Part 23

494 64 15
                                    

Happy reading...

Hai apa kabar? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai apa kabar? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya 😊. Setelah sekian lama cerita ini berdebu. Akhirnya hari ini aku bisa nulis lagi guys. Maaf kalau misal gak dapet fell nya. Kaku bgt diriku setelah lama gk nulis tiba" nulis lagi wkwkw 😂.

Taeyong membuka mata, dengan segera kembali memincingkannya ketika cahaya matahari yang menyilaukan memborbardir penglihatannya seketika.
Kepalanya terasa berat dan pusing, berdenyut-denyut nyeri, dan dia berusaha memikirkan apa yang terjadi.

Seingatnya, dia sedang bersama Jeno, Mark, dan Giselle. Dia minum sekitar satu atau dua gelas, dan pastilah mabuk berat setelahnya. Minum-minum memang tidak pernah menjadi bakat yang bisa dia banggakan. Sangat mudah untuk membuatnya tumbang hanya dalam satu tegukan.

Ingatan lain memasuki pikirannya. Jaehyun. Samar-samar dia ingat bahwa pria itu membawanya pergi. Taeyong tidak terlalu yakin, tapi dia membuka mata lagi. Ini jelas bukan kamarnya.

Maka dia bergegas duduk, mengedarkan pandang, mengamati ruangan luas tempatnya berada sekarang. Ruangan yang nyaris kosong tanpa perabot. Hanya ada satu ranjang, lemari pakaian yang tertanam di dinding, rak-rak berisi buku, kursi panjang, sebuah meja dengan laptop diatasnya, dan dia terkesiap. Jung Jaehyun, yang berdiri di samping jendela kaca besar lebar yang memenuhi satu sudut ruangan, tanpa tirai, yang menjelaskan kenapa ruangan ini begitu terang benderang meski baru pukul setengah tujuh pagi.

"Hai," sapa Taeyong canggung.

Matanya turun ke bawah, ke tubuhnya, dan menyadari bahwa dia masih mengenakan pakaiannya semalam. Entah dia harus merasa bersyukur atau merasa tersinggung oleh fakta yang menegaskan bahwa pria itu begitu enggan menyentuhnya.

"Minum itu." Jaehyun mengedikkan dagu ke arah meja kecil di samping tempat tidur. Di atasnya sudah diletakkan sebuah botol yang sepertinya berisi obat pereda hangover, serta segelas air.

"Bersihkan dirimu, lalu temui aku di meja makan. Kita perlu bicara."

Taeyong mengerjap setelah Jaehyun melangkah keluar dan menutup pintu kamar. Sepertinya topik pembicaraan mereka nanti tidak akan menyenangkan. Terutama karena Jaehyun mengajaknya bicara, yang jelas tidak pernah terjadi sebelumnya.

***

"Aku tidak akan menjelaskan detailnya. Hanya poin intinya saja."

Taeyong menggoreskan kukunya dengan gelisah di badan cangkir. Dia berusaha menerka-nerka apa yang akan disampaikan Jaehyun padanya, tapi tidak ada satu ide pun yang mampir di benaknya.

Taeyong memutuskan untuk tidak meminum kopinya. Rasa-rasanya dia kehilangan kemampuan menelan. Jadi dia biarkan saja cairan berwarna coklat gelap di dalam cangkir itu mendingin.

THE ARTIST & THE BODYGUARD (Jaeyong)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang