CHAPTER 15

74 56 80
                                    

Happy Reading!



Michael bangun lebih awal pagi itu. Ia tak dapat tertidur dengan lelap. Otaknya seakan tidak ingin berhenti bekerja. Dirinya yang dikepung wartawan kemarin pagi, pertengkarannya dengan Chase, serta cerita masa lalu ibunya, bagaikan mimpi buruk yang terus terputar di benak bagaikan kaset rusak.

Pemuda itu memutuskan untuk duduk--tak lagi mencoba berpura-pura sedang tidur, kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di samping bantal. Michael melirik ke arah Grey yang masih tertidur lelap.

Semalam, setelah berdebat sedikit mengenai di mana Michael akan tidur--Grey bersikeras agar Michael tidur di kasur, sedangkan ia tidur di kamar tamu, namun Michael menolak ide tersebut--akhirnya mereka setuju agar Greyson tetap tidur di kasurnya, sedangkan Michael tidur di lantai beralaskan selimut.

Ia menurunkan kecerahan layar ponselnya, kemudian menyandarkan punggung pada ranjang. Ada tiga pesan dari Lilybeth, satu pesan baru dari Dexter, dan lima panggilan tak terjawab--dua panggilan itu dari ayahnya, tiga lainnya dari ibunya.

Michael membaca pesan dari adiknya terlebih dahulu. Lilybeth mengatakan pada salah satu pesannya, bahwa ibu mereka terus menangis sepanjang malam karena Michael kabur dari rumah. Gadis itu memohon pada kakaknya untuk pulang ke rumah, dan mengatakan bahwa ia merindukan kehadiran sang kakak.

Aku minta maaf, Beth, batin Michael.

Meninggalkan pesan itu tak terbalas, ia beralih membaca pesan dari Dexter.

'Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Mike,' adalah isi dari pesan tersebut.

Jantung Michael berpacu dipenuhi rasa penasaran. Apa kira-kira yang ingin dibicarakan Dexter dengannya?

Jari pemuda itu melayang di atas layar ponsel, ragu, antara harus membalas pesan itu, atau membiarkannya tak terbalas. Bohong jika ia mengatakan kalau dirinya tak penasaran dengan apa yang hendak Dexter bicarakan.

Akhirnya, kedua ibu jari Michael mengetikkan balasan pada pesan itu.

'Apa itu?' ia membalas.

Seakan sedang menunggu jawaban dari pesannya, tiga buah titik muncul pada layar ponsel Michael tak lama setelah pesan itu terkirim, menunjukkan bahwa Dexter telah membaca pesan tersebut dan sedang mengetikkan sebuah balasan.

'Beritahu kau ada di mana. Aku akan menjemputmu nanti siang pukul sembilan,' balas Dexter.

Jantungnya seakan melewatkan sebuah detakan ketika membaca kalimat pertama itu. Bagaimana pria itu bisa tahu jika Michael kabur dari rumah?

'Bagaimana kau bisa tahu aku tidak sedang berada di rumah?'

Bukannya menjawab pertanyaan Michael, Dexter hanya mengatakan, 'Nanti siang, pukul sembilan. Katakan ke mana kau pergi, atau aku yang akan mencarimu sendiri.'

Rambut-rambut halus di tengkuk Michael meremang. Untuk pertama kalinya sejak mengenal Dexter, Michael merasa takut pada pria tersebut.

'Aku berada di rumah temanku. Di 1623 Carroll Blvd. Crown Heights.' Ibu jari Michael tampak gemetaran ketika ia menekan tombol kirim. Ia tidak ingin menemui pria itu, tapi dirinya terlalu takut akan apa yang bisa dilakukan Dexter padanya jika ia membiarkan pesan tersebut tak terjawab.

Pemuda berambut ikal itu melempar ponselnya ke bantal. Ada sinar ngeri tersirat di mata Michael, seolah benda pipih itu baru saja menyetrumnya. Ia mendengar benda itu bergetar. Michael tak ingin mencari tahu apa balasan Dexter.

Ghost Of The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang