Interlude : Diary Jaeyun pt. 2

333 55 5
                                    

November 15th
09:00 am

Dear diary,

Happy birthday to me!

Masih nggak percaya gue ngelakuin ini lagi. Gue yakin kemarin udah ngetik diary digital dan udah pake kado ultah dari anak-anak. PLUS gue udah dapet tambahan kerjaan di restoran keluarganya Nicho.

Ini gue lagi, di umur yang makin nambah tapi duit belum banyak nambah. Ulang tahun udah kayak beban hidup. Bedanya ini setahun sekali, tapi beban hidup gue nambah tiap hari. SEPERTI SEKARANG.

Anyway, gue nggak tahu mau ngetik apa lagi karena semua udah pernah gue tulis, dan harapan gue bisa dibilang udah terkabul. Yah, nggak bener-bener terkabul juga sih, gue masih aja dikasih kesulitan buat dapetin apa yang gue pengen, SESEDERHANA PENGEN DAPET CIUMAN PERTAMA AJA KOK.

Lima cowok yang gue sempet tulis di diary sebelumnya bener-bener jadi pacar gue, tapi gue gak bener-bener bisa sama mereka, dan sekarang gue dihadepin sama pilihan yang sulit— gue cuma bisa milih satu cowok diantara mereka.

MANA BISA?!

Dan gue cuma punya waktu sampai nanti sore.

Kadang-kadang gue berharap semuanya cuma mimpi aja. Gue bangun dengan mimpi indah barengan sama lima cowok itu. Mimpi berulang kali pun juga nggak masalah. Karena gue juga punya mimpi berulang kayak gitu.

Ya, dalam beberapa waktu ke belakang, selama beberapa tahun, gue selalu dapet mimpi yang sama. Gue ada di pantai, lagi baca sesuatu entah puisi atau lagu, gue baca itu di depan seseorang yang sampe sekarang gue nggak pernah bisa liat. Dia selalu ketutup bayangan gelap, kayak siluet. Tapi gue tahu, dia bikin gue nyaman, even if it's just a dream.

Ya itulah alasan kenapa gue berani punya harapan bisa ciuman dan pacaran. Mimpi itu jadi penyemangat gue, dan jadi tanda kalau gue emang pasti berjodoh sama seseorang.

The problem is, I don't know who, and how will I find out—

.

"Yunie! Jaeyunie!!!"

Ponsel yang Jaeyun pegang akhirnya menimpa wajahnya. Panggilan sang ibu yang familiar membuatnya melompat sampai ke depan pintu.

"Jaeyun anakku selamat ulang tahun sayang!!" Mama Jaeyun memeluk putranya seerat mungkin dan mencium putranya 15 kali. Jaeyun tidak bisa berpura-pura terkejut jadi ciuman dari mamanya membuatnya resah.

"Udah mam, malu! Aku mau ke ruang tamu, ada anak-anak, kan?"

"Eh? Kamu udah tahu? Yah, nggak jadi kejutan dong..."

Raut wajah mama Jaeyun jadi sedih, sang putra jadi merasa bersalah. Jaeyun mau tidak mau  harus mencoba bermain peran lagi bahkan di kehidupannya  yang sebenarnya. Ia merangkul sang mama lalu masuk ke ruang tamu.

Benar adanya. Taehyun, Kai, Euijoo, dan Nicholas sudah ada di sana. Kai yang membawa kue segera maju menghampiri Jaeyun, disusul Euijoo dengan hadiah yang sama.

Ya, nggak apa-apa deh, itung-itung ngerayain ultah dua kali. Jaeyun membatin.

Jaeyun menerima kado seperti ia menerimanya saat pertama kali. Ia berusaha ingin terlihat terkejut saat melihat isi kadonya sama persis, sama halnya ketika Nicholas memberi kabar kalau ia bisa mulai bekerja paruh waktu di restoran keluarganya hari ini.

6 First Kisses ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang