Pagi hari, jeongwoo terbangun dari tidurnya. Melihat sekeliling, kini dia bukan lagi berada di sofa melainkan di kasur berukuran king size bahkan pakaian yang dia gunakan kemarin sudah berganti menjadi satu set baju tidur berbahan cotton silk berwarna biru tua. Siapa yang memindahkan dan mengantikan pakaiannya?
Jeongwoo berdiri mencoba mencari keberadaan ponselnya, seingatnya dia menyimpan benda berbentuk kotak tersebut didalam saku coatnya. Tapi dimana coatnya sekarang? Jeongwoo mencari keseluruh tempat yang memungkinkan di kamar ini termasuk kamar mandi, tapi tetap tidak bisa menemukan ponselnya dan pakaian yang dia kenakan semalampun entah kemana perginya.
Sebelum jeongwoo mencari keluar kamar, terlebih dahulu dia mencuci muka dan merapikan rambutnya yang seperti singa ketika bangun tidur. Setelah dirasa cukup, dia keluar dari kamar dan menuruni tangga karena memang kamarnya di lantai dua. Jeongwoo dapat melihat cukup banyak orang yang berkumpul disana, di sofa ada beberapa orang pria berbadan besar yang salah satu dari mereka adalah orang yang menggendong jeongwoo seperti karung kemarin dan dimeja makan sana terdapat haruto, maka segeralah jeongwoo menghampiri meja makan.
"Morning wolfie, how's your sleep?" Tanya haruto pada jeongwoo saat jeongwoo sudah berada di depannya.
"Mana handphone dan baju gua?" Tanya jeongwoo, dia tidak memperdulikan pertanyaan haruto tadi, yang jelas dia harus mendapatkan ponsel dan barang-barang miliknya kembali.
"Di tong sampah" ucap haruto santai sambil meminum kopi hitamnya, jeongwoo benar-benar marah sekarang. Handphone yang dia beli dengan tabungannya malah dibuang oleh haruto seenaknya. Jeongwoo susah payah menabung dan membeli handphone baru untuk digunakan di Australia agar tidak terlacak.
"Balikin! Lo ngga sopan yaa udah ngebuang barang orang kayak gitu!" Ucap jeongwoo dengan nada yang mulai meninggi karna kesal, tetapi haruto tetap santai dan malah terfokus kepada ipadnya.
"Kamu ngga akan butuh benda kotak itu lagi" ucap haruto tanpa melihat kearah jeongwoo sedikitpun. Ucapan haruto ini membuat jeongwoo makin kesal, ini bukan hanya soal ponsel dan uang tabungannya tetapi juga mengenai semua kenangan didalamnya, banyak foto yang sengaja dia abadikan disana.
"Balikin!" teriak jeongwoo akhirnya, suaranya sangat melengking hingga orang-orang dalam ruanganpun kaget dan beberapa menutup telinganya, begitupun dengan haruto yang merasa terganggu.
"Stop it jeongwoo!. Can u just ask more politely? Jangan teriak-teriak, gua ngga suka berisik" ucap haruto dengan penuh penekanan dan nada yang cukup meninggi, haruto tidak suka dengan sikap jeongwoo yang ini.
"Seharusnya gua yang bilang gitu! Gua ngga suka lo ngelakuin ini itu dengan seenaknya!" Marah jeongwoo masih dengan nadanya yang tinggi. Namun, tiba-tiba saja haruto berdiri dan mengambil langkah untuk mendekat kearah jeongwoo. Haruto mengcengkram kuat pipi jeongwoo membuat jeongwoo kaget dan kesakitan.
Jeongwoo mencoba melepaskan cengkraman haruto dipipinya, berusaha mendorong haruto, tapi hasilnya nihil, haruto begitu kuat. Bahkan dua tangan jeongwoo yang berusaha melepaskan tidak berpengaruh apapun untuk haruto.
"I told u to stop!" Ucap haruto masih saja mencengkram pipi jeongwoo dengan satu tangannya, mata jeongwoo mulai berkaca-kaca menahan sakit di pipinya. Jeongwoo yakin pipinya akan memerah dan sakit setelah ini.
"Kamu bisa ngomong pelan-pelan kan?" Tanya haruto dengan nada sinis dan jangan lupakan tatapan mengerikan yang haruto berikan kepada jeongwoo. Jeongwoo melihat sekeliling, berusaha menghindari tatapan itu dan meminta bantuan pada orang-orang disana. Tapi apa boleh buat, mereka semua anak buah haruto dan tentu tidak akan berani untuk melerai pertengkaran bossnya apabila masih ingin hidup dengan tenang.
Pada akhirnya jeongwoo mengangguk sebagai jawaban dan harutopun melepaskan cengkraman di pipi jeongwoo. Jeongwoo mengusap pipinya yang terasa sakit, sungguh sepertinya dia akan kesusahan untuk makan atau bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Butterfly
FanfictionKupu-kupu merah merupakan lambang gairah, kebahagiaan dan romansa yang tak terbatas. Namun dalam beberapa kepercayaan, kupu-kupu merah ini menandakan bahaya atau kejahatan. Sebuah kisah tentang Park Jeongwoo yang harus terjebak dalam sangkar emas mi...