7 | Sapaan

7 0 2
                                    

Rintik hujan telah turun dari beberapa jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintik hujan telah turun dari beberapa jam yang lalu. Udara pun kian lama semakin dingin hingga menusuk kulit. Geon menghentikan push up singkatnya lalu berdiri dan meneguk segelas botol air yang terletak di meja samping tempat tidur.

"Sial, abis." Gumamnya saat mendapati botol tersebut hanya tersisa sedikit. Ia keluar dari kamar hendak menuju dapur untuk mengisi botol itu kembali.

Namun langkahnya tetiba terhenti diatas tangga saat melihat pemandangan di lantai bawah yang membuat hatinya berdenyut sakit. Disana, Gevan sedang duduk di sofa ruang tamu dengan ditemani sepasang paruh baya. Benar, mereka adalah orang tua dari Geon dan Gevan.

Disana mereka saling berbincang dengan santai, seakan-akan di rumah itu hanya ada mereka. Tidak ada dirinya...

Geon menggenggam erat botol yang ia pegang, dirinya kembali melihat pemandangan yang menurutnya menjengkelkan. Andhika, yang merupakan sang Papa, begitu hangat berbicara dengan kakaknya. Geon ingin merasakan itu.

Sejak ia kecil, Andhika tak pernah sekalipun berbicara hangat padanya. Selalu tajam, ketus, juga sinis, Geon sangat mengingatnya dengan jelas. Sedangkan Shina yang merupakan Mama Geon, lebih sering diam dan jarang melakukan komunikasi dengan dirinya.

Tetapi seingatnya, walaupun Shina cenderung diam dan jarang berbicara dengannya, Geon dapat merasakan sedikit perhatian dari mamanya itu lewat tindakan. Seperti saat kecil, sang mama selalu menyiapkan sarapan juga bekal, tanpa bicara apapun. Saat Geon terluka karena bermain, dengan diam Shina mengobati lukanya.

Pernah di satu waktu, saat dirinya menginjak bangku sekolah dasar, Geon menyuarakan apa yang telah ia pendam.

"Mah, Mama khawatir sama Geon?" Tanya Geon kecil, ia duduk diatas kursi, sedangkan Shina berlutut untuk mengobati lutut Geon yang terluka akibat jatuh dikarenakan bermain dengan Gevan.

Diam.

Shina hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Geon.

"Ma, kenapa Mama sama Papa gak pernah sayang sama Geon? Kenapa Papa selalu jahat sama Geon, tapi kalau sama Kak Gevan, Papa pasti baik. Mama juga jarang ngomong sama Geon, Geon nakal ya?" Dirinya tau, ia tak akan pernah mendapat jawaban dari sang Mama, namun Geon tak peduli. Ia hanya ingin mengutarakan apa yang selama ini ia tahan.

Geon kecil menahan tangisnya, ia sudah menduga bahwa tak akan ada satu kata pun yang diucapkan mamanya. "Ssttt." Lelaki kecil itu meringis saat luka yang mulai diberi obat menunjukkan efeknya.

Tampaknya Shina menyadari itu, sehingga mamanya lebih pelan dan berhati-hati mengobati lukanya. Geon tersenyum kecil, ternyata Shina memang khawatir padanya walaupun tak beliau ungkapkan dengan jelas.

Tak lama, terdengarlah suara langkah kaki mendekat. Ternyata sang papa telah pulang usai bekerja seharian. "Ngapain, Mah?" Andhika bertanya dengan nada yang tidak ramah, Geon menunduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bad-Boyfriend (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang