On Going Di Karyakarsa Aqiladyna.
Isi Novel Forbidden Love berbeda dengan Cerpen Forbidden Love.
Happy reading!Ruby meraih baju handuk membungkuskannya ke tubuh basahnya, ia melangkah mendekati meja wastafel menatap pantulan dirinya di cermin. Ingatannya tertarik pada kejadian tadi malam akan penolakannya pada sentuhan Kaynen. Rasa bersalah seketika menguar dalam hatinya seharusnya ia sebagai istri harus siap bila suaminya menginginkan. Namun apa ia lakukan ia malah menjauhkan diri hingga mengecewakan Kaynen, walau sikap lelaki itu masih sama hangatnya— seperti pagi tadi sebelum berangkat ke kantor Kaynen berpamitan dengan Ruby meninggalkan kecupan di keningnya.
Tangan Ruby menyentuh keningnya. Ruby hanya mengizinkan Kaynen menciumnya di area itu tanpa melebihi batas. Sungguh Ruby belum siap, kalau ditanyakan kapan ia bisa sepenuhnya menjadi seorang istri ia tidak tahu.
Ruby melangkah gontai keluar dari kamar melepaskan jubah mandi mengantinya dengan dress sederhana berwarna nude di bawah lutut. Ia kini duduk di depan cermin rias menyisir rambut dan menyapu bibirnya dengan lip gloss. Setelahnya Ruby beranjak keluar dari kamar mengamati sekeliling yang sepi tanpa aktivitas. Sepertinya Bibi Rumi belum datang.
Ruby melangkah menuju tangga. jalannya tertahan saat tatapannya mengarah pada pintu kamar yang tertutup rapat. Kamar itu— entah kenapa selalu menarik jiwa Ruby tuk memasukinya. Namun Ruby selalu menepisnya dan memilih melanjutkan langkahnya menuruni tangga.
Ruby telah berada di dapur ia membuat segelas teh untuk dinikmatnya di pagi ini, ia menarik kursi dan duduk menghadap meja pantry, tatapannya mengarah pada gelas bekas minuman kopi yang tertinggal di atas meja itu—mungkin tadi pagi di minum suaminya Kaynen.Ruby mendesah letih, dan lagi ia merasa bersalah seharusnya ia bisa melayani Kaynen dari menyiapkan sarapan dan makan malam meski di rumah ini mempunyai pelayan.
Derap langkah mengalihkan perhatian Ruby pada kehadiran Bibi Rumi yang menenteng kantung belanjaan.
"Maaf Nyonya, Bibi terlambat, sebelum ke sini Bibi mampir dulu ke pasar.""Tidak apa Bi."
Bibi Rumi meletakan kantung di atas meja lalu mendekati Ruby.
"Nyonya ingin sarapan, biar Bibi buatkan."
"Tidak, nanti saja."
"Oh baiklah, dan Tuan apakah sudah berangkat ke kantor?"
"Sudah Bi."
"Kalau begitu Bibi mulai beraktivitas Nyonya," kata Bibi Rumi dibalas anggukan Ruby yang memperhatikan wanita paruh baya itu mengeluarkan belanjaan dari dalam kantung.
"Bi apakah Kaynen sering makan di rumah?" tanya Ruby.
"Tuan sangat jarang makan di rumah karena selalu sendiri, tapi Tuan pernah bilang akan sering-sering makan di rumah karena sekarang Tuan bersama Nyonya.""Apakah malam ini ia akan pulang lebih awal dan makan malam bersama?"
"Entahlah Nyonya, mengingat kesibukan Tuan yang sangat padat. Nyonya bisa hubungi Tuan untuk mempertanyakannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love (Novel)
RomanceRomance~ berbeda dengan Cerpen Hati Ruby terombang ambing dalam mahligai pernikahannya bersama Kaynen Malik usai kehadiran Kakak iparnya Barra Volker yang tinggal di rumahnya. Barra Volker- lelaki itu menyimpan sejuta pesona yang perlahan meluluh la...