Dia Zeano Pangestu Adinata, laki laki dengan tinggi 177 cm dengan porsi tubuh yang proposional, anak pertama dari keluarga Adinata. Manusia pecinta buku, dan yaa jangan lupa Zeano adalah fanboy Karina Aespa. Miliki Eye smile yang membuat matanya tertutup ketika dirinya tertawa. Kulitnya putih bersih ya tak lupa dengan wajahnya yang cukup manis untuk porsi laki laki, apa lagi ketika tersenyum. Wajah Zeano lo itu tampan tapi ada manis manisnya jadi ga bosen gitu mau di pandang sampe berjam jam juga.
"Gua mau ke gramed dulu takut tutup."
"Terus gua pulang sama siapa? motor gua kan masuk bengkel," ini Zico Pangendra Adinata adik dari Zeano, tinggi Zico sekitar 175 cm, memiliki mata yang cukup tajam, ya tak lupa Zico memiliki tahi lalat kecil di hidung kananya. Hidung Zico juga lumayan mancung untuk porosi badan zico lebih kurus dari Zeano, kulit Zico dan Zeano itu sebelas duabelas. Jika Zeano pencinta buku, kalo Zico itu cukup tahu saja, tidak mencintai terlalu dalam.
"Ada gua," Nandea Resya Fasha laki laki dengan tinggi sama dengan Zico, Nandea itu punya gigi ngingsul, kulit Nande juga lumayan putih, rambut Nandea agak kecoklatan dari lahir, Nandea itu ada darah campuran, ciri khas tataan rambut Nandea itu koma, kata dia ketampananya semakin terpancar jika tatanan rambutnya seperti itu.
"Jangan percaya, nanti jam 8 pasti Ande bilang gua harus jemput Karin," ucap laki laki yang baru datang, Katanael Drana Rangga. Laki laki dengan tinggi 173 cm, laki laki manis bahkan porposi wajah Nael itu benar benar menyentuh kata manis, tidak ada lagi kata tampan lagi di tambah lagi dengan dimpel di pipi kanannya. Tatapan Nael selalu teduh. Bulu mata Nael lumayan panjang dan lentik, rambut Nael itu agak ikal, jangan lupa Nael itu agak pesek. Kalo kata dia gapp pesek yang penting gua masih bisa nafas.
"Ngga Karin lagi di tempat tetehnya jadi aman," ucap Ande meyakinkan.
"Paling di anterin sampe depan perumahan doang," laki laki terakhir dalam lingkup mereka, Jordi Jovito laki laki yang memiliki kulit agak coklat berbeda dengan keempat temanya, jika mendefinisikan tampan itulah jojo tinggi 179 cm dengan porposi tubuh yang bagus, rahang yang tegas, tatapan mata yang tajam, hidung yang mancung, bahkan Jojo diam saja aura tampanya sudah terpancar.
"Emang lo!" ucap Nande tak terima.
"Mana pernah gua nurunin orang ga pas di depan rumahnya," protes Jojo, karena dirinya merasa tak terima di tuduh seperti itu.
"Udahkan? gua cabut duluaan," ucap Zeano bangkit dari sofa.
Malam ini mereka semua sedang berada di rumah Jojo, kebetulan orang tua Jojo lagi ga di rumah sedang pulang kampung karena neneknya sedang sakit, Jojo sebenarnya mau ikut tapi karena besok harus sekolah jadi Jojo tidak ikut, ia di tinggal bersama dua kakak dan asisten yang tinggal di kediaman Jojo.
"Mau mana lo No?" tanya laki laki yang baru saja sampai dirumah Jojo.
"Balik bang," ucap Zeano kepada kakak pertama Jojo. Satria Dirganata.
"Kok balik, dia orang aja belum balik," ucap Satria sambil melihat kearah, Neal, Zico dan Ande.
"Mau cari buku bang nanti kemaleman takut udah tutup tempatnya," ucap Zeano mendapatkan angkukan dari Satria.
