CHAPTER 13

99 68 126
                                        

Happy Reading!



Tak!

Mendengar suara tersebut, Ian melirik ke bangku penumpang belakang melalui spion. Pria itu mengernyit bingung melihat majikannya, Michael, termangu di belakang sana. Apa dia masih terguncang karena para wartawan mengerumuninya tadi?

"Mr. Davis?" panggilnya. "Anda baik-baik saja?"

Pemuda itu seakan tak mendengarnya. Ian memfokuskan pandangan ke depan, berniat untuk mencari tempat sepi agar ia bisa menepi dan memastikan bahwa Michael baik-baik saja.

"Antar aku ke rumah Chase."

Perintah tersebut datang dari Michael. Sebuah nada tegas dan tak terbantahkan yang belum pernah Ian dengar dari pemuda itu sebelumnya.

"Maaf, sir?" balas Ian, menyuruh Michael untuk mengulang kalimatnya. Apa ia salah dengar?

Dia melirik pemuda itu dari spion, menyadari bahwa Michael tengah memandangnya dengan tatapan tajam yang seolah menusuk menembus jiwanya, sesaat membuat bulu kuduk Ian meremang.

Sekali lagi, dengan nada sama dinginnya, Michael mengulang perintahnya. "Antar aku ke rumah Chase, Ian," ia berujar, menegaskan setiap kata yang terucap.

Terintimidasi di bawah tatapan tajam sang majikan, Ian pun mengalihkan pandangan ke jalan.

"Baik, sir."

ㅤㅤ
Chase terlihat terkejut ketika dia mendapati keberadaan sahabatnya di depan rumah. Michael tengah terduduk di kursi santai yang ada di halaman depan rumah Chase, kepala pemuda itu tertunduk dalam.

"Mike? Ada apa, sobat?" Ia berjalan mendekati Michael dan mengguncang lembut pundak sahabatnya. "Kau baik-baik saja? Kau tidak datang ke sekolah hari ini," ujar Chase. "Apakah karena para wartawan yang berkumpul di depan sekolah tadi pagi?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Chase, Michael justru bertanya, "Apa kau sungguh sahabatku?"

Chase tersentak. "Apa?"

"Perlu aku ulangi?" Michael bangkit dari duduknya agar ia bisa menatap tepat ke mata Chase. "Apa kau benar-benar sahabatku, Chase Harrison?"

Chase tertawa sumbang, merasa gugup di bawah tatapan mengintimidasi tersebut. "A-apa yang kau bicarakan? Tentu saja aku sahabatmu!"

"Begitu?" balas Michael tenang.

Bulir-bulir keringat mulai terbentuk di punggung Chase, membuat kaosnya basah seraya pemuda itu menghindari netra biru milik Michael.

"Apakah dengan menjelekkan namaku bisa disebut sebagai sikap seorang sahabat?" tanya Michael. "Apakah seorang sahabat akan tega membuatmu dicaci maki oleh seluruh murid sekolah karena kau tahu dia adalah anak haram? Jawab aku, Chase. Apakah seorang sahabat akan bercerita mengenai kehidupan privasimu pada anggota keluarganya yang merupakan seorang penulis artikel?"

Chase menelan ludah dengan susah payah. Michael telah mengetahui segalanya. Michael tahu bahwa penulis berita itu adalah pamannya.

"Aku bisa menjelaskan segalanya," Chase berujar cepat.

Satu kalimat itu berhasil mengkonfirmasi dugaan Michael. Pemuda berambut ikal itu menggelengkan kepala tak percaya.

"Apalagi yang akan kau jelaskan? Aku sudah mengetahui semuanya," ucap Michael.

"Mike--" Chase segera mencekal lengan Michael yang hendak pergi meninggalkan rumahnya. "Kau harus mendengarkan versiku. Kau belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku akan menjelaskannya!"

Ghost Of The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang