Melepaskan dan mengikhalskan. Entah bagaimana hal itu bisa berujung menjadi penyesalan. Sialnya hal itu datang tanpa di diminta.
- A I R L A N G G A-Hari ini pelajaran pertama kelas 12 IPA-1 adalah olahraga, semua siswa siswi sudah berbaris rapih di lapangan indor, lapangan yang biasa di gunakan untuk praktek lari, dan estafet. Mereka semua baru saja selesai melakukan pemanasan dengan instruktur pemansan ketua kelas mereka sendiri.
"Hari ini kita ambil nilai lari ya, 5 putaran lapangan. Untuk siswa paling lambat sampai 10 menit, dan untuk siswi 15 menit," ucap Pak Rudi selaku guru penjas mereka.
Mendengar penuturan pak Rudi, siswa siswi yang mendengar itu langsung melemparkan protes, tidak semua, hanya satu siswa saja. Bagaimana bisa 5 putaran dengan waktu segitu, mengingat lapangan yang akan mereka putari tidak kecil.
"Pak yang bener aja bapak Rudi yang tampan, masa yang cowok paling lambat 10 menit, yang cewek 15 menit pak," protes Ande.
"Yaudah Nande kamu jadi cewek aja, kalo iri sama yang cewek," ucap pak Rudi.
"Tau lo Nde irian aja lo jadi cowok," ucap Nabila yang berbaris di samping Ande.
"Emang kenapa si Bil ga boleh? kam gua cuman mengutarakan bentuk protea gua, salah?"
"Pak, Nande nih pak, katanya ga mau lari, gamau ambil nilai lari," ucap Nabila mengadu kepada pak Rudi, dengan akal akalanya.
"Bohong pak Bila di dengerin, bapak tau sendirikan betapa iblisnya hati Bila," ucap Ande, langsung mendapatkan tatapan tajam dari Nabila plus tampolan di lenganya.
"Udah Ande, Nabila, kalian itu ribut terus, bapak nikahin lama lama kalian berdua," ucap pak Rudi langsung mendapatkan sorakan dari siswa siswi kelas 12 IPA-1.
"Bapak yang bener aja, saya nikah sama Nabila?, rumah tangga saya ga bertahan selama satu tahun pak," ucap Ande.
"Gua sama lo sebulan aja ga betah apa lagi setahun, mau banget lo sama sama gua selama setahun? gua si ogah!" balas Nabila.
"Pak kick aja pak dari barisan, ga mulai mulai ini pak nanti, malah cuman dengerin perhara rumah tangga doang pak," ucap Zico yang berbaris di belakang Ande.
"Ga usah ikut campur lo!" sentak Nabila dan Ande kompak.
"Ya ampun kalian kompak banget bapak terharu, jadi yakin kalo kalian jodoh," ucap pak Rudi bercanda.
Pak Rudi itu termasuk guru yang senang bercanda dengan murid muridnya, mengingat juga umur pak Rudi yang belum tua masih sekitar 27 tahun.
"Bapak," keluh mereka berdua membuat pak Rudi terkekeh geli, terkadang bercanda dengan murid itu tidak terlalu buruk juga.
"Iya iya Nabila, Ande. Udah sekarang di mulai ya. Bapak panggil 7 orang 7 orang sesuai absen," ucap pak Rudi sembari membuka buku absen.
Pak Rudi mulai memanggil nama nama siswa siswi sesuai dengan nomer absen mereka.
"Zico kamu kurang 1 lagi," ucap pak Rudi sambil menuliskan sesuatu di absen mareka.
"Huftt... bapak mana ada, udah 5 puteran saya bapak. Bapak ga liat saya lari udah kaya altet larj pak," ucap Zico sembari mengatur nafasnya.
"Ngga, bapak ga liat, yaudah biar bapak liat kamu lari lagi," ucap pak Rudi bercanda.
Zico ikut duduk bersama teman temanya yang sudah selesai pengambilan nilai. Kakinya di selonjorkan, "Au sakit hati saya pak bapak ga liat performa saya, pundung saya pak," ucap Zico sambil mengibaskan kaus olahraga agar mendapatkan angin lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airlangga
Teen FictionKita abadi dalam cerita yang tak tertulis, dan dunia harus mendengar itu. _______________________________________ Hal yang terjadi hari ini adalah kenangan yang akan menjadi cerita di hari esok. Tidak usah terlalu memikirkan hal hal yang sudah lalu...