Petir menyambar, menggetarkan bumi dengan suaranya yang keras. Hujan deras disertai dengan angin kencang menerjang bumi. Memadamkan obor-obor yang ditempel disepanjang koridor kediaman salah satu bangsawan kerajaan.
Seorang pelayan dengan langkah ragu berjalan melewati koridor tersebut. Ia mengusap belakang lehernya ketika merasa hawa dingin melintas. Pelayan tersebut menoleh kebelakang. Teriakannya belum sempat keluar dari tenggorokan ketika tajamnya pedang sudah lebih dulu menutus urat nadinya.
Pelayan muda itu tergeletak, bersimpah darah dengan kepala nyaris putus dari tubuhnya.
Petir kembali menyambar. Menyebar cahaya yang memantul dari sepasang mata berwarna hijau. Secarik kain menutup sebagian wajahnya. Menghalangi dunia untuk melihat wajah dinginnya ketika wanita itu mengayunkan pedang, menangkis dan menebas para penjaga yang berbondong-bondong menyerang,
"Panggil bantuan!" seru salah satu penjaga. Yang diteriaki langsung berlari menjauh. Jantungnya berdetak kencang dan deru nafasnya memburu saat mendengar teriakan kesakitan dibelakang sana.
Poison Rose, sang pembunuh bayaran yang ditakuti oleh para bangsawan. Musuh kekaisaran dan mimpi buruk bagi siapapun yang bertemu dengannya.
Rumor mengenai Poison Rose telah menyebar diseluruh kalangan. Mulai dari rakyat jelata sampai bangsawan membicarakannya. Terlebih ketika dia dengan sadis membantai habis keluarga Marquess.
Sang Kaisar bahkan sampai membentuk pasukan khusus untuk menangkap sosoknya. Tentu saja tak mudah, sebab mereka bahkan tak pernah melihat wajah asli dari Poison Rose. Yang mereka ketahui hanyalah sosok berbahaya ini adalah pemilik sepasang mata berwarna hijau. Satu ciri yang banyak dimiliki oleh penduduk kekaisaran.
"Yang Mulia! Poison Rose menyerang kita!!" penjaga itu berteriak, menarik seluruh perhatian dari seorang pria yang tengah berbaring santai ditemani oleh dua wanita muda.
Count Viktor tersentak. Dia bergegas meraih jubah untuk menutupi tubuh telanjangnya. Sedangkan dua wanita muda di sisinya langsung bergetar ketakutan. Kebingungan mencari perlindungan.
"Panggil semua penjaga!" Dengan membawa satu pedang, Count Viktor melangkah terburu-buru keluar dari dalam kamar. Dia harus pergi sebelum Poison Rose brengsek itu menemukan keberadaannya.
Dia memang bisa bertarung. Tapi menyadari bahwa Poison Rose telah membunuh Marquess yang dikenal sebagai ahli pedang, tentu saja Count Viktor lebih memilih untuk kabur dibandingkan harus mempertaruhkan nyawanya.
Sebentar lagi, dia akan sampai ke pintu rahasia yang akan membawanya ketempat persembunyian. Poison Rose itu tidak akan bisa menemukannya.
"Sial!!"
Count Viktor berhenti melangkah ketika seorang berpakaian serba hitam menghadang. Kain hitam yang menutupi sebagian wajah, mata hijau dan pedang berlumuran darah. Tak salah lagi, sosok didepannya adalah sang pembunuh bayaran yang dicari oleh seluruh kekaisaran.
"Ku bunuh kau, berengsek!!" Count Viktor menarik pedangnya. Dengan seluruh kemampuannya, dia berlari menerjang. Mengayunkan pedangnya sepenuh tenaga kearah sosok yang hanya diam menunggu didepan sana.
Ujung pedang tajam itu berkilat bersamaan dengan petir yang kembali menyambar. Count Viktor tercekat. Tubuhnya berhenti bergerak saat ia merasakan panas ditenggorokannya.
Dengan gemetar Count Viktor menyentuh lehernya yang basah. Ada darah yang merembes deras dari sana.
"Kau—" darah memuncrat dari mulutnya. Mengotori lantai lalu mengalir terbawa arus air hujan. Tubuh tegap Count Viktor ambruk menimpa genangan darah dibawahnya.
Sosok berpakaian serba hitam didepan sana diam mengamati detik-detik Count Viktor meregang nyawa. Tak ada belas kasih atau setitik rasa bersalah saat melihat Count Viktor menghembuskan nafas terakhirnya dengan kondisi yang mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON ROSE
RomanceRose telah menjalani profesi ini lebih dari sepuluh tahun. Tanpa kesalahan, tanpa kekurangan, dia selalu menyelesaikan misi dengan sempurna. Hingga mereka memanggilnya Mawar Beracun. Simbol kecantikan yang mematikan. Indah namun tak bisa disentuh ru...