1.0

1.1K 61 0
                                    

Suara dentuman musik dan langkah kaki membuat suasana saat ini terasa sangat baik. Namun di sisi lain, gadis berusia 17 tahun bersurai kecokelatan itu malah merasa sangat pusing karena lagu dan cahaya yang berlebihan di sini.

"Sora! Kok, lo nggak ikut joget? Asik loh padahal lagunya." Ucap seorang gadis lain bernama Tiara yang menggunakan pakaian cukup terbuka di club malam ini.

"Lagunya kenceng banget, suara lo nggak kedengaran sumpah!" Sora berteriak kepada Tiara berharap temannya itu dapat mendengarnya.

Tiara memasang wajah bingung sebelum akhirnya dia di tarik oleh kekasihnya untuk kembali ke tengah panggung untuk menari lagi sembari bermesraan di sana, menjadi bahan tontonan semua orang.

Tuk!

Seseorang bertubuh tinggi baru saja menyenggol lengan Sora membuat tubuh gadis itu nyaris terjatuh, namun refleks nya lebih bagus di luar dugaannya.

"Maaf-" Sora membungkuk berniat meminta maaf namun seketika dia malah terdiam sembari menatap kaget benda yang di jatuhkan oleh orang yang menyenggolnya barusan.

"Itu punya teman saya," pria itu ikut membungkuk. Tidak, bukan untuk meminta maaf melainkan mengambil plastik hitam berbentuk kotak kecil itu dengan cepat.

Sora mendongak masih menatap terkejut. "I-iya, pak. Maaf, saya tidak sengaja melihatnya."

Pria itu berdeham singkat dan langsung pergi dari sana tanpa berbicara apapun lagi sembari kembali mengantongi benda itu ke dalam sakunya.

Sora menyeritkan alisnya. "Sebenernya gapapa, sih. Cuman kaget aja liat benda begitu jatoh depan gue. Mana mirip sama yang Jay bawa. Tunggu? Damn it?!"

Ngapain juga Jay bawa kondom?

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Sora duduk di bangku bar dalam club yang masih ramai walau sudah tengah malam seperti saat ini. Suara musik yang keras juga masih terdengar jelas di telinganya, bahkan rasanya gendang telinganya akan meledak jika bisa.

Kepalanya pusing, dia cukup benci keramaian yang berlebihan seperti sekarang.

"You want mojito?" Tanya pelayan bar di sana sembari menyodorkan sebuah gelas kearah Sona.

Kini tangan terangkat dan melambai pelan seolah dia sedang menolak tawaran dari pelayan di bar ini, yang tengah menawarkan nya sebuah minuman beralkohol. Bukannya tidak mau, tapi dia tidak suka.

Lagi pula dia memang tidak bisa minum-minuman beralkohol seperti itu, Sora cukup lemah.

Pelayan itu pun pergi dari sana dan menawarkan lagi mojito yang dia bawa ke seluruh pengunjung di bar.

"Saya mau pesan." Sora bersuara pada barista.

"What do you want pretty lady?" jawab barista tersenyum.

"I want some milk,"

"Baik, di tunggu pesanannya, cantik."

Sora duduk di bangku dekat meja kasir dan dia pun langsung memijat kepalanya sendiri yang terasa pusing. Padahal dia tidak meminum alkohol sedikitpun, tapi entah kenapa kepalanya terasa sangat nyeri.

"Tiara sama Jay kemana, sih? Gue mau balik dari tadi. Mereka di hubungin susah banget, sinting emang!" Sora bergumam kesal.

Duk!

Sora sontak menoleh saat ada seseorang yang menyentuh punggungnya pelan. Saking takutnya orang macam-macam padanya sampai kakinya terbentur ujung meja barusan.

"Damn it, my leg hurts." Umpatnya.

"Maaf, gue nggak sengaja."

Sora mendongak dan mendapatkan wajah seseorang yang tidak asing baginya. Sepertinya dia pernah bertemu dengan orang ini, walau dia lupa bertemu dimana sebelumnya.

Oh, sekarang dia tahu.

"Loh, Jungwon? Iya, kan? Anggota OSIS di sekolah Permata Jaya?" Tebak Sora.

"Kaki lo udah gapapa? Gue mau pergi."

"Ck, udah gapapa. Cuman ngapain juga pegang-pegang punggung orang sembarangan?!"

"Gue nggak pegang, gue cuman nepuk."

"SAMA AJA!"

"Beda."

Sora menghela nafas berat lalu memutar bola matanya malas. Laki-laki bernama Jungwon itu melihat ke arah sekeliling, hingga dia mendapati seseorang yang memang sedari tadi dia cari di dalam sini. Bahkan demi orang itu, Jungwon sampai rela bolos rapat di zoom malam ini bersama anggota OSIS lainnya, untuk acara minggu depan.

"Ngapain lo ada di sini?" Tanya Sora.

Jungwon menoleh sedikit lalu kembali membuang wajahnya untuk menatap orang yang dia cari tersebut. "Urus aja urusan lo sendiri."

"Gue cuman tanya?"

Keduanya seketika hening tidak ada yang angkat bicara satupun. Sebenarnya tidak hening, karena dentuman lagi masih juga terdengar jelas di sekeliling mereka.

Jungwon menunduk saat melihat orang di pojok sana kini sedang bercumbu dengan orang yang dia tidak kenal. Kurang ajarnya, mereka benar-benar sangat menikmati itu, hingga tidak memperdulikan sekitar mereka sama sekali.

"Bangsat." Umpat Jungwon membuat Sona sedikit terkejut.

Jungwon memijat keningnya lalu langsung pergi dari sana tanpa pamit kepada Sora. Walau mereka mungkin sering bertemu di sekolah, dan kebetulan juga mereka satu angkatan. Sora tidak pernah tahu dan memang tidak mau tahu mengenai anak itu.

Sora menunduk dan menyadari bahwa kini kakinya tengah menginjak sebuah kain berwarna biru tua. Sepertinya ini milik Jungwon, makannya tadi laki-laki itu menepuk pundaknya, karena kain miliknya tidak sengaja di injak oleh Sora.

"Harus banget gue balikin ke anaknya? Cih, ngerepotin."

















To be continued ---->

UNDERSTAND | YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang