Airlangga 05 : Malaikat kecil

43 31 39
                                    

Entah bagaimana bisa manusia senang menyakiti manusia lainya. Bukankah aneh?

- A I R L A N G G A -

Suara detik jam terus saja terngiang ngiang di kepala dua murid yang tak henti hentinya melihat ke arah jam tangan mereka, kaki keduanya tampak tak bisa diam, harap harap wali kelas mereka cepat menyelesaikan pidatonya. Bel sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu namun kebetulan jam pelajaran terakhir di isi oleh wali kelas jadi sedikit di berikan wejangan. Bukanya mendengarkan dengan baik malah membuat dua murid ini tampak gelisah, ingin rasanya berlari ke luar kelas.

Kenapa di saat seperti ini wali kelas mereka malah memberikan wejangan, kenapa tidak hari hari lain saja.

"Baik, semangat buat kalian semua, semoga kalian semua bisa menggapi apa yang mejadi mimpi kalian," ucap wali kelas 12 IPA-2 membuat dua murid ini bernafas lega akhirnya selesai juga.

"Selamat menjalani aktivitas di luar sekolah, dan hati hati di jalan. Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakattu," sambung wali kelas langsung melangkahkan kakinya keluar kelas, tak lupa juga wali kelas mereka meninggalkan senyumnya sebelum pergi.

"Wa'allaikumsallam ibu. Hati hati di jalan juga," ucap kompak seluruh murid 12 IPA-1.

"Buruan Jo," ucap Adel buru buru keluar kelas, begitupun dengan Jojo bahkan tas mereka tidak sempat mereka gendong hanya mereka tenteng saja.

Teman temanya yang lain hanya melihat mereka penuh tanda tanya, hal apa yang membuat mereka sampai buru buru. Jika mengajar anak anak biasanya malam, kalau mengajar anak anak jalanan biasanya sabtu minggu, atau tanggal merah. Les? mereka les biasanya malam.

"Mau kemana mereka?" gumam Nael menatap teman temanya yang hanya memberikan gelengan saja, pertada mereka juga tidak tahu.

"Adel ga ngomong ke lo No?" tanya Nabila membalik badanya menatap Zeano.

Zeano hanya menggeleng, "Ngga, Adel ga bilang ke gua apa-apa," ucap Zeano.

Kini tatapan Nabila terarah ke pada Felly, "Lo Fel?"

"Sama Jojo juga ga bilang apa-apa."

"Penasaran gua," gumam Nael.

Ande berdiri berjalan ke bangku Nael, merangkul pundak Nael yang masih setia duduk di bangkunya, "Udah ga usah penasaran penasaran, nanti kalo itu mereka bakal bilang sendiri," ucap Ande mendapatkan anggukan dari Zeano.

"Bil ga bawa mobilkan?" Adel yang tiba tiba datang kembali kedalam kelas dengan nafas yang tersengal sengal karena berlari.

"Ngga, kenapa?"

"Bawa mobil gua. Gua balik sama Jojo, nanti gua ambil di rumah lo," ucap Adel langsung menaruh kunci mobilnya di atas meja Nabila, "Tolong," sambung Adel langsung meninggalakan kelas lagi, menggampiri Jojo yang kemungkinan sudah berada di parkiran.

"Bang lo bareng adek kan?" tanya Zico.

"Iya."

"Yaudah, gua duluan ya," ucap Zico membenarkan tasnya yang bertengger di bahu kananya.

"Mau ketempat Nisa kan lo?" tanya Ande.

Zico mengangguk.

"Bareng," ucap Ande.

Keduanya berjalanan beriringan keluar kelas, kebetulan tujuan mereka berdua sama.

"Tumben akur," gumam Chera, "Gua juga duluan mau les," sambung Chera.

"Bareng dong ke parkiranya," ucap Nabila juga langsung membereskan peralatan yang ada di atas mejanya.

"Lo bareng Nael kan Fel?" tanya Nabila sebelum pergi.

AirlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang