Sora membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit-langit, dia sesekali menyentuh lehernya yang masih pampang jelas bekas kegiatan si tua Bangka itu. Sora mengigit bibirnya tak nyaman merasa sangat jijik dengan dirinya sendiri.
Sora bangkit mengubah posisinya menjadi duduk lalu menatap Jungwon yang tengah duduk juga di tepi kasur milik laki-laki itu sambil memainkan ponselnya.
"Jungwon," panggil Sora pelan membuat Jungwon pun mengangkat kepalanya dan menyerit bingung.
"Apa?" Jawabnya sebentar lalu kembali fokus menatap ponselnya yang sedang asik scrolling aplikasi Instagram.
"Lo sama tante nya Tiana.. sebentar, pertanyaan gue ngarah ke privasi, kalau lo emang nggak mau jawab, gapapa." Jelas Sora memberi peringatan karena takut mungkin Jungwon akan tersinggung dengan pertanyaan nya.
"Tanya aja, ada apa?" Jungwon meletakkan ponselnya di atas kasur dan kini memberi atensi penuh ke arah Sora di sebrang sana.
"Lo sama tante Tiana, emang sering? Atau, dia maksa lo kayak si bajingan itu ke gue?"
Jungwon menggeleng, lalu bangkit menghampiri Sora setelah mematikan lampu ruangan. Saat ini ruangan hanya terdapat cahaya dari lampu tidur berbentuk paus milik Sora di mejanya.
Kini anak laki-laki berwajah menyerupai kucing itu mendudukkan dirinya di bangku tepat di samping kasur Sora. Gadis itu cukup terheran karena Jungwon tiba-tiba malah mendekati dia begini.
"Kita nggak ada unsur keterpaksaan, dan di bilang sering. Nggak juga, kita nggak pernah main sampai jauh, atau ke intinya. Kenapa?" Tanya Jungwon lagi.
Tatapan yang kini di berikan Jungwon terlihat berbeda, Sora jadi merasa sedih karena seperti tengah di kasihani begini. Padahal dia hidup hanya ingin seperti anak-anak seusianya.
"Lo jangan kasih tatapan kasihan gitu, dong! Gue jadi ngerasa nggak enak." Sungut Sora sambil memutar kedua bola matanya malas.
Jungwon memasang wajah datar seperti biasa sebenernya dari tadi, mungkin karena sikapnya yang tiba-tiba mau bicara malah membuat Sora yang merasa tersinggung. Kondisi seperti saat ini benar-benar sangat sensitif bagi Sora, tentang apapun itu, keadaan nya cukup kacau sekarang.
Jungwon melirik jam yang menunjukkan pukul 12 malam. Besok dia harus sekolah karena ada presentasi di pelajaran matematika.
Sora menunduk, helaan nafas keluar dari mulutnya seperti putus asa. Untung saja kini dia setidaknya sudah tidak di rumah yang sama dengan bajingan itu, dia jadi bisa merasa lebih tenang walau sedikit.
Ponsel Sora berdering menampilkan nama Pak Darto di sana. Jungwon menatap Sora memastikan apakah gadis di hadapannya akan mengangkat nya atau tidak, namun Sora hanya memilih diam menatapi ponselnya sendiri yang masih berdering.
"Jangan di angkat kalau nggak mau," Jungwon bersuara.
Sora meremat selimutnya sendiri lalu perlahan helaan nafas berat dan keras keluar dari mulut gadis itu. Rasanya ingin langsung mengangkat telpon itu dan memaki orang tua jelek di sebrang sana dengan lantang.
"Jijik banget gue," guman Sora mengalihkan atensi Jungwon. "Badan, bibir, leher, dada, paha, bokong, area inti.. bajingan, sialan dia udah pegang semuanya. Gue, gue padahal cuman cari tempat singgah, gue cuman butuh rumah yang nyaman, susah, kah?" Sora menatap Jungwon kini dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Laki-laki itu menatap ponsel yang kini masih berdering, Jungwon mengambil ponsel itu dan menaruhnya di dalam laci lalu menutup nya dengan rapat hingga suara dering itu terbenam di kegelapan laci.
Jungwon mengangkat tangannya ragu, untuk menepuk pelan pundak Sora. Sebenarnya dia tidak pernah sedekat ini dengan perempuan selain Tante Tiana, namun jika di diamkan juga Sora yang ada akan menjadi-jadi, bagaimana nanti jika dia gantung diri di sini? Jungwon kan takut.
"Selagi dia nggak tau alamat di sini, aman." Jelas Jungwon sebisanya.
Sora melihat raut wajah Jungwon yang kini terlihat begitu kebingungan untuk menanggapi Dia yang nyaris menangis. Itu malah menjadi hal lucu buat Sora, makannya dia tertawa sekarang.
"Muka lo kalau lagi begini keliatan dongo," ucap Sora sambil tertawa dan menghapus bulir air matanya.
Jungwon yang merasa tidak terima langsung berdecak kesal lalu bangkit dari duduknya dan segera berbaring di kasur miliknya sendiri.
"Lain kali, nggak usah keliatan sok sedih gitu. Gue nggak akan perduli." Ucap Jungwon lalu memejamkan matanya.
"Maaf," sahut Sora masih sambil tertawa. "Tapi, won—"
"bodo amat."
To be continued>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND | YANG JUNGWON
Fanfic[17+] "Enak nggak? Jilat ludah lo sendiri?" Start : 20-08-23