Play : Starlight (Cha Ni)
Cowok tampan yang menjabat sebagai ketua geng Navvaro kini tengah mengendarai mobil milik Genta. Sedangkan anggota yang lainnya kini tengah menyusul Bima yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Teringat bayangan tubuh Bima yang melindungi dirinya hingga terluka, membuat cowok itu merasa kalau dirinya tak mampu membimbing dan melindungi Navvaro dengan baik.
Kevin memasuki pekarangan rumahnya, dimana kini seorang wanita tengah berjalan keluar pintu rumah lalu menghampiri mobil yang dikendarai oleh Kevin. Anita, Bunda Kevin tersebut kini meneteskan air matanya kala melihat Kevin pulang tanpa sedikitpun lecet di tubuhnya.
Ia rasakan sebuah pelukan yang hangat, bahunya terasa basah, suara isakan mulai didengar olehnya. Tubuh yang besar nan kekar itu mempererat pelukannya ketika Anita memeluk anaknya yang kini pulang dengan selamat. Dibelakangnya terdapat Marisa yang tengah tersenyum kala melihat tubuh Kevin tak terluka sedikitpun.
Anita melerai pelukannya, melirik Marisa sekilas. "Aku gapapa, bunda."
Anita mengusap kedua bahu Kevin, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu kalau sakit Kevin kambuh, apalagi mengingat jika anaknya juga terlibat kedalam perkelahian geng antar sekolah.
"Bunda udah bilang sama kamu, nggak usah ikut begituan! Bunda khawatir sama kamu, kalau ada apa-apa nanti gimana?" Anita terus memarahi Kevin sedangkan Kevin hanya menunduk, merasa bersalah karena telah membuat dua wanita di depannya ini khawatir dengan keadaanya.
"Maafin Kevin, bun."
Anita mengangguk pasrah kemudian menyuruh anaknya masuk kedalam rumah, yang diikuti oleh Marisa dibelakangnya. Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu sedangkan Anita kini tengah menuju ke kamarnya untuk bersih-bersih.
Marisa kemudian berdiri dari duduknya kala kasian melihat wajah Kevin yang kelelahan, namun dengan sigap Kevin menarik tangan Marisa hingga tubuh gadis itu jatuh kedalam pelukan Kevin. Langsung saja Kevin memeluk tubuh Marisa kemudian menumpahkan semuanya disana.
Hal pertama yang Marisa lakukan adalah diam, otaknya blank ketika sebuah gerakan yang sudah lama tak ia rasakan. Mendengar Kevin menangis adalah hal pertama kali yang ia lihat seumur hidup, membuat Marisa kaget namun sedetik kemudian Marisa melepas pelukan itu.
Oliv pasti sering kali dipeluk sama Kevin, kan?
"Maafin aku Risa, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana sekarang. Aku sayang kamu tapi Oliv menjebakku agar aku bisa putus sama kamu, aku bikin kamu marah samaku karena perlakuanku yang mengutamakan Oliv daripada kamu supaya sakitku nggak kambuh lagi, akan tetapi Oliv memanfaatkan sakitku demi kepuasan dia. Aku seorang lelaki sekaligus ketua geng Navvaro akan tetapi aku nggak bisa memimpin dan membimbing kalian kearah yang lebih baik sampai anggotaku terluka. Aku anak durhaka yang selalu bikin Bunda sama Papa khawatir dengan keadaanku, dan aku nyakitin hati semua orang termasuk kamu, Bima dan kedua orang tuaku. Aku memang ga becus untuk siapapun, termasuk menjadi lelakimu."
Kevin menangis, terisak hingga dirinya menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Pelupuk mata Marisa dirasa memanas kala mendengar rintihan Kevin yang terdengar pilu. "Kenapa aku berpenyakitan seperti ini?"
Marisa langsung memeluk tubuh Kevin dengan erat, tak peduli seberapa sakit mengingat bahwa perempuan lain juga merasakan hal yang sama ia rasakan sekarang, akan tetapi disatu sisi juga merasa kasihan dengan Kevin.
"It's okay, aku ada disini."
Sekian lama akhirnya Marisa bersuara, membuat Kevin kembali menangis. Begitupun dengan Marisa, kini ia menangis berdua bersama didalam pelukan masing-masing, menumpahkan semua rasa sakit, kecewa dan pilu yang mereka rasakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two way love
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Sebenarnya pacar kamu yang mana, aku atau dia?" Kenyataan yang membuatnya semakin sakit adalah, tak hanya cinta pacarnya yang terbagi menjadi dua tetapi juga kasih sayang ayahnya harus terbagi untuk wanita lain di waktu yan...