Hmm
Hpp rdngg
+++
"Anak Mama makin gede aja yah," ujar Mama seraya memandangi sang anak.
"Ya masa makin kecil sih. Kelainan dong Abang?" balas Naka menatap Mama, bercanda. Lalu kembali merapikan rambutnya di depan cermin.
Mama geleng geleng liatnya. "Udah kasep ih hayu atuh sarapan," ajak Mama teringat niatnya menghampiri sang anak.
"Eh bentar bentar," cegat Naka menahan sang Mama agar menghadapnya. "Yang bener atuh mah udah kasep?"
"Aish, Naka anak Mama mah selalu kasep lah," jawab Mama sohor.
"Nggak salah," ucap Naka sambil memainkan jari telunjuknya ke depan Mama.
"Apa?"
"Mama yang cantik jelita ini, Mamanya abang Naka. Mwah, tuh kan harum," jawab Naka sambil mencium pipi Mama.
"Aish ngabodor bae. Ayok sarapan," kata mama sambil mendorong Naka. Nggak bakal selesai ini mah kalau nggak gini, pikir Mama.
"Pagi Pa," sapa Naka sembari menarik kursi, bergabung bersama Papa dan si kecil Saka.
"Eh, Papa belum berangkat?" tanya Naka memasang wajah terkejutnya.
"Belom lah Bang," jawab Papa.
"Kok belom? Nanti anak muridnya kabur kabur lo Pah," katanya mewanti wanti.
"Nggak ah. Mereka bukan modelan kamu," balas Papa cuek.
"Ah Papa ga seru. Harusnya Papa kaget, trus langsung berangkat. Biar aku yang makan semua sarapan ini. Hahahah."
"Abang, Abang masih aja nggak jelas."
"Wah parah. Mah, masa aku di katain sih?" adunya.
"Kalian tuh yah selaluu aja, coba noh kayak Saka adem." tunjuk Mama pada Saka yang sedang makan sambil bertompa dagu.
"Woy cil bangun! Nasinya masuk idung lo noh!" gentak Naka sambil menggebrak meja, membuat bocah SD itu menjatuhkan sendoknya.
"Sempet sempetnya makan sambil tidur. Capek Pah, anaknya ga ada yang bener." keluh Mama.
Papa yang malas berkata kata lagi cuma manggut manggut lanjut makan sampai habis.
"Papa mau pergi ke sekolah lagi?" tanya Naka setelah menyelesaikan suapan terakhirnya.
"Seragam Papa kurang jelas buat kamu liat?"
"Iya iya, maksud aku tuh, kantor siapa yang handle?"
"Kan ada kamu," canda Papa.
"Aku masih sekolah Pah," elak Naka.
"Ya emang kenapa?" lanjut Papa.
"Pa! Aku dua rius loh!"
"Papa tiga rius deh."
"Mamaa, tolonggg,,," pasrah Naka.
"Hhh lebay kamu mah. Perusahaan di handle kepercayaan Papa. Tahun depan kamu harus coba belajar. Biar lulus bisa kamu pegang," perintah Papa.
"Ish males banget. Abang pengen kuliah dulu Pah."
"Ya sambil."
"Papa mau nyusahin aku?"
"Haduh, udah nggak usah dipikirin dulu. Sana berangkat. Anterin Adek kamu nya sampe tujuan, belom seminggu masuk kelas udah adaa aja ulah. Awas kalau kamu turunin lagi di lampu merah. Berangkat jalan kaki!" jelas Papa mengancam.
"Abang kan cuma nyuruh dia mangkal Pa," bela Naka.
"Bukan waktunya Abang! Nanti aja malam minggu!" kesal Papa.
"Salah dong? Ya udah maap."
"Jangan di ulangin! Inget waktu!"
"Iya, berangkat ya Pa, ma. Ayok Cil," pamit Naka menyalami keduanya di ikuti si bontot, Saka.
_geplakk_
"Aduh," keluh Papa yang baru saja di pukul Mama.
"Papa kalau ngomong sembarangan!" omel Mama sambil mukul Papa.
"Kenapa ma?" bingung Papa seraya mengusap tubuhnya yang kena pukul.
"Ngebiarin Anaknya yang kecil mangkal."
_plakk_
"Iya maap, nggak."
"Kan harusnya Mama yang mangkal."
_plakk_
"Iya ma, iya."
"Boleh Pa?" bingung Mama menghentikan pukulannya.
"Apa ma?" Papa mengingat ingat perdebatan tadi. "mangkal?" tanya Papa sambil mengangkat dagu membuat Mama agak ciut.
"Apasih yang kurang dari Papa? Ayo malam ini kita buktikan, siapa takut," ujar Papa meraih tangan Mama agar menyalimi, lalu mencium jidat Mama.
"Tunggu, Papa berangkat sekolah dulu. Sampai ketemu nanti malam. Babayy sayang," pamit Papa pergi sambil memberi flying kiss nya dan berdadah.
"Aduh, salah ngomong nggak sih?" ucap Mama menutup mulutnya.
"Nasi sudah menjadi buras, kalau gitu Mama nyalon saja. Sampai ketemu nanti malam Pah, siapa yang kaget malam ini." Mamapun pergi ke kamar, bersiap pergi.
"Bi, nitip rumah yah. Aku mau keluar dulu. E he," bisik Mama ke si Bibi, yang di balas anggukan. Bibi tersenyum devil setelah Mama keluar, karna tadi sempat menguping perdebatan huru hara rumah tangga.
Lnjt aj ini mh
Gbkl nanya, gada yg jwb soalnya
Hahha
Chayotrusss
110923
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Love
Teen FictionBaca? Follow jg jan lupaa \\ Jatuh cinta pas msh bocah, berharap gede ketemu? Emang bisa? Emang msh cinta? Tauu baca aj lh. //