Ey yoo
Tekan bintangnya Jan lupo
Hppy reading
+++
"Nih makasih." Zia melepaskan jaket dan helm dan mengembalikannya saat mereka sudah sampai.
"Pegang aja."
"Dih, nyepam! Nggak nggak bawa balik sono." Zia pun terpaksa mengembalikan secara paksa dan kasar.
'kenal aja nggak sok sok an. Mau nitip ceritanya? Cih, ogah!'
"Udah sono, gue mau masuk," usir Zia.
"Masuk aja sih, nunggu gue pergi dulu? Kayak ke pacar aja."
"Geli banget." Zia pun langsung masuk meninggalkan Radja yang sedang mesem mesem seorang diri.
"Cantik, Zen. Pantes lo larang kita terus buat maen k rumah lo. Adeknya cakep ternyata."
Radja tersenyum sambil menopang dagunya.
"Sial, gue kepincut!" ingatnya lalu segera pergi dari sana.
+++
"Assalamualaikum. Yuhuu.. Ziana cantik pulangg...!!"
"Waalaikum salam!"
"Langsung mandi, ganti baju terus kesini, suapin si kembar. Mama mau ke dapur bantu bibi masak," perintah Mama yang sedang bermain dengan si kembar di ruang keluarga, dengan yang lainnya yang sudah berkumpul disana.
Zia mengangguk, setelah menyalami semuanya ia kembali melanjutkan untuk pergi ke kamar, tapi pertanyaan ambigu Zeano menghentikannya.
"Gimana?"
"Hah? Gimana apanya?"
"Ganteng nggak?"
Entah tertuju pada siapa pertanyaan itu. Tapi berhasil membuat zia teringat pada Kakak kelas yang mencuri hatinya. Zia tersenyum mengingatnya. Ia malu lalu dengan cepat pergi dari hadapan Zeano begitu saja.
"Emang geh pilihan gue ga salah. Zia pasti suka," ucap Zeano yakin saat melihat Zia yang hanya tersenyum malu sebagai reaksinya.
+++
"Zianaa!!" teriakan Mama kepada Zia untuk ke sekian kalinya.
"Iya ma! Ini Zia turun!" jawab Zia berlari keluar dari kamarnya lalu turun dengan meluncurkan dirinya di tangga.
"Halo bayi bayi! Maap ya nggak bentar. Sekarang waktunya makan... Mana Ma makanannya?" pinta Zia pada Mama.
"Kamu nanyeeaa..?" celetuk Ciko.
"Eh, Pa maksud lo Koh?" tanya Zia nyolot.
"Udah, selesai! Makannya udahan. Bang Ano yang suapin," jelas Ciko.
"Emang iya?" tanya Zia dengan wajah tak percaya. Ia melirik Zeano yang ternyata sudah sedari tadi memandangnya dengan kesal. Lalu beralih pada si kembar yang masih menggunakan penutup dada.
"Ehehe... Perasaan, Zia nggak lama lama amat," belanya.
"Dari ashar sampe sekarang mau maghrib, itu bentar ya?! Oh iyaa,, bentar banget itu mah. Emang si bayinya aja yang kecepetan makannya, GITU?!" sarkas Zeano penuh penekanan.
Mamah geleng geleng liat perdebatan para anak.
"Kebiasaan! Anak perawan satu ini. Udah, sekarang kamu ajak main si kembar, tapi jangan keluar rumah. Gantian Mamah sama Abang mau mandi," jelas Mamah.
"Atuh gimana, Zia kan mau sampoan dan luluran," dumel Zia yang bersuara kecil dengan mulut kayak bimoli.
"Zia! Denger Mama nggak? Bilang apa barusan Mama?"
"Iya Ma Zia denger, ajak main si kembar tapi diluar rumah kan? Eh?" jawab Zia, karena kaget ia menceploskan asal.
"Zia! Jangan keluar rumah! Ini udah maghrib!" kesal Mama.
"Iya ma, iya. Itu maksud zia. Ayo bayi bayi kita main..." Zia menghampiri si kembar lalu melepaskan penutup dada mereka.
"Koh ayo Koh," ajak Zia pada Ciko, sembari mengangkat si kembar ke atas selimut dari ruang keluarga yang sudah ia amparkan.
"Dih, ogah. Sekarang kan kerjaan elo," tolak Ciko.
Zia menatap Ciko sinis, lalu melirik Cila yang sedari tadi asik belajar bekel.
"Cil! Bantu gue yok," ajaknya pada Cila sembari mengangkat angkat alisnya.
"Apa?" tanya Cila bingung, melihat Zia mengetuk ngetukan tanganya pada selimut yang diatasnya sudah ada si kembar yang tengkurap.
Cila tersenyum saat tiba tiba sebuah bayangan seperti memori terputar di kepalanya. Aha, Cila akan melakukannya lagi. Iapun bergegas menuju Zia dan si kembar meninggalkan bekel barunya begitu saja.
Saat sudah mendekati Cila menjatuhkan kedua lutut dan tangannya ke lantai, mendekati mereka dengan cara merangkak.
"Rawrr...!" gaum Cila tiba tiba yang membuat si kembar menatap bingung padanya. Dengan Zia yang bersiap dengan mengikatkan kedua ujung selimut dengan melingkari tubuhnya.
"Akuu adalah siluman ular! Gukk.. Gukk.. Kalian akan menjadi santapanku! Aauuu... Rawwrr!" ujar Cila kembali mengitari si kembar lalu berhenti tepat di belakang si kembar.
"Akhh... Tidakk!!" teriak Zia histeris, lalu mulai melancarkan aksinya berlari pelan dengan menarik selimut, menghindari kejaran Cila dengan mengitari ruang tengah.
"Rawrr... Rawwrr... Aauuu..." Cila terus dan semakin mengaum di setiap kejaran apalagi saat mendengar tawa dari si kembar yang semakin terkekeh.
"Akhh!! Rajaa.. Tolong kami...! Tolong kami Raja semutt..!!" teriak Zia dramatis.
Jauh dari sana terdengar decihan dari bocah laki laki yang sedari tadi telah memiringkan ponselnya.
"Cih, belom aja ini video gue kasih liat Mama, abis kalian! Suruh siapa main gitu, kan yang harusnya gitu tuh Ciko sama Abang! Wlee..."
Pilihan Zeano siapa emng?
Asal mesem² ae s Zia
D lnjut biar berkah
140424
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Love
Teen FictionBaca? Follow jg jan lupaa \\ Jatuh cinta pas msh bocah, berharap gede ketemu? Emang bisa? Emang msh cinta? Tauu baca aj lh. //