Lyn sedang duduk menikmati makan malamnya bersama keluarga Will. Lyn baru tau ternyata ini acara makan malam keluarga untuk merayakan hari ulang tahun mama Will yang diadakan di halaman belakang rumah mereka. Bahkan halaman belakang ini bisa dijadikan untuk tempat bermain golf saking besarnya dan yang paling mengejutkan lagi disini ada mobil golf untuk mengantarkan tamu masuk ke dalam rumah. Sangat besar. Bahkan ini bisa dibilang rumah ini lebih besar dari mall-mall yang ada di Jakarta.
Terpaan angin malam dan halaman yang dipenuhi dengan pepohonan besar ini membuat suasananya jauh lebih dingin. Meja makan ini terlihat sederhana hanya dihiasin dengan kain putih panjang dan ada beberap hiasan bunga dan lilin diatasnya. Makan malam ditemani dengan alunan musik dari band namun Lyn tidak terlalu tau dari band mana. Terlihat seperti keluarga bahagia, orang tua melihat anak dan cucu duduk bersama dan bercanda ria.
Dresscode yang digunakan ternyata memang hanya casual outfit berwarna putih. Lyn ingat saat Will turun dengan white basic tee dan short pants nya, Lyn hampir tidak bisa menelan ludahnya. Ia terpesona. Will sangat tampan dan dengan pakaian malam ini terlihat seratus kali lipat lebih tampan.
Awalnya Lyn merasa canggung dan aneh karena Ia bukan bagian dari keluarga ini, namun ternyata respon keluarga Will sangat baik seakan Lyn sudah dianggap seperti keluarga. Jo, anak kedua dan anak perempuan satu-satunya dari keluarga ini sangat baik. Jo selalu menami Lyn selama acara dan anak Jo juga sangat menggemaskan. Suasana keluarga ini tidak asing baginya, karena hampir mirip dengan keluarga Lyn saat kumpul bersama.
Tiba-tiba Ia merasakan hangat di pahanya. Tangan Will berada di pahanya dan membuat Lyn menoleh, "Kenapa Pak?"
"Kamu sudah selesai makan?"
Lyn mengangguk, "Sudah. Kita sudah mau pulang ya?"
"Tidak. Mama suruh kamu tidur disini."
"Kenapa?"
"Sudah malam, Lyn."
Lyn menggelengkan kepalanya, "Tidak masalah Pak. Saya bisa pesan taksi kok."
"Lyn!" panggilan ini sedikit berbeda, tidak seperti biasanya yang penuh ketegasan. Lyn menoleh dan menaikkan alisnya, "Saya bisa pulang naik taksi, Pak."
"Oke."
Lyn menghela nafas lega, rasanya tidak sopan malah melebih batas seperti itu. Maksudnya, dia bukan keluarga terus tiba-tiba datang dan makan disini yang notabennya acara keluarga terus sekarang disuruh menginap? Tidak. Lyn tidak mau melebihi batas. Ia hanya seorang sekretaris perusahaan.
Lyn merasakan hangat di pahanya tidak hilang, Ia baru sadar tangan Will masih di pahanya. Lyn menarik tangan Will namun Will menekan tangannya lebih kuat ke paha Lyn.
"Pak, nanti dilihat yang lain."
Sebenarnya, Lyn merasa geli sekarang. Karena pertama kali pahanya dipegang seperti ini.
"Tidak ada yang lihat."
Lyn menghela nafasnya, percuma berdebat dengan Will si keras kepala. Lyn membiarkan tangan itu di pahanya, lumayan bisa menghangatkan sedikit badannya. Lyn kembali fokus mendengarkan lagu dan sekali-kali mengobrol dengan Jo yang berada disebelahnya.
"Oiya Jo, kita sebelumnya pernah ketemu gak sih? Aku kok merasa gak asing ya? Dari tadi tu coba ngingat tapi tetap gak ingat."
Jo perempuan berparas cantik itu tersenyum, "Kamu tidak ingat? Kita dulu pernah bertemu saat SMA waktu olimpiade dan saat kuliah."
Lyn mencoba mengingat namun tetap nihil, Ia tidak ingat kenangan itu. Lyn tersenyum, "Aku tidak ingat."
"Wajar. Kan kita juga tidak terlalu kenal baik hanya saling sapa aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss and Me
RomanceAerilyn yang kini berusia 27 tahun sudah menjadi pengangguran selama satu tahun dan Ia mencoba untuk melamar pekerjaan di perusahaan properti sebagai sekretaris. Ternyata hal itu membuahkan hasil bagus, Ia diterima walaupun tanpa pengalaman kerja s...