-1
Hhhh
Hpp rdnggg
+++
"Keduluan lagi ni bro? Aduh,,, kayaknya teladan tahun ini gue deh," kata Niki -tapi d pnggil Iki aj- saat Naka baru saja datang.
"Ngawur. Belom seminggu aja ini. Liat aja, nanti pasti lebih ngawur," omel Regan tak terima.
"Eitss nggak akan."
"Ayo masuk," ajak Rizaldi tiba tiba. -klw ini pnggilnnya izal, yang miring sih pke Bang-
"Sabar bro, Naka baru dateng. Kita tambah nongkep lima menit lagi," ujar Iki.
"Bentar Zal, gue mau cari cewek gue dulu," tahan Naka yang kembali nangkring di atas motornya, menatap ke arah gerbang masuk.
"Siapa? Adeknya Abang kecil?" goda Iki, lalu merekapun tertawa mengingat cerita masa kecil Naka.
"Yakin masih satu dunia Ka?" timpal Izal meledek.
"Aaa.. Bang Izal jahat ih," rengek Naka pura pura ngambek.
"Ka," panggil Regan.
"Hm," saut Naka.
"Kemarin kemarin gue liat ada anak baru. Rambutnya kuncir dua," cerita Regan.
"Terus?" kepo Naka sambil memperhatikan Regan.
"Siapa tau cewek lo. Tapiii---" kata kata Regan tergantung. Ia tiba tiba menatap lurus ke depan, membuat mereka yang memperhatikan penasaran dengan kelanjutannya.
"Tapi apa? Lanjutin dong!" Pinta Iki ikut gereget.
"Ka, Ka itu ceweknya," tunjuk Regan pada siswi yang sedang memakirkan sepeda motornya. Naka, Iki, juga Izal menatap lurus pada siswi itu.
"Panggil goblok suruh kesini," omel Iki menoyor kepala Naka.
"Gue lupa namanya sialan!" jujur Naka.
"Nggak jelas lo mah Ka," kesal Izal ikut menoyor.
"Anjir, gue cuma inget ze je an cok," kesal Naka.
"Dek! Yang kuncir dua!" teriak Regan akhirnya, kesal dengan mereka yang malah toyor toyoran.
Mendengar Regan yang teriak membuat Naka, Iki, Izal memfokuskan kembali menatap siswi itu, yang ternyata sudah berhenti menghadap mereka dengan menunjuk dirinya. Se akan bertanya, "Gue?"
"Iya, elo. Sini Dek!" jawab Regan kembali teriak.
"Anjayy Adek nggak tuh manggilnya?" goda Izal.
"Ee kenapa? K- kakak panggil aku?" tanya siswi itu, gugup.
"Nama lo siapa?" tanya Regan to the point.
"Bukannya tadi Kakak manggil nama aku?" tanyanya balik.
"Hah? Kapan?" bingung Regan, ia menatap sahabatnya satu per satu yang di balas gedikan bahu oleh mereka.
"Tadi Kakak De De an bukan?"
"Iya, Dek. A adek maksud gue, adeek kelas," jelas Regan terbata, karna bingung.
"Oh adek kelas. Aku kira tau namaku."
"Emang siapa nama lo?"
"Ade. Adeeza kak,"jawab siswi itu, refleks Regan, Iki, dan Izal menatap Naka.
"Deza, de e zet a?" tanya Iki.
"Iya kak," Deeza, siswi itu mengangguk. Ia lalu membenarkan poninya yang menghalangi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Love
Teen FictionBaca? Follow jg jan lupaa \\ Jatuh cinta pas msh bocah, berharap gede ketemu? Emang bisa? Emang msh cinta? Tauu baca aj lh. //