8. Penculikan

1.7K 203 6
                                    

Suasana terasa panas, padahal saat ini merupakan musim dingin di Australia. Jeongwoo merasa tidak percaya bahwa stefan menjualnya kepada pria Watanabe didepannya ini. Stefan menatapnya sendu, terus mengumamkan permintaan maaf dari sana, meskipun tidak begitu terdengar namun gerakan bibirnya mengatakan kata maaf berkali-kali kepada jeongwoo.

Jeongwoo melihat sekeliling, sepertinya dia sudah tidak bisa lari kemanapun karena di sekelilingnya ada pria dengan tubuh tinggi besar dan membawa senjata. Otak pintarnya pun susah sekali diajak bekerjasama saat ini, dia tidak bisa memikirkan cara lain untuk kabur dari situasi ini. Jeongwoo juga hanya remaja biasa yang tentu saja akan ketakutan apabila menghadapi situasi menegangkan seperti ini.

"Let's go home wolfiee" ucap haruto kepada jeongwoo seraya mengulurkan tangannya, berharap bahwa jeongwoo akan menurut dan mengambil uluran tangan tersebut. Tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi, jeongwoo tidak mau dan tidak akan pernah mau.

"Stop there, gua ngga mau ikut lo" Teriak Jeongwoo, saat pria yang didepannya ini mulai mengambil langkah mendekati jeongwoo. Aura intimidasi terus dikeluarkan oleh haruto, tidak peduli bahwa yang lebih muda mulai panik ketakutan. Tapi memang itu yang haruto inginkan, membuat jeongwoo takut dan menurut padanya.

"Then you know what im going to do, if you not come with me." Ucap haruto dengan nada rendahnya seolah memberikan peringatan kepada jeongwoo.

"Terserah, lakukan apa yang lo mau. Gua ngga peduli" jawab jeongwoo tegas, dia tak mau kelihatan lemah dihadapan haruto.

"How about your mom? Dia pasti bahagia kalau bertemu ibunya" Ucap haruto yang sukses membuat jeongwoo tegang bukan main. Jeongwoo paham betul apa yang dimaksud haruto, yakni mengenai orang tua sang ibu atau lebih tepatnya sang nenek yang sudah tiada. Itu artinya haruto sedang mengancam jeongwoo kalau dia tidak menurut bisa saja dengan mudah membuat ibunya bertemu dengan neneknya, dengan kata lain membunuh ibunya.

"Don't you dare or I will kill you" Teriak jeongwoo lantang. Saat ini badannya mulai bergetar karena ketakutan plus karena cuaca dimusim dingin yang semakin lama semakin menusuk kulitnya.

"Wow I'm scared" ucap haruto dengan suara beratnya yang sangat ketara sedang mengejek jeongwoo.

"Oke, let's stop here. Kau mulai kedinginan kan wolfie?" Lanjutnya dan tiba-tiba saja pria berbadan besar disebelah kanan jeongwpp menarik dirinya dan mengendong jeongwoo seperti karung beras.

Badan jeongwoo tidaklah kecil dia cukup berisi dan tinggi tapi orang yang menggendongnya ini sama sekali tidak kesusahan ditambah lagi jeongwoo yang mengamuk memukul-mukul punggung si pria besar ini. Teriakan, pukulan dan tendangan terus terjadi hingga akhirnya jeongwoo dilempar masuk kedalam mobil.

Didalam mobil tentu saja jeongwoo tidak akan tinggal diam, dia terus berteriak dan berontak minta di lepaskan namun hasilnya tetap nihil. Tubuhnya diapit oleh dua orang pria berbadan besar disebelah kiri dan kanan yang tentu saja membuat jeongwoo kesusahan untuk bergerak.

Mobil terus melaju, jeongwoo tidak tahu akan di bawa kemana yang jelas dia sudah keluar dari downtown dan mulai memasuki perkotaan, hingga akhirnya mobil yang dia tumpangi berhenti disebuah gedung tinggi yang jeongwoo yakini adalah sebuah hotel mewah.

Jeongwoo sudah diam dan tidak memberontak seperti tadi lagi, menurutnya hal tersebut sangat membuang-buang tenaga sedangkan dua pria disisinya ini sama sekali tidak bergeming seperti robot bahkan ketika jeongwoo memukul wajah pria tersebut, dia hanya menghindar dan mengunci tangan jeongwoo tidak berusaha memukulnya kembali. Tentu saja tidak memukul balik, bisa-bisa mereka mati karena menyakiti calon pasangan bossnya.

Ketika mobil berhenti, jeongwoo diperintahkan untuk turun. Tentu, dia menurut, jeongwoo pasrah kali ini karena sungguh sebanyak apapun dia berontak dan memikirkan cara untuk kabur tapi hasilnya gagal karena mereka sangat kuat dan sepertinya memang terlatih.

Jeongwoo berjalan memasuki hotel mewah ini, dengan pengawasan dari pria berbadan besar dimana-mana. Melihat sekeliling, hotel dengan gaya classic european yang mewah dengan perpaduan warna hitam, putih dan gold yang cantik, serta jangan lupakan beberapa lukisan dan pajangan yang menambahkan kesan mewah. Jeongwoo yakin pasti harga untuk bermalam di hotel ini sangatlah mahal, berjuta-juta dollar bahkan mungkin ratusan dan gajinya selama bekerja di toko bertahun-tahunpun tidak akan cukup untuk menyewa satu kamar.

Mereka menaiki lift menuju lantai paling atas, para pria berbadan besar dengan jas hitam masih setia menemani jeongwoo dari tadi. Entah kemana haruto pergi, mereka memang tidak menggunakan mobil yang sama pada saat perjalanan menuju ke hotel. Jeongwoo pergi menggunakan mobil audi hitam dengan anak buah haruto, sedangkan yang haruto memasuki mobil berwarna merah.

Sampailah mereka didepan kamar hotel, salah satu pria berbadan besar itu membuka kamar hotel tersebut dan menyuruh jeongwoo untuk masuk. Jeongwoo memasuki kamar tersebut tanpa ada perlawanan sama sekali, tubuhnya sudah lemas akibat pemberontakan yang tidak membuahkan hasil.

Jeongwoo melihat sekeliling, kamar ini bahkan tidak terlihat seperti kamar hotel pada umumnya. Ini lebih mirip seperti penthouse, ada sofa yang besar, lalu dapur lengkap dengan meja makannya dan sebuah tangga yang sepertinya menuju ke kamar tidur utama. Ruangan ini memiliki interior yang jauh berbeda dengan desain classic european yang jeongwoo lihat tadi, disini terlihat lebih modern dengan dominasi warna hitam dan putih.

 Ruangan ini memiliki interior yang jauh berbeda dengan desain classic european yang jeongwoo lihat tadi, disini terlihat lebih modern dengan dominasi warna hitam dan putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo berjalan menuju dapur, tenggorokannya sakit dan dia butuh minum. Membuka kulkas dan memenukan beberapa air mineral botol serta minuman beralkohol disana. Jeongwoo mengambil air mineral dan langsung meneguknya hingga tersisa setengah botol. Berjalan menyusuri lantai satu penthouse ini, melihat pemandangan kota Melbourne yang indah dari atas sini.

Sekarang jeongwoo merebahkan dirinya di sofa, tubuhnya lemas akibat lelah bermain di pasar malam dan pemberontakan yang dia lakukan tadi. Jam sudah menunjukan pukul 1.30 malam sekarang, harusnya dia sudah tidur di apartemennya yang nyaman sekarang bukan di tempat asing yang besar ini.

Lama-kelamaan rasa ngantuk mulai menyerang jeongwoo hingga akhirnya jeongwoo tertidur di sofa masih menggunakan pakaian musim dinginnya tadi, bahkan sepatunyapun tidak dia lepas saking capeknya.

🦋🦋🦋
🐺🐺🐺

Segitu dulu yaa temen-temen mleyy ku.
Ini seru ngga sih?? (haus validasi akuu)

The Red ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang