Rewiew Novel Dua istri

0 0 0
                                    

Novel : DUA ISTRI
Penulis :
Patrick Kellan (Arkan)
Vindy Ruslianti (Hani)
Khittoh Zains (Aline)
Yanti Anandya (Nyonya Anita)
Cincin Sarwindah (Mbok Nah)
Penerbit : Patrick Kellan
313 Halaman
ISBN : 978-623-94421-9-4

Jika rumah tanggamu saat ini sedang tidak baik-baik saja, jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan dan tidak baik juga untuk menghakimi, karena masing-masing pribadi tidak pernah tahu apa yang melatar belakangi pasangannya melakukan sebuah kesalahan.
Buku yang mengambil judul Dua Istri memang keren walaupun judulnya lumayan ngeri. Mau beli bukunya pun maju mundur, sanggup tidak aku membacanya?

Hanya dengan membaca judulnya, bisa di tebak seperti apa cerita yang disajikan dan bagaimana endingnya, bukan enggan untuk membaca tapi takut hati ini ikut terluka. Keputusanku tidak usah membaca novel tersebut apalagi membelinya.

Sampai akhirnya beberapa kali Ate Vindy Ruslianti share di fb percakapan wa-nya dengan pembaca, yang intinya terima kasih banyak telah menulis novel dua istri, berkat novel tersebut, temannya yang hampir berpisah dengan suaminya kembali akur.

Keputusanku berubah, langsung pesan novel tersebut.

Review
Novel ini di tulis oleh lima penulis hebat,  masing-masing penulis bertutur menggunakan pov 1. Walaupun mereka penulis yang berbeda tapi tetap menyatu dalam menyajikan cerita.
Arkan sang tokoh utama menyadari ada yang tidak beres dalam rumah tangganya. Istrinya Aline mulai berubah, dia tidak lagi peduli dengan anak-anaknya dan lebih memilih mempercantik diri serta menyatu dengan teman sosialitanya.

Bagaikan oase di padang pasir, saat Arkan galau muncul Hani--teman masa kecil Arkan dan pernah tinggal bersama di panti. Wanita ini bukan hanya cantik dan berhati lembut, dia juga penyayang anak-anak. Tidak membutuhkan waktu lama, anak-anak Arkan pun jatuh dalam kasih sayang Hani.

Novel ini tidak hanya terbalut kesedihan dan penyesalan, karena ada Mbok Nah asisten rumah tangga  Arkan dan Aline, menyajikan kekocakannya di saat rumah tangga mereka dalam masalah. Menurutku kehadiran Mbok Nah seperti iklan saat situasi tegang menonton tayangan sebuah film. Pov Mbok Nah di akhir cerita penuh dengan nasehat, satu hal yang aku ingat “kunci masalah itu sabar dan Gusti Allah itu tempat cerita paling aman.” Nasehat dari penulis lain pun dalam novel ini patut dijadikan pedoman jika bertemu masalah dalam berumah tangga.

Setelah Aline mengetahui hubungan Arkan dengan Hani, Aline memutuskan untuk menyerah dan berpisah, menyerahkan Axel dan Jeselyn, putra putri dari pernikahan mereka untuk diasuh Arkan dan Hani jika mereka nanti menikah.

Tanpa Arkan dan Aline sadari ternyata ada masa lalu yang belum selesai, yang membayangi rumah tangga mereka dan menjadi pemicu munculnya masalah demi masalah sampai hadirnya orang ketiga. Masa lalu yang pelan-pelan menyusup dalam hati kemudian melahirkan ketakutan dan kebencian.

Masa lalu Arkan, dibuang ibu kandungnya–Nyonya Anita--yang seharusnya memberikan kasih sayang penuh padanya tanpa Arkan tahu apa alasannya. Kebencian merajai hatinya membuat enggan mengetahui alasan apa yang menyebabkan wanita yang melahirkannya lalai dari tanggung jawabnya.

Aline yang tumbuh dalam bayang-bayang kematian mama yang melahirkannya. Dia menyalahkan sang papa-lah penyebab kematian mamanya karena papa mendua dengan wanita yang kini menjadi ibu tirinya. Tidak cukup sampai di sana Aline pun setiap hari mendengar caci maki ibu tiri yang selalu menjelek-jelekkan almarhum mamanya.

Aku paling suka baca bab 26 pov Arkan, saat Arkan hatinya mulai kosong kehilangan Aline padahal ada anak-anak dan Hani yang menemani.

Dalam bab ini tidak hanya mengungkap penyebab Aline berubah, tapi banyak nasehat perkawinan yang disampaikan tantenya Aline, membuat Arkan pikirannya semakin terbuka dan menyadari kesalahannya. Nasehat tantenya Aline yang masih aku ingat, "karena pernikahan itu seumur hidup, nyaman atau tidaknya tergantung kita yang menentukan."

Kata-kata Arkan menjadi catatan tersendiri buat diriku sendiri dalam menjallin suatu hubungan “aku terlalu takut dengan traumaku, hingga tak bisa melihat ketakutannya.” Terlalu sering kita mengedepankan ego, sehingga lupa untuk peduli dengan orang lain, termasuk orang terdekat sekalipun.

Setelah Arkan menyadari penyebab Aline berubah, akankah Arkan  kembali kepada Aline, atau justru dia lebih memilih Hani wanita lembut yang pasti selalu menyayangi anak-anaknya, ataukah sesuai dengan judulnya, Arkan tetap bertahan dengan Aline dan juga menikah dengan Hani?

Mampukah Nyonya Anita, wanita yang melahirkan Arkan menebus kesalahan masa lalunya dan akankah Arkan memafkannya?

Novel ini bukan tentang cerita pelakor yang penuh drama dan disajikan dengan berlebihan. Namun mengisahkan tentang masa lalu dan masalah-masalah kecil dalam rumah tangga yang sering diabaikan, tiba-tiba muncul dan berubah menjadi lembaran masalah yang lebih besar dan datang silih berganti. Namun jangan takut membaca novel apik ini, karena ada solusi dalam setiap masalah yang muncul.

Tamat

Review bukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang