O4

1.5K 186 55
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

ᴠᴏʟᴜᴍᴇ : ▮▮▮▮▮▮


Promise ; Laufey

3:00 ───|────── 3:54

↻ ◁ II ▷ ↺

---

Keesokan harinya, perasaa gelisah (Name) semakin bertambah kuat. Belum lagi untuk seminggu kedepan, ia dan Kaiser tidak akan bisa bertemu karena Kaiser sedang ada urusan bisnis keluarganya.

"Aku tau itu.. tapi kenapa hatiku rasanya tidak enak?" (Name) bergumam pada dirinya sendiri sembari menatap danau dengan kopi di tangannya.

Saat asik melamun memandang danau, tiba-tiba (Name) mendapat tepukan ringan di pundaknya. (Name) menoleh, kemudian tampak seorang gadis yang waktu itu pernah bertemu dengannya di supermarket.

"Oh? Kamu yang waktu itu, ya?"

Sang gadis tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya. "Namaku Tiara," ucapnya. Suaranya begitu lembut menurut (Name).

(Name) membalas uluran tangan Tiara, kemudian tersenyum. "Aku (Name), senang bertemu denganmu, Tiara."

"Apa yang kamu lakukan disini, (Name)?" Tanya Tiara sembari ikut memandang apa yang (Name) lihat.

"Ah.. hanya mencari udara segar, mungkin? Kamu sendiri bagaimana?"

"Aku bisa dibilang juga sedang mencari udara segar." Ekspresi wajah Tiara perlahan berubah menjadi sedih, "Aku.. dijodohkan oleh seseorang yang aku sukai."

"Oh? Bagus, dong! Kenapa kamu terlihat.. eum-- sedih?"

"Seseorang yang aku sukai sudah punya pasangan. Aku.. sedikit iri dengan gadis yang berhasil mendapatkan hatinya. Aku senang kami akan dijodohkan, tapi disisi lain.. aku merasa kasihan pada pasangannya."

(Name) mengangguk perlahan, "Ya.. pasti sakit, sih jadi pasangannya. Tapi mau bagaimana lagi? Mungkin itu memang takdir jodohmu dan pasangannya. Mereka harus berpisah."

Tiara tersenyum kecil, kemudian menatap (Name). "Seandainya kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan, (Name)? Atau jika kamu jadi pasangan dari jodohku, apa yang akan kamu lakukan?"

(Name) seketika terdiam. Perasaan sesak dan gelisah kembali muncul di dalam dirinya. Seakan-akan menggerogoti dirinya dari dalam.

"Hmm.. kalau aku jadi kamu, aku tidak tau harus berbuat apa, sih. Tapi kalau aku jadi pasangan dari jodohmu, aku mungkin akan pasrah dengan keadaan sakit hati dan putus asa."

Tiara menatap (Name) dengan seksama, kemudian tersenyum murung. "Jika aku bisa membatalkan perjodohannya, aku akan melakukannya.."

"Eh?"

"Perjodohan ini atas kehendak keluargaku. Aku tidak bisa menolak mereka. Bisa-bisa aku di usir," ucap Tiara sambil terkekeh pelan.

"E-eehh.. eum.. intinya Tiara, ikuti saja kata hatimu, okay? Hanya itu yang bisa aku ucapkan padamu, maaf jika itu kurang membantu. Aku.. agak payah dalam memberikan saran pada seseorang, hehe."

Tiara tertawa, "tidak masalah. Didengarkan saja aku sudah merasa terbantu, kok! Diberi saran itu bagiku adalah bonus."

(Name) tersenyum, "jodohmu pasti akan menyukaimu suatu saat nanti. Kamu terlihat seperti malaikat, hahaha."

✔𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 : Michael KaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang