15 - Sadness

417 45 21
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading

[Name] mengusapkan kedua tangannya sembari menahan rasa tangis yang begitu menggerogoti hatinya saat ini, rasa sakit saat mengetahui orang tua Gimyung yang menginginkan pertunangan antara Gimyung dan Rua membuat [Name] semakin terpuruk. Di tengah kehamilannya mendapat kabar yang tidak begitu mengenakkan hingga dirinya yang harus terpaksa tinggal sendirian di rumah kontrak yang diberikan Gimyung membuat suasana hatinya semakin kacau.

Acara pertunangan Gimyung dan Rua benar benar terjadi, mereka berdua seakan berbahagia di atas penderitaan yang [name] alami saat ini. Kehamilan yang membuat suasana hati hingga [name] yang harus menahan mual setiap harinya.

Wanita dengan wajah cantik itu kini sedang terduduk di atas kasurnya merenungi nasib yang baru saja menimpanya, segala nasib buruk itu seakan datang kepadanya secara berturut-turut membuat mental dirinya tidak tahan untuk menerima semuanya sekaligus. Tubuh ringkih dan pucat itu perlahan menjulurkan tangan untuk mengusap perutnya yang masih tidak terlalu tampak atas kehamilannya, membiarkan dirinya berusaha untuk lebih tenang karena tidak menginginkan hal yang tidak tidak terjadi pada calon bayinya. Bagaimanapun juga [name] tetap mengerti bahwa perasaan seorang ibu akan dirasakan oleh bayinya.

"Berjuanglah dengan ibu, anakku.."

Perasaan sedih ketika mendengar segala hal yang terjadi dan merasakan bagaimana bayinya kelak akan hidup dan mengetahui segala perasaan ibunya maka dengan jelas kebencian akan muncul. [Name] begitu mencintai Gimyung meskipun pria itu berkali-kali menyakitinya dan meninggalkannya di tengah kehamilan di mana dirinya begitu membutuhkan sosok yang mau menemaninya, bahkan jika sang bayi lahir nantinya [name] hanya ingin anaknya merasakan kasih sayang seorang Gimyung sebagai sesosok ayah tapi ia tidak tahu apakah itu akan terjadi ataupun tidak.

Ketukan pintu membuat sang wanita menoleh, melihat pintu yang terbuka menampilkan sosok pria yang baru saja ia pikirkan kini berdiri di depan pintu dan berjalan ke arahnya dengan wajah tidak bersalah dan penuh dengan senyuman.

"Apa kabarmu, [name]?"

"Baik.."

Gimyung mendudukkan dirinya di sofa tepat di depan [name] meletakkan beberapa buah paper bag yang berisi makanan dan beberapa paper bag lainnya yang tidak diketahui oleh [name].

"Aku membawakan beberapa keperluanmu untuk seminggu kedepan.."

[Name] menatap diam gimyung yang duduk di hadapannya, pria itu tampak jauh berbeda dari yang ia perkirakan. Di saat pertunangan Gimyung dan Rua dilaksanakan mungkin [name] akan berpikir bahwa keduanya ataupun jinyoung semata akan terpaksa melakukannya karena ia juga punya beban atas tanggung jawab dari kehamilannya.

"Ada apa?"

"Bagaimana dengan Rua?"

Gimyung mengalihkan pandangannya kalau pandangan mereka bertemu secara langsung dan [name] yang menanyakan ruang tepat di depan wajah Gimyung.

"Dia baik-baik saja..."

"Bagaimana dengan pernikahannya?"

Gimyung terdiam, iya sebagai sosok lelaki yang sangat tidak bertanggung jawab karena menelantarkan wanita yang ia hamili dan melakukan pernikahan dengan wanita lain yang menjadi pilihan keluarganya. Tidak tahu akan menjawab apa pada sosok sang kekasih yang mengandung anaknya.

[name] yang melihat itu pun hanya terdiam menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut sang pria yang menjadi kekasihnya itu, "aku tidak masalah dengan pernikahan kalian karena aku tahu aku tidak bisa berbuat apapun untuk menggagalkan pernikahan itu."

-"tapi...bagaimana mungkin kau menikah saat aku sedang mengandung anak kita berdua..."

Gimyung mengalihkan pandangannya pada perut [name].

"Aku minta maaf [name], Aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun karena perintah ibuku..."

"Kenapa, Gimmy? Kau bisa meninggalkan rumahmu Dan hidup sendirian saat kau tidak.. tidak cocok dengan ibumu tapi kenapa kau tidak bisa melawannya untuk membelaku? Apakah benar selama ini kau tidak pernah mencintaiku dengan tulus?"

Gimyung bangkit, mendekatkan diri dan memeluk tubuh ringkih [name] yang di rasanya jauh lebih kurus daripada sebelumnya. Iya tahu ia menjadi sosok pria yang brengsek karena tidak melakukan tanggung jawab untuk sosok sang kekasih yang mengandung anaknya dan tidak berani untuk melanggar dan melawan keinginan sang ibu untuk menikahi sosok wanita lain di waktu yang sama. Tapi, Gimyung yang tidak bisa membohongi perasaannya ia tidak tahu harus siapa yang ia pilih ketika ia mencintai dua wanita dengan keadaan yang sama.

"Aku minta maaf [name], maafkan sosok pria yang begitu naif ini. Aku tidak bisa memaksakan perasaanku untuk tidak melakukan hal yang aku inginkan. Aku ingin hidup denganmu dan membesarkan baik kita bersama-sama tapi perasaanku mengatakan untuk tetap menerima perjodohan bersama Rua karena aku juga mencintainya." - Balas Gimyung dengan mengeratkan pelukannya pada [name]

[name] tak lagi bisa menahan air mata yang kini luruh dari mata indahnya.

"Kenapa kau tidak bisa memilih salah satu diantara kami? Kenapa Gimmy? Kau tentu tahu kau tidak bisa memiliki semuanya aku sudah bilang padamu untuk memilih diantara aku dan dia tapi kenapa kau memilih mempertahankan kami berdua di saat yang bersamaan? Apa yang kau lakukan ini tidak menyelesaikan masalah malahan ini akan menambah masalah kita...." - "apakah kau tahu jika kau mengatakan sejak awal bahwa kau ingin hidup bersama Rua maka aku akan mengalah dan membawa anak ini jauh untuk tidak mengganggu kehidupan bersamanya."

Gimyung semakin mengeratkan pelukannya terhadap [name] hingga keduanya sama-sama menangis.

"Tidak [name]. Kau tidak boleh membawa anak kita pergi dan mengurusnya sendirian, aku tetap ingin kita membesarkan anak ini bersama-sama."

[name] mendorong tubuh Gimyung hingga pria itu termundur beberapa langkah.

"Kau tamak, Gimmy!"

Halo guys sudah lama ya kan nggak ada cerita ini maaf ya autor tuh sibuk banget jadi nggak bisa update dan baru selesai UTS juga tapi Minggu depan atau juga harus lomba debat...

Ciao

Salam manis
Tr
22 okt 2023

WRETCHEDNESS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang