Welcome to the Desa Kelakar

10 0 0
                                    

Kakek itu berbicara menggunakan bahasa daerah yang mereka gak ngerti artinya sama sekali kecuali Somi nampaknya.

Mereka satu persatu dipercikan air dari wadah kuningan kemudian di oleskan tanah liat dari tiga jari kakek itu ke masing-masing kening mereka dengan cara vertikal lalu di suruh makan sirih.

Sebagian mereka mengernyit bahkan mau muntah karena makan sirih. Rasanya gak enak, susah di jelasin rasanya seperti apa malah mulut mereka jadi merah lagi.

"Gue berasa pakai liptint alami." Lia mengacai bibirnya setelah tadi Lucas notice bibirnya merah kayak habis makan darah. Bahkan cewek centil itu lupa kalau warna yang lagi ia ratain kebibirnya itu baru saja buat ia muntah.

Kening Yeri mengernyit saat ada yang menyodorkan minum.

Mark kembali mendekatkan botol air mineral ke Yeri dan maafkan Yeri yang gak pekaan juga mulut Mark yang lamat banget buat ngomong kalau ia kasih itu minum buat Yeri tapi orang yang lihat juga bakalan tahu kalau minum itu buat Yeri emang dasar itu cewek gak pekaan dam malah mikir kalau ia disuruh ngasihkan itu minum buat Somi yang habis melepehkan sirih yang du makan tadi.

"Somi, ini air dari Mark minum dulu,"

Mark cuma bisa garuk kepalanya yang gak gatal melihat Yeri yang malah kasih minumnya ke orang lain. Mark mendadak gugup saat melihat Hyunsuk tersenyum tengil padanya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Tampaknya adek-adek mahasiswa gak biasa makan sirih, ya?" ucap Pak Lurah gak tega lihat mereka tapi gimana lagi itu udah bagian dari ritual gak bisa di skip.

April melihat wajah Pak Lay yang tampangnya kagak berekpresi saat nguyah Sirih.

"Dino kasih yang lain permen."

Ah, Dino langsung memberikan permen yang tadi Pak Lay suruh bawa padanya ternyata buat ini?

"Tzuyu, makan permennya biar gak mual dan bau sirihnya berkurang." Dino membagikan beberapa permen ke Tzuyu yang ekpresinya masih terlihat gak enak karena habis nyirih.

Dino tersenyum melihat wajah lucu Tzuyu dan semua itu tak luput dari perhatian seseorang.

"Bisa lo kasih gue permennya?" Lamunan Dino luntur karena suara Hyunjin.

"Oh, iya ambil aja." Hyunjin memgambil permennya lalu ngelirik Tzuyu dan Dino sebentar.

"Bro, Hyunjin gue minta. Eh, Tzuyu,"

"Ya?"

Hyunsuk tersenyum ke arah Tzuyu dengan tangan yang udah ambil beberapa permen dari tangan Hyunjin.

"Jaga kebersihan." Hyunsuk mengingatkan Tzuyu dengan senyuman.

Awalnya Tzuyu bingung lalu ia ingat kalau ia baru buang sembarangan bungkus permennya tadi.

"Makasih Hyunsuk udah di ingatin," ucap tulus Tzuyu sambil mengambil sampahnya tadi.

"Guys, sampahnya jangan dibuang sembarangan. Di kantungi aja dulu," ucap Hyunsuk pada yang lainnya juga.

"Siap! calon duta lingkungan kita," seru Lucas.

"Adik-adik ini ritual terakhir setelah itu adik-adik mahasiswa bisa langsung ke tempat kalian tinggalin nanti," ujar Pak Lurah.

Setelahnya mereka di suruh minum air dari kendi yang udah di sediakan menggunakan tangan.

Awalnya mereka ragu tapi melihat Pak Lay yang biasa aja mereka jadi berani.

"April, kita gak lagi mau jadi tumbal, kan?" ucap Youngji pada April yang baru meminum air.

April juga gak tahu. Dia cuma ngikuti apa yang di suruh. Semoga aja ini semua demi keselamatan mereka selama mengabdi di desa kelakar.

KKN | KULIAH KERJA NGERI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang