"Ada acara tujuh bulanan si Nadira, gue lupa acaranya besok. Terpaksa, kita kebut belanja di jam genting."
Bunyi klik dari lipbalm milik Firman menyadarkan Anggi yang hanya berdiri diam di samping lelaki manis tersebut. Bercermin, tapi pandangannya kosong.
Firman menoleh. "Kira-kira bawa kado apa?"
"Oh, baju-baju bayi udah biasa, ya?"
Firman berdecak. Kembali merapikan V neck knit vest warna dongker yang dipadankan dengan kemeja putih polos. Sekilas melihat, entah kenapa Anggi membayangkan Giandra mengenakan pakaian sama seperti Firman. Pasti tampan, tubuhnya yang tinggi tegap, makin kelihatan sempurna. Lagi pula, sudah beberapa kali Anggi sering menjumpai banyak lelaki dengan pakaian yang menurut Anggi "klik" dengan tubuh Giandra. Ingin sekali membeli yang serupa, lalu menyuruh Giandra mengenakannya, tapi ... apa lelaki itu mau?
"Done!"
Anggi mengerjap. "Jadinya beli baju bayi?"
"Hhhrgh, kembalikan otak cerdas Anggi, Tuhan!" gerutu Firman sebelum keluar dari toilet kantor, membawa tas make-up sederhananya.
Kepergian Firman hanya diikuti mata Anggi melalui cermin. Melihat jam tangannya, ia mendesah. Jam pulang kantor, tapi Anggi tidak bisa menemui Giandra yang setengah jam lalu sudah pamit pulang ke hotel. Iya, hotel bukannya rumah di ujung kulon sana. Anggi berdecak dalam hati mengingat sedikit rasa kesal. Giandra terlalu akrab dengan bangunan bertingkat tersebut jika sudah mengalami kelelahan berat atau jadwal kerja mepet.
Mencuci tangan sekilas, merapikan rambut lalu mengenakan jaket jins model crop top untuk menutupi seragam kerjanya. Terakhir, Anggi mengganti heels yang ia kenakan sebelumnya dengan T-strap sandal. Membuat tinggi badannya merosot tujuh sentimeter. Buru-buru Anggi membenahi semua barangnya sebelum keluar toilet. Ada jadwal tambahan dari Firman yang sekarang sudah menunggunya di depan lobi. Membuat Anggi batal hangout dengan Giandra. Ada sedihnya, tapi Anggi berusaha belajar untuk tidak terobsesi. Jangan sampai Giandra risih.
"Mas Firman tujuannya ke mana? Nanti kalo ke mall, dikasih waktu longgar ya buat aku belanja juga," pinta Anggi begitu keluar lobi menemui Firman.
"Aman. Yuk!"
Anggi mengangguk. Mengikuti Firman pergi ke mobilnya.
"Deketan rumahmu aja, Nggi. Mana, tuh? Gue kalo ribet ngalor-ngidul ngabisin bensin, ogah!"
"SCH, ya. Ada kali yang jual trolly bayi di sana."
Firman dengan muka galaknya saat ingin membuka pintu mobil, jadi kode warning untuk Anggi yang langsung menutup mulut rapat-rapat.
"Kembangin dong idemu, Nggi! Baju, trolly. Nggak sekalian popok bayi?!"
"Maaf, Mas, maaf ...."
"Naik tensi gue lama-lama. Mana si Agus nggak bales-bales chat. Hhrghh, yang satu ini pula, punya cowok bukannya makin pinter malah makin lemot."
Firman masuk mobil. Menutup pintunya sedikit keras membuat Anggi meringis setengah tertawa. Kalau Firman sedang uring-uringan begini, telinga dan hati Anggi harus siap menampung segala omongan lelaki itu. Anggi pun menyusul masuk mobil, dan benar, baru juga duduk, menaruh tas di jok belakang dan mengenakan seatbelt, mulut Firman sudah mengutuk Agus yang beberapa hari lalu sempat manja kepadanya, lalu sekarang menghilang tanpa kabar.
"Nanti ya, Nggi. Kalo sampe dia WA gue nih misalnya. Emh! Abis si Agus."
"Sabar ... Namanya juga beristri."
Tiba-tiba Firman terbahak. "Mampus juga dia baru juga kawin udah selingkuh bini barunya, ngeyel, sih!"
"Hus! Mas Firman kasih do'a ya tiap malem?" tuduh Anggi bercanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Anniversary [COMPLETE]
RomancePublish 10 April 2023 end 2 Des 2023 Blurb : Giandra Rahadhian, anak ketiga dari empat bersaudara dan satu-satunya yang berjenis laki-laki. Di umurnya yang baru menginjak 29 tahun, Ibunya pergi menghadap Sang Khalik. Meninggalkan patah hati besar da...