3.0

745 53 0
                                        

Sora menggedor pintu kamar mandi sudah ke 4 kalinya. Benar-benar dia sudah sangat ingin ke toilet, hanya saja orang di dalam kamar mandi itu belum juga keluar.

Dia sudah tahu orang di dalam kamar mandi itu siapa sebenarnya, hanya saja dia sungguh tidak ada tenaga lagi untuk menahan panggilan alam ini.

Duk!

Duk!

Duk!

"Masih lama nggak? Gue udah nggak tahan!" Marah Sora terdengar lemas karena memang tenaganya seolah terkuras untuk ini.

Tidak ada jawaban sampai pintu terbuka menunjukkan wajah penuh keringat dan nafas tersengal milik laki-laki bernama Jungwon itu.

"Bisa sabar nggak?"

"Ck, lo ngapain coba di toilet cewek?! Awas-awas!" Sora mendorong tubuh Jungwon keluar dan dia pun segera menyelesaikan panggilan nya.

Jungwon menghela nafas berat lalu menaruh alat pembersih kamar mandi ke sembarang arah. Dia mencuci tangannya dengan sisa sabun yang masih menempel pada permukaan kulitnya lalu menghempaskan air-air yang ada di tangannya.

Klek!

Pintu kamar mandi khusus perempuan itu kembali terbuka menunjukkan wajah suntuk milik Sora. Dia mendekat kearah tempat cuci tangan dan mencuci tangannya dengan cepat, tak lupa juga dia bercermin untuk melihat keadaan rambutnya yang di jamin sudah sangat berantakan karena angin kencang tadi saat dia berlari di sepanjang koridor.

Jungwon mengambil tasnya lalu melemparnya ke arah Sora membuat gadis itu terkejut dan reflek menangkapnya.

"Apa-apaan, lo!" Sentak Sora sembari melempar tas itu lagi ke Jungwon sama kerasnya.

Laki-laki itu terdiam sejenak sebelum memakai tasnya di pundak. Dia mengangkat bahunya tak acuh lalu pergi dari sana membuat Sora masih kesal dan bingung. Sampai dimana gadis itu menunduk melihat tangannya yang menghitam.

Sepertinya tadi Jungwon sempat ketumpahan tinta.

"God damn it! You dog!" Umpat Sora benar-benar kesal.

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Everything feels good, right? But until the man came, for some reason his behavior was like trash.

Tangan Sora masih hitam karena tinta itu tidak mau hilang dari pori-pori kulitnya, seolah terkunci walau sudah di cuci dengan sabun berkali-kali.

Di perjalanan menuju halte bus, Sora melewati sebuah warung yang di penuhi anak laki-laki dari sekolah lain tengah berkumpul di sana sambil, merokok dan meminum kopi layaknya orang dewasa.

Namun untuk apa juga dia mempermasalahkan hal itu? Lagipula itu bukan urusannya. Iya, kan?

"Sora!"

Suara yang tidak asing menarik atensi Sora yang sontak menoleh menatap Tiara yang tengah berlari mendekat kearahnya.

"Ada apa, Ti?" Sahutnya heran.

"Lo udah nemu kosan? Kebetulan tante gue dengan suka rela, membolehkan lo tinggal di apartemen nya selagi dia pergi ke Jepang nanti."

Mata gadis itu seketika berbinar seolah mendapatkan emas yang sangat banyak di depan matanya sekarang. Ternyata orang baik di dunia ini masih ada!

"Itu beneran gapapa? Kebetulan gue belum ketemu kosan yang nyaman. Gue juga udah nggak enak nginep terus di rumah saudara gue dari semenjak mama meninggal terus semuanya di jual sama ayah gue." Jelas Sora memelas.

Tiara mengangguk. "Tante gue yang nawarin, tandanya gapapa, dong? Makannya, pulang ke rumah saudara lo, lo langsung siap-siap aja bawa barang-barang lo buat pindah."

"Ini serius, Ti?"

"Iya, gue serius."

Sora mendekat dan langsung memeluk tubuh temannya itu dengan erat hingga sesak di rasa. Bahkan rasa senang ini tidak bisa dia jelaskan dengan kata-kata.

"Makasih, ya, Ti?"

"Iya, sama-sama! Don't be a drama queen, okay? I will stay by your side as your friend. Lo nggak perlu khawatir,"

"Makasih, ya? Duh, I want to cry."

Tiara tersenyum dan membalas pelukan itu sama eratnya. "That evil man can't bother you anymore, You don't need to be afraid anymore, right?"

"Finally I can sleep soundly, gue merasa aman!"




















To be continued>>>>>

UNDERSTAND | YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang