ITA- 12. Tuntutan rasa

1.2K 60 2
                                    

Hᥲᥣ᥆᥆᥆! ꒰  ु  ˊ ˘ ˋ  ू  ꒱

Hᥲᥣ᥆᥆᥆! ꒰  ु  ˊ ˘ ˋ  ू  ꒱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo Dearluv!

Maaf ya, karena baru bisa up sekarang.
Beberapa hari ini aku kecapean, akhir-akhir ini juga hujan kalian Jangan lupa sedia payung ya?

Selamat membaca!

....

Cinta itu indah, itu yang semua manusia rasakan. Semua orang ingin mencintai dan di cintai, walau nyatanya tak selamanya menjadi bahagia, namun cinta punya banyak makna untuk kehidupan.

Begitupun untuk Rayena.

"Pelan-pelan aja berdirinya, jangan buru-buru kaya mau berebut bansos gitu," ucap Liam membantu Gibran berdiri. 2 bulan berlalu dan Gibran saat ini tengah melakukan terapi untuk penyembuhan kakinya.

"Sakit banget, udah deh gue dah pasrah kalau lumpuh." Gibran mendudukkan dirinya tiba-tiba, remaja laki-laki itu putus asa. Dua bulan berlalu, Gibran sesekali terlihat termenung dalam diam, pasrah dengan kondisinya.

"Kita rehat aja dulu, nanti di lanjut lagi." Ucap Oca menimpali, diangguk empat orang lainnya.

Mereka semua yang ada di ruang rawat Gibran pergi ke tujuan masing-masing, termasuk Rayena dan Fhaisal.

"Rayena,"

"Ya?"

Fhaisal menarik lengan Rayena, menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Menatap lamat pada wajah yang terlihat lelah itu, kantung mata Rayena menghitam menandakan penat gadis itu.

"Semua baik-baik aja?"

"Ya, of course." Balas gadis itu cepat, seolah mengalihkan suasana yang seketika menyedihkan.

"Mata lo, mata lo nunjukin kalau lo gak baik-baik aja Ray," ucap Fhaisal, membuat Rayena termenung sesaat.

"Fhaisal,"

Rayena menghentikan ucapannya, seolah mulutnya diberi perekat, kata-katanya tak tersampaikan.

"Ayo kita selesaiin sampai disini."

🐢🐢🐢

"Gue harap rencana ini berhasil," ucap Fhaisal pada Rayena. Gadis itu hanya mengangguk, terlihat matanya penuh kekosongan.

"Lo yakin, hubungan rekayasa ini berhasil?"

"100 persen, kalau lo keliatan suka sama gue orang-orang itu bakal jadiin gue target dan ngejauh dari Faizan." Balas remaja laki-laki itu dingin, tak ada hangat sama sekali di mata itu.

I'm the antagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang