Zavier berhenti di koridor menautkan alis menatap mading di kerumuni banyak murid, terlihat Rio dan Fara juga ada di sana tampak terperanjat kaget melihat foto-foto dan artikel yang tertempel di mading sekolah, keduanya saling pandang bergegas keluar mencari Azel, Satria dan Vano yang juga ada di sana sampai melongo tidak percaya
Zavier masih berdiri di tempat walaupun rasa penasaran muncul di hatinya namun cowok itu enggan mendekat, saat Haidar masuk kedalam lingkungan sekolah dengan wajah pucat semua spontan menatap dengan tatapan benci, Satria dan Vano mendekati Haidar dengan tatapan sinis penuh kebencian.
"Wah wah wah pembunuh sebenarnya ternyata ngak punya malu ya, ck, ck, gini nih dia yang sering meneriaki Zavier sebagai pembunuh nyatanya dia sendiri yang pembunuh malu ngak tuh", celetuk Satria sudah hilang wibawa, Satria yang dulu terkenal baik, ramah, di segani sudah hilang di gantikan Satria yang sekarang.
Haidar mengatupkan bibir enggan membalas, bergegas beranjak namun langkahnya terhenti merasakan lengannya di tahan Vano, "lo ngak punya malu hah, lo sudah menghancurkan kehidupan orang lain bangsat, lo buat anak kehilangan seorang ibunya", ujarnya keras membuat suaranya menggelegar di koridor
Haidar masih diam, Zavier juga masih diam di tempat tanpa melakukan apa-apa, "lo_", ucapan Vano berhenti melemparkan sebuah artikel lusuh yang sengaja dia lepas dari mading tepat kewajah Haidar
"Lo tahu ibu yang lo bunuh hah, dia ibu dari Azela Calista", tekan Vano membuat mata Haidar dan Zavier membola sempurnah tidak percaya, Haidar menggelengkan kepala mengambil artikel di sana membaca dengan perasaan kalut
"AAAAZZZEEEELLLLL"
Semuanya spontan menoleh terbelalak kaget melihat Azel yang sudah mematung di ujung koridor, menggenggam rok abu-abu kuat menahan air mata yang hampir keluar lagi, Fara yang tadinya teriak bergegas berlari menarik Azel menuju kelas.
Zavier membeku di tempat menatap punggung Azel yang terlihat menurun, hatinya tiba-tiba terasa teriris sakit, kenapa cowok itu bisa merasakan sakit melihat Azel yang terlihat menahan tangis ?
"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH, KALIAN TIDAK DENGAR BEL BERBUNYI", teriakan menggelegar dari pak Jay membuat semua tersentak terbirit menuju kelas masing-masing, pak Jay menghela nafas menatap punggung Haidar yang sudah berjalan menuju gedung IPS kemudian menatap punggung Zavier yang berjalan menuju gedung IPA dengan pandangan sulit di artikan.
Zavier melirik gadis yang duduk di sampingnya melalui ekor mata, menghembuskan nafas menyadari gadis itu hanya diam menatap kosong ke arah meja di depannya, Fara dan Rio juga sama menatap dari samping dengan pandangan nanar
Kelas yang biasanya sibuk berbisik tentang Zavier dan apapun yang terjadi di sekolah tiba-tiba senyap tidak ada satupun yang mengeluarkan suara, suasana canggung sangat terasa, Reza menghembuskan nafas panjang duduk di depan.
Azel sama sekali tidak mempedulikan suasa yang terjadi di dalam kelas bahkan rasa takutnya pada para arwah yang mengelilingi Zavier hilang begitu saja, hatinya benar-benar bimbang sekarang, perlakuan satu sekolah pada Haidar membuat hatinya teriris mengingat bagaimana perlakuan satu sekolah pada Zavier dulu waktu awal-awal menginjakan kaki di sekolah ini.
Bukan apa-apa hanya saja Azel mengingat bagaimana rasanya di perlakukan seperti itu dengan satu sekolah, dulu di sekolah lamanya Azel sering di bully, di hina, di caci maki karena kemampuan aneh yang dia miliki.
Seorang guru masuk kedalam kelas dengan alis terangkat bingung merasakan sesuatu yang berbeda di dalam kelas.
Jam istirahat tiba membuat semua menghela nafas lega bergegas keluar kelas menjauhi suasana yang terasa begitu aneh, "Azel", panggil Fata lembut membuat gadis itu tersentak kaget menoleh linglung tersenyum tipis.
"Kantin yuk", ajak Fara namun Azel langsung menggelengkan kepala enggan menuju kantin membuat Fara menghela nafas prihatin, "tunggu ya gue belikan roti dan susu kotak", ujar Fara langsung menarik lengan Rio meninggalkan kelas
Didalam kelas tinggal Zavier dan Azel yang sama sekali tidak mengeluarkan suara, "lo ngak apa-apa?", tanya Zavier membuat Azel tersentak mengerjapkan mata menoleh menatap cowok itu dengan pandangan horor lebih horor di bandingkan dengan penampakan para arwah di sekeliling cowok itu
"Lo nanya gue ?", tanyanya menunjuk dirinya sendiri membuat Zavier mencibir pelan mau tidak mau menganggukan kepala.
Azel tersenyum tipis menganggukan kepala kembali menatap kedepan, "gue ngak apa-apa hanya saja hati gue bimbang_", ujarnya menggantungkan kalimat menghembuskan nafas.
Zavier diam saja menunggu apa yang akan gadis itu katakan, "jujur gue ingin pelaku membayar setimpal apa yang dia lakukan hanya saja melihat Haidar di perlakukan seperti itu membuat gue juga merasakan sakit", lirihnya membuat Zavier spontan menoleh menatap wajah gadis itu dari samping.
Cowok itu menanggap lain ungkapan hati Azel, cowok itu merasa gadis itu menyukai Haidar, mekikirkan hal itu entah kenapa hati Zavier terasa retak.
Zavier terdiam enggan menanggapi kembali menatap kedepan dengan pandangan kosong membuat Azel menghembuskan nafas, keduanya tidak menyadari Haidar berdiri di luar kelas bersandar di dinding mendengar obrolan kedunya lebih tepatnya mendengar apa yang Azel katakan membuat hatinya semakin di penuhi rasa bersalah.
Fara dan Rio yang berjalan beriringan menuju kelas tersentak melihat Haidar berdiri di luar, keduanya langsung panik bergegas berlari menuju kelas membuat Haidar tersentak bergegas pergi meninggalkan kelas 12 IPA 3 tidak menghiraukan umpatan dan hinaan dari satu sekolah.
Haidar tersenyum getir, "jadi ini yang lo rasain selama ini Zavier", gumamnya kembali menuju kelas.
"Azellll, lo ngak apa-apa kan ? Ada yang luka ?", tanya Fara panikembuat Rio menggelengkan kepala tidak sengaja bertatapan dengan Zavier, Rio tersenyum tipis beranjak menuju bangkunya.
"Gue ngak apa-apa Fara, pesanan gue mana ?", tanyanya, Fara terkekeh mengeluarkan dua roti dan juga dua susuk kotak menaruh di atas meja, "makasih", ucap Azel.
Fara kembali ke bangku mengobrol dengan Rio, Azel mengambil satu roti dan satu susu kotak memasukan kedalam laci Zavier membuat cowok itu tersentak menoleh dengan alis terangkat tinggi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Zavier (Terbit)
Mystery / ThrillerAzela Calista, gadis cantik bertubuh mungil yang terpaksa pindah sekolah untuk kesekian kali karena kerjaan ayah, SMA Atmajaya, sekolah elit yang terkenal dengan fasilitas lengkap dan prestasi gemilang, awalnya gadis itu sama sekali tidak tertarik d...