Chapter 1 - Investigasi

15 1 0
                                    

Trik.. Trik.. Trik..

Terdengar suara tetesan air yang jatuh di tanah lembab. Di bangunan tua yang sudah usang dan tak berpenghuni itu, menggema suara dua langkah kaki yang berjalan beriringan, memperlihatkan bayangan besar yang bergerak di dinding setiap kali mereka berjalan.

Mereka mengenakan jas hitam, sepatu bot dan juga dasi. Selain itu terdapat beberapa alat-alat aneh di pinggang kanan dan kiri mereka, seperti agen yang sedang menjalankan sebuah misi.

Dua orang itu tampak sangat berhati-hati dan bergerak dengan perlahan, dari bayangan dapat terlihat postur tubuh seorang lelaki dengan tubuh besar dan seorang wanita bertubuh ramping. Wanita itu memegang pistol dengan kedua tangannya dan mengenakan penutup di mata kirinya, sedangkan yang laki-laki terlihat fokus menatap sebuah layar.

Layar itu berwarna biru seperti hologram dan melayang di depan mata kanannya, berisi radar yang terus mendeteksi sekitarnya dengan garis yang bergerak searah jarum jam.

"Natalya, berhenti!"

Pemuda itu tiba-tiba berteriak dengan suara yang pelan, seakan takut ada orang lain yang mendengar mereka, mengentikan gerakan sang wanita.

"Radarku menangkap sesuatu. Sepertinya ada Chaos disini.."

Wanita bernama Natalya itu mengangguk, kemudian bergerak merayap ke arah dinding. Ia melihat gerakan telunjuk pemuda itu, yang memberitahu bahwa sesuatu bernama Chaos itu sedang mendekat ke arah mereka.

"Dia semakin dekat, awas."

Ternyata benar, seseorang lagi sedang bersama mereka. Ada suara langkah kaki lain terdengar dari arah berlawanan dimana mereka datang, yakni bagian dalam gedung.

Bangunan ini memiliki dua lantai dan dinding bata berwarna abu-abu akibat cat yang sudah pudar, namun mudah bagi mereka untuk melihat pendatang baru ini dengan melihat bayangannya.

Itu adalah bayangan berukuran besar dengan bentuk yang tak beraturan—tidak seperti bentuk manusia. Suara seperti riak dari seekor anjing yang sakit, dan langkah kaki yang becek seperti menginjak tanah sehabis hujan.

"Kruuii...Kuuk...?"

Chaos, atau makhluk itu berhenti. Chaos seperti merasa ada dua orang di balik dinding itu, dimana Natalya dan sang pemuda berada. Jika dia berjalan maju dua langkah lagi, maka yang menyambutnya adalah tembakan telak di kepalanya.

"Khaak!!"

Ia berteriak murka dan memukul dinding dengan tangannya, hal itu membuat Natalya yang bersandar di dinding kehilangan keseimbangannya karena terkejut dan terjatuh ke depan. Natalya berada di posisi dimana ia bisa melihat jelas makhluk bernama Chaos itu.

Ternyata Chaos adalah semacam makhluk dengan tubuh berbentuk bola dan kulit berlipat-lipat seperti otak manusia. Dia memikiki sebuah mata besar seukuran payung terbuka di badannya, tanpa hidung maupun mulut. Serabut-serabut tersebar seperti akar pada kepalanya dan dua tangan tentakel besar menjuntai dari sisi kanan dan kiri. Ia memiliki dua kaki pendek.

Bagian dalam tubuhnya bersinar terang berwarna merah seperti sebuah bom waktu. Sebuah makhluk yang hanya bisa dideskripsikan sama seperti mimpi buruk.

"Sialan!!"

Natalya langsung mengangkat pistol dan menembak mata makhluk itu. Dari jarak dekat, mata besar itu terkena dengan telak, namun chaos itu dengan cepat menutupinya dengan tentakel besarnya, menjatuhkan peluru-peluru bercahaya merah ke tanah.

Natalya mengambil kesempatan ini untuk melompat mundur dan mengisi ulang pelurunya. Sebuah asap merah mengebul dari tempat peluru pistol itu ditembakkan. Baik pistol maupun pelurunya bukanlah benda biasa, melainkan senjata spesial untuk membunuh chaos.

Paradox Ultimatum: The LiberationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang