8 - Our Past

491 68 9
                                    

Hallo readers siders
Happy reading

"Rua udah aku anggap adik sendiri [name]!"

"Adik?! Adik yang setiap saat jauhin aku dari kamu? Kalau kamu merasa adik kamu itu lebih penting kenapa kita gak putus aja?!" Ujar [name] dengan manik yang berair menatap Gimyung yang terdiam.

Lelaki itu mengeram marah seakan tak membiarkan emosi yang menguasai terlalu berlebihan. Tangan terulur mencengkram kedua bahu [name] kemudian memeluk erat tubuh kecil yang jauh lebih kecil dari tubuhnya.

"[Name] jangan ngomong kaya gitu.."

"Aku ngomong kaya gini karena aku udah capek! Kamu bilang Rua adik kamu makanya kamu selalu ada buat dia, lalu aku ini apa! Aku pacar kamu dan aku cuma minta sedikit dari waktu kamu aja kamu gak mau! Kamu bohong sama aku! Apa artinya aku sebagai pacar kamu kalo dunia kamu fokus sama cewek lain sedangkan aku harus liat pacar aku mesra sama cewek lain?!"

"Kamu aja gak bisa ngertiin aku Gimmy. Aku selalu ngertiin kamu disaat aku butuh kamu tapi kamu sibuk sama yang lain, aku gak mau jadi pondasi yang nahan kamu terus menerus tapi kamunya gak berniat untuk bantu aku mempertahankan pondasi kita!"

"Tapi putus bukan cara yang seharusnya kita lakuin, [name]!"

"Itu cara yang benar, Gimmy."

"Gak [name]! Aku gak mau putus!"

"Kau sadar gak si apa yang kamu lakuin?!"

"Iya aku tau sehabis ini aku akan jadiin kamu prioritas aku. Tapi aku janji kasi aku kesempatan sekali lagi!"

"Enggak!! Kita udah terlalu jauh, aku gak mau bertahan sama hubungan yang diakhir aku yang akan kalah!"

"Maksud kamu apa?!"

"Kamu paham kan?! Kalau kamu jatuh cinta sama Rua ataupun perempuan lain aku yang bakalan kamu tinggalin?! Kamu gampang karena kamu ganteng dan pasti banyak perempuan yang mau sama kamu! Tapi aku..??" Setelah mengatakannya, [name] menatap dengan tatapan terluka sembari melepas pelukan Gimyung pada tubuhnya. Menatap sejenak lalu beralih menarik tangan Seongun untuk menjauh dari sosok kekasih yang sudah menjadi mantan kekasihnya.

"[Name] gak gitu...!"

Gimyung menghela nafas berat, menyesali segala perbuatannya dengan langkah gontai mulai memikirkan perkataan yang dilontarkan oleh [name]. Manik hitamnya mengeram marah menatap gadisnya yang kini beralih meninggalkannya bersama mantan sahabatnya sendiri.

o⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠oo⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠o

[Name] berdiam diri menatap keluar jendela mobil, membiarkan Seongun yang masih fokus dengan setir mobilnya. Mata dibalik kacamata itu sesekali melirik kesamping, menemukan sosok gadis yang tampak murung dengan kesedihan rata.

Seongun tersenyum tipis, tangannya terulur mengusap pelan tangan [name] dan yang satunya yang memegang setir.

"Seharusnya, kamu gak perlu lakuin itu [name].."

[Name] mengalihkan pandangannya, menatap dalam Seongun yang kini juga menatapnya.

"Aku capek.. bertahun-tahun sama Gimyung enggak ngebuat hubungan aku sama dia baik-baik aja Sam.."

Seongun tersenyum, tanganya memutar setir untuk berhenti dipinggiran jalan membuat [name] menyeritkan dahinya.

"Kenapa berhenti?"

Seongun tersenyum, tangan kirinya terangkat merangkul bahu [name] dengan tangan kanan yang menenggelamkan wajah cantik [name] kedalam dada bidangnya.

"Aku mau dengerin kamu cerita... Aku tau 2 tahun ini berat tapi kenapa bisa terjadi begitu saat janji kita beberapa tahun lalu ditepatin?"

WRETCHEDNESS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang