Musim gugur telah berakhir, saatnya guyuran hujan membasahi bumi, tepatnya di mana manusia-manusia tinggal. Itu tentu saja tidak lepas dari peran para dewa-dewi penghuni Olympus⁵, yakni Dewi Demeter⁶ yang mengganti musim dan Dewa Zeus⁷ yang menurunkan hujan dari langitnya.
Jika di struktur-kan, bumi berada di dunia tengah dan dihuni oleh para manusia, sedangkan Olympus berada di dunia atas dan dihuni oleh para dewa, terakhir dunia bawah berada jauh pada perut bumi, disebut sebagai Hades karena diambil dari nama Dewa Hades⁸, yang memang menjadi penguasa under world⁹.
Kembali ke Olympus, di atas sana para dewa disibukkan dengan perannya masing-masing, ada satu sebenarnya yang dari kemarin mengabaikan tugas, yakni Afrodit, sang dewi kecantikan.
Tepatnya pada sebuah istana kristal mewah, Afrodit dengan angkuhnya duduk di atas singgasana, wajahnya kembali mengerut tidak senang, persis seperti kemarin.
"Kau sungguh mengecewakan Eros. Bagaimana bisa Dewa seperti mu gagal menjalankan perintah dari ku?!" Kilat amarah terpancar pada dua mata indah.
Pria dengan sayap berwarna putih tulang itu hanya merespon kalimat penuh amarah sang ibu dengan jelingan mata malas.
"Bukankah sudah ku bilang? Tugas ini sangat beresiko, tidak mungkin aku menampakkan diri di depan makhluk rendah seperti mereka," jawab nya angkuh.
Wanita dengan paras sungguh sempurna itu makin memberikan tatapan marah pada sang anak, apakah sangat sulit untuk menjalankan tugas kali ini? Karena ia sangat ingin memberikan manusia rendah itu pelajaran karena telah berkhianat dengan cara mengambil pengikutnya yang mana mereka mengalihkan penyembahan ke manusia fana itu, dan manusia itu adalah putri dari kerajaan yang agung, Psyche.
"Kau harus kembali pergi membidik anak panahmu ke manusia itu, agar dirinya jatuh cinta dengan makhluk terburuk yang ada di dunia tengah. Beraninya dia berkhianat pada ku, sungguh dia sudah melupakan derajatnya sendiri."
Eros dengan nyata menampakkan ketidakpedulian terhadap amarah yang meledak.
"Aku tidak bersedia, tugas ku sudah banyak. Jika mau, mintalah bantuan pada Zeus, itupun jika kau berani, Bu." Detik setelah mengatakan itu, kepakan sayap putih bergerak, Eros pergi dari sana, tanpa mendengarkan lagi kalimat dang dewi.
Sepeninggalan Eros, Afrodit makin tersulut emosi, dan tepat saat itulah sebuah sumpah keluar dari bibir cantiknya. Sebuah sumpah yang menyatakan bahwa, sampai kapanpun tidak akan ada seseorang pun yang tertarik untuk memilih Putri Psyche sebagai pendamping hidup.
•••
Guyuran hujan membasahi tanah subur milik kerajaan paling agung dan berjaya saat itu. Setelah musim gugur berlalu, seluruh rakyat dengan semangat menyambut penanaman gandum tiba, menurut mereka, kesuburan tanaman kembali merupakan rahmat dari Dewi Demeter.
Sang Raja, yakni Raja Ignatius juga turut merasakan bahagia dan syukur melihat rakyatnya bersuka cita. Namun, secara bersamaan juga ada sedikit keresahan dalam benak Raja, ini tentang putri kesayangannya.
Diantara dua putrinya, hanya Psyche yang belum menjalin keluarga, padahal usia sudah menginjak batasnya. Ignatius heran, kenapa tidak ada pangeran dari negeri lain untuk meminang putri cantiknya, padahal kecantikan itu sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia, tapi tidak ada juga yang berniat serius.
"Bagaimana ini baginda, Psyche belum juga memiliki pasangan, bukankah kejadian ini terlalu aneh, tidak mungkin putri kita yang sangat cantik ini belum juga mendapatkan pendamping hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬 𝑹 𝑶 𝑺 [𝒉𝒚𝒖𝒄𝒌𝒓𝒆𝒏]
FanficMitologi, mungkin berubah. -fanfic lokal [hyuckren] -fantasi -bxb