"Permisi," satu suara yang femiliar di telinga mereka. Pandangan mereka langsung terarah kesumber suara, terlihat seorang gadis muncul di ikuti 2 gadis lainya.
"Hai bang Satria," sapa gadis itu, Nabila Alodia Namira, gadis dengan tahi lalat di bawah matanya, tubuhnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar 160. Warna kulit Nabila itu tidak putih tapi lebih ke kuning langsat, ya Nabila juga nemiliki idung pesek.
"Tadi di suruh masuk aja, disuruh mba Lita," ucap gadis lain, Fellynacia Xaviora, gadis dengan tinggi 165cm, dengan dua dimpel tapi bukan di pipinya, dimpel yang di dekat bibirnya.
"Mau kemana?" tanya seorang gadis ketika Zeano lemewatinya, Adelin Viora Melavin gadis yang memiliki gigi kelinci dan poni ala koreanya, wajah yang mungil dengan pipi yang sedikit chubby.
"Mau ke gramed," jawab Zeano.
Adel mengangguk.
"Baru sampe Cher? ga bareng mereka?" tanya Zeano yang melihat Chera baru saja sampai dirinya tidak datang bersama Nabila, Fellinacia, dan Adel.
Chera Veronic Ergina gadis yang memiliki wajah bule, karena miliki darah campuran seperti Ande. Bahakan bola mata Chera itu berwana agak kecoklatan.
"Ngga, tadi gua jemput kakak dulu, jadi ga bareng," ucap Chera.
Zeano mengangguk, kini tatapanya beralih menatap gadis yang ada tepat di hadapanya, "Yaudah aku pergi dulu," ucap Zeano sambil mengusak rambut Adel yang notednya adalah pacarnya.
Oh ya tinggi mereka itu ga lebih dari 165 cm.
"Iya hati hati," ucap Adel.
Setelah itu Zeano benar benar meninggalkan rumah Jojo.
"Kunci montor Vean mana?" tanya Satria sambil menodongkan tanganya kepada Jojo.
"Kamar gua."
"Ambil!"
"Ambillah, kok nyuruh."
"Fel cowok lo si Fel, ga sopan sama abangnya," adu Satria kepada Felly.
Felly yang baru saja duduk hanya tersenyum saja, tidak tahu harus merespon apa.
"Berisik si bang. Sat..." ucap Jojo ketika Satria sudah pergi dari hadapanya, meskipun begitu Satria masih dapat mendengarnya karena jarak mereka masih cukup dekat.
"Gua ga budek!" teriak Satria ketika akan menaiki tangga.
Jojo hanya tertawa saja.
Malam ini sebenarnya mereka tidak ada rencana untuk kumpul di rumah Jojo tapi karena Zeano dan Zico tadi kerumah Jojo sehabis nganter montor Zico kebengkel, keduanya mampir kerumah Jojo yang kebetulan rumah Jojo tak jauh dari bengkel. Adanya tambahan yang lain ya karena kabar kabaran, alhasil mereka memutuskan untuk nonton netflix di rumah Jojo, sebenarnya netflixan di rumah mereka masing masing bisa tapi lebih asik kalau rame rame kan?
Rencanaya itu nonton bareng 9 orang malah menjadi 8. Gapp, tadi Zeano sempat bilang katanya jika tidak kemalaman ia akan kembali lagi setelah membeli buku.
•••
tbc
AKHIR SETENGAH TAHUN INI
Hai all...
makasih untuk waktu kalian semua.
gimana harinya hari ini?
semoga baik semua yasebelum kalian pergi, jangan lupa tinggalin jejak ya.
salam hangat dari author dan anak anak Airlangga...
KAMU SEDANG MEMBACA
Airlangga
Teen FictionKita abadi dalam cerita yang tak tertulis, dan dunia harus mendengar itu. _______________________________________ Hal yang terjadi hari ini adalah kenangan yang akan menjadi cerita di hari esok. Tidak usah terlalu memikirkan hal hal yang sudah lalu...