidak seperti hanya melibatkan Laras, sepertinya ada orang lain. Karna apapun masalahnya dengan Laras, Jafar tak pernah memisahkan diri dari mereka.

Tunggal • njm [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang