Chapter 5 - Tim 12

3 1 0
                                    

"Ya ampun Lynn, ternyata ini ulahmu.."

Seorang wanita dengan rambut coklat panjang dan tubuh penuh armor menepak dahinya.

"Harusnya kau bilang kalau kau memasang perangkap disitu, kau hampir membunuh Squad Leader tim 16!"

"Maaf Irene." Gadis yang dipanggil Lynn itu menunduk, meskipun wajahnya terlihat seperti tak mengetahui kesalahannya.

Gadis bernama Lynn kira-kira seumuran Winter dan memiliki rambut ungu dikuncir dua seperti Julia. Tubuhnya paling kecil dibandingkan semua orang yang ada di sini.

"Yah yang penting semua selamat dan tak ada yang terluka hehe."

Seorang wanita berkacamata dan berambut kepang coklat berusaha mendinginkan suasana, dia memiliki atmosfer ramah di sekitarnya.

Dua laki-laki lain berdiri di tempat itu. Yang pertama adalah laki-laki berkulit hitam tinggi, berambut merah cepak, dan bermata galak, umurnya kira-kira sepadan dengan Alex.

Sedangkan yang satunya adalah seorang pemuda dengan topi bisbol, kulit putih dan wajah dengan flek-flek kecil namun terlihat ramah. Umurnya kira-kira sepadan dengan Julia.

"Jadi inilah tim 12..." Winter tanpa sadar berbicara, membuat seluruh anggota tim 12 menatap ke arah dirinya.

"Jadi, siapa dia?" Tanya laki-laki berambut merah. "Aku belum pernah melihat dia sebelumnya, apa dia anggota baru?"

"Ya, dia baru saja masuk kemarin." Jawab Leon.

"Hmm...dia cukup hebat untuk sekelas bocah, sama seperti Lynn. Menahan radiasi chaos bukanlah hal yang mudah bahkan bagi patrol knights sekalipun. Salah sedikit saja, pikiranmu bisa hancur." Irene atau wanita berpakaian tebal itu menyahut dari belakang dengan nada kagum.

Winter belum tahu pelatihan apa yang dijalani oleh patrol knights, tetapi dia tahu fakta bahwa dirinya kebal sepenuhnya terhadap chaos. Ia berniat menanyakannya pada Leon jika ada kesempatan, karena dirinya pun tak tahu.

"Salam kenal semua, namaku Winter, anggota baru dari tim 16." Winter membungkuk dengan sopan terhadap anggota tim 12, ia merasa mereka semua adalah senior dan dirinya hanya anak bawang, atau memang fakta sebenarnya.

"Ooh, anak yang sopan." Irene tersenyum lebar. "Namaku Irene, mungkin kau sudah mendengarnya. Oh ya, aku Squad Leader dari Team 12." Lanjutnya dengan bangga.

Irene terlihat seperti wanita berwibawa yang umurnya hampir sama seperti Leon. Tidak seperti Leon yang dingin dan tidak banyak bicara, Irene sangat ramah dan memiliki pembawaan yang lebih santai.

"Salam kenal, namaku Sarah." Gadis berkacamata dengan wajah ramah tadi langsung menghampiri Winter dan menjabat tangannya. "Ah, tanganmu dingin sekali, apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa." Winter segera menarik tangannya, tidak ingin Sarah kedinginan. Dia berpikir bahwa dia harus membawa sarung tangan lain kali.

"Heh Winter, nama yang aneh." Lelaki berambut merah menyeringai. "Namaku Miero, lelaki paling kuat disini. Jika butuh apa-apa bilang saja, jangan malah tanya ke pria yang disana itu."

Melihat dirinya ditunjuk oleh Miero, Alex membuang muka. Seperti biasa, hubungan mereka tak begitu akrab, dan baik anggota tim 16 dan tim 12 sudah menerima fakta bahwa mereka berdua memang tak bisa akur seperti air dan minyak.

"Kau bisa memanggilku Trace, aku adalah ace dari tim ini, hehe."

Pemuda dengan topi bisbol dan bintik-bintik di wajahnya juga ikut mengenalkan dirinya, dia juga memiliki atmosfer ramah seperti Sarah.

Tersisa satu orang lagi dari tim 12 yang belum memperkenalkan diri, yaitu gadis berambut ungu bernama Lynn. Winter juga mengetahui namanya akibat kejadian di awal tadi, dia adalah gadis dengan keahlian memasang perangkap.

Paradox Ultimatum: The LiberationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